BOGOR, KOMPAS—Warga mengeluhkan dampak dari truk yang melewati akses Jalan Parungpanjang menuju ke kawasan pertambangan di Lebak Wangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Persoalan lama ini belum ada solusinya.
Di lapangan, Minggu (29/7/2018), antrean truk tronton yang membawa batu, memanjang sejak pukul 10.30 hingga pukul 13.00. Lebih dari 200 truk tronton terparkir di jalan dan menutupi akses pengguna jalan lainnya. Lalu lintas kian macet lantaran ada perbaikan jalan di beberapa titik Jalan Raya Parungpanjang.
Dadi (31), warga RT 003 RW 003 Kelurahan Lumpang, Kecamatan Parungpanjang, Bogor, mengatakan, akses menuju Stasiun Parungpanjang selalu macet mulai pukul 05.00 karena ratusan truk parkir sembarangan di pinggir jalan hingga menyebabkan lalu lintas macet.
Ketua RT 003 RW 003 Kelurahan Lumpang, Sukarya (51), hampir setiap hari menampung keluhan warga yang kesal karena lingkungan mereka selalu terpapar debu dari truk tronton. Menurut dia, kondisi lingkungannya tidak semakin membaik walaupun sekarang jalan di depan rumahnya mulai dibeton dari satu sisi.
"Rumah warga dan tanaman sekitar, semuanya kusam karena terpapar debu," kata Sukarya.
Dedi (52), warga yang rumahnya berhadapan secara langsung dengan lalu-lalang truk pun selalu menutup pintu rumahnya. Hal serupa juga dilakukan warga lain yang rumahnya menghadap langsung ke jalan, dengan alasan agar debu tidak masuk ke dalam rumah.
Kondisi tersebut juga menerpa sebagian sekolah yang berhadapan langsung dengan jalan. SD Negeri 01 Lumpang misalnya, yang berjarak sangat dekat dengan pinggir jalan dapat terdampak secara langsung oleh debu.
Terkait penanganan debu dan kemacetan, Sukarya pernah mendengar bahwa akan disediakan jalur khusus bagi truk tronton tersebut. Alih-alih mendapat kabar jalur truk dipindahkan, kawasan jalan di lingkungannya justru dibeton sejak bulan Juni lalu.
"Percuma dibeton lagi, sebelumnya saja rusak bahkan tidak sampai 8 bulan," kata Sukarya.
Sementara, Polsek Parungpanjang berupaya mengatur pembatasan truk di jalur ini. Kepala Polsek Parungpanjang Komisaris Nurahim mengatakan bahwa jumlah truk yang lewat Jalan Parungpanjang terlalu banyak.
"Personel lalu lintas untuk pembatasan truk setiap harinya hanya sekitar 3 orang. Mereka harus mengatur truk yang jumlahnya hampir 3.000 kendaraan," kata Nurahim.
Nurahim mengatakan, jumlah sekitar 3.000 truk tersebut adalah limpahan dari sebagian truk yang mengangkut hasil tambang dari Gunung Sindur. Di kawasan tersebut, truk hanya boleh beroperasi pada pukul 20.00-04.00.
"Karena aturan itu, sebagian truk mau tak mau lewat Parungpanjang karena tidak ada jalur alternatif lain," kata Nurahim.
Tiadanya jalur alternatif juga disampaikan Yani (35), sopir truk tronton yang sehari-harinya lewat Jalan Parungpanjang. Di sisi lain, menurut Yani, jalur tersebut menghidupi sebagian warga seperti Bari (34), yang bekerja sebagai montir untuk truk rusak di kantong parkir buatan warga.
Terkait solusi, Nurahim berharap, truk yang menuju Parungpanjang dapat dialihkan ke jalur khusus.
"Bahkan kantong parkir yang dioperasikan di Kecamatan Legok, Tangerang, tidak cukup menampung truk tronton, hingga melebar ke kantong parkir bayangan yang dibuat warga. Bila tidak dapat dialihkan, setidaknya dapat dikurangi," kata Nurahim.
Terpisah, Bupati Bogor Nurhayanti membenarkan sejumlah ruas jalan yang penuh dengan truk-truk besar, yang kapasitasnya tidak sesuai dengan status jalan kabupaten.
"Kalau ada jalan tambang, ini tidak akan mengganggu jalan masyarakat," katanya.
Bupati mengaku sudah meminta bantuan Pemprov Jawa Barat, untuk membangun jalan tambang.
Adapun izin pertambangan adalah wewenang provinsi dan hasil tambang yang diambil dari Bogor ini juga untuk kepentingan pembangunan nasional di Jakarta.
Selain itu, menyangkut debu yang mengganggu kesehatan masyarakat, Bupati juga memerintahkan puskesmas-puskesma lebih menyosialisasikan cara pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit lainnya akibat debu.
(Aditya Diveranta)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.