Aksi Hunt yang Tak Menua
Agen Ethan Hunt seakan tidak terhentikan meski telah beraksi sejak film pertama ”Mission: Impossible” tahun 1996. Setelah 22 tahun, aksinya justru kian bergelora dalam ”Mission: Impossible-Fallout”, film keenam seri ”Mission: Impossible”. Misinya semakin sulit, tetapi aksinya semakin menawan.
Semua tak lepas dari aktor Tom Cruise yang memerankan Hunt dengan energi yang seolah tidak ada habisnya. Dalam usianya yang sudah 56 tahun, Cruise tidak tampak menua. Adegan-adegan berbahaya, bahkan menyebabkan dia cedera, tidak membuatnya jeri. Dia menaikkan lagi garis batas film laga.
Cruise dalam karakter Hunt memang menjadi sentral
Mission: Impossible. Aksi-aksinya membuat penonton menahan napas. Kali ini dia harus memanjat tebing tegak lurus, kejar-kejaran sambil ditembaki di atas sepeda motor, meloncat dari ketinggian 7,5 kilometer, melompati gedung-gedung, dan memanjat naik helikopter melalui tali pembawa muatan lalu menerbangkannya di antara tebing-tebing.
Christopher McQuarrie kembali menjadi sutradara setelah sukses menggarap film sebelumnya, Mission: Impossible-Rogue Nation (2015). Ini membuat dia sutradara pertama yang menangani dua film Mission: Impossible.
Bisa jadi itu pula sebabnya Fallout mengikuti alur yang ditinggalkan Rogue Nation. Hunt kembali bertemu musuh lamanya, Solomon Lane (Sean Harris), yang raut mukanya berbeda dari film sebelumnya berkat jenggot dan cambang subur. Hunt juga dibantu lagi oleh agen Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang dia temui saat memburu Lane.
Tentu saja Hunt tetap ditemani dua rekannya, Luther Stickell (Ving Rhames) dan Benjamin ”Benji” Dunn (Simon Pegg). Trio kocak yang saling menyayangi, saling mendukung, dan saling memahami satu sama lain ini tidak pernah gagal mengundang tawa.
Misi kali ini adalah mendapatkan kembali plutonium yang digunakan kelompok agen pembelot, The Apostles, untuk menciptakan akhir dunia. Hunt sudah dekat dengan keberhasilan mendapatkan plutonium pertama, tetapi karena memilih menyelamatkan nyawa Luther, dia kehilangan plutonium itu.
Bos Hunt, Alan Hunley (Alec Baldwin), menyalahkan dia karena membahayakan nyawa jutaan orang. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) pun tak percaya. Direktur CIA Erica Sloane (Angela Bassett) juga meragukan kinerja dan kesetiaan Hunt. Ia memerintahkan agen August Walker (Henry Cavill) untuk mengikuti setiap langkah Hunt dan mendapatkan plutonium dengan cara apa pun, termasuk jika harus membunuh Hunt.
Dalam menjalankan misinya, Hunt harus melewati banyak kelompok perantara. Siapa musuh, siapa teman, dan siapa penyusup menjadi tidak jelas. Sebuah pertukaran rupanya telah dirancang antara pihak yang menangkap Lane dan paket plutonium. Namun, semua berjalan dengan salah.
Hunt pun harus berpacu dengan waktu mencegah Lane menghancurkan dunia dengan bom nuklir. ”Semakin besar penderitaan, semakin besar perdamaian,” demikian semboyan Lane.
Tabrakan
Bukan Mission: Impossible namanya jika tidak ada tabrakan, letusan, dan ledakan yang spektakuler. Dalam Fallout, Hunt membawa penonton dalam aksinya di Paris, London, dan Kashmir. Tempat-tempat ikonik di kota itu menjadi latar laga, terutama kejar-kejaran dengan kaki, sepeda motor, mobil, hingga helikopter. Di Paris, Hunt dan Walker terjun ke atas Grand Palais. Keduanya harus mengebut di atas sepeda motor melewati Champs-Elysees dan Arc de Triomphe.
Hunt berlarian di Katedral St Paul di London, melompati atap gedung-gedung, hingga berakhir di atas menara Tate Modern. Tak ketinggalan, perburuan dengan helikopter di antara tebing-tebing bersalju di Kashmir.
Satu di antara aksi Cruise itu mematahkan pergelangan kakinya. Dalam acara The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, Cruise menuturkan, cedera itu justru didapatkan dalam adegan ”gampang”. Ketika saya berlari dan melompat dari satu gedung ke gedung berikutnya,” ujar Cruise, seperti dikutip The Hollywood Reporter.
Adegan perkelahian paling epik terjadi di toilet pria di Grand Palais. Di situ Hunt dan Walker bertarung dengan seorang yang dicurigai sebagai John Lark, pemilik plutonium. Pria dengan wajah keturunan China (diperankan Liang Yang) rupanya menguasai gerakan bela diri yang gesit bak jago kungfu. Perkelahian dua lawan satu itu sangat intens, diiringi dinding hancur dan kaca pecah, diakhiri tembakan yang membuat nyawa Lark melayang. Darah merah di atas ubin serba putih tampak dramatis.
Di antara aksi, terselip drama saat Hunt bertemu istrinya, Julia (Michelle Monaghan). Ini kemunculan ketiga Monaghan dalam seri Mission: Impossible.
Puntiran
Cerita dituturkan linear dengan puntiran yang menarik. Penonton digiring untuk menduga-duga siapa sebenarnya dalang semua persoalan. Hanya ada satu adegan dengan topeng wajah, yang merupakan salah satu kekhasan Mission: Impossible. Namun, adegan yang hanya satu itu pun berhasil membuat penonton tersenyum sambil berkata dalam hati, ”Taraaa....”
Cavill, pemeran Superman dalam jagat komik DC, harus beradu akting dan laga dengan Cruise. Wajah mulus Superman lenyap di balik kumis dan cambangnya. Badannya yang perkasa juga terbungkus setelan jas. Cavill mampu membawakan karakter Walker yang sok jagoan dengan baik.
Mission: Impossible-Fallout banyak menuai pujian berkat jalinan cerita, aksi, akting, sinematografi, dan musik latar (score) yang digarap baik. Musik latar khas Mission: Impossible mengiringi aksi-aksi impresif sehingga tertanam di benak penonton. Film ini juga dianggap yang terbaik dalam enam seri Mission: Impossible.
Kombinasi sukses itu sepertinya yang membuat Agen Hunt tidak bisa berhenti menolak misi yang diberikan kepadanya, yang kemudian hancur dalam lima detik itu. Seperti kata Lane dan Walker, dia bisa saja menolaknya. ”Should you accept this mission”, bisa saja Hunt bilang tidak.
Jangan. Setidaknya, penonton masih menyambut Agen Hunt.