Koin 50 Tahun Burger Amerika
Tahun 2018 menjadi tahun spesial bagi restoran cepat saji McDonald\'s. Tahun ini salah satu menu fenomenal yang disajikan, Big Mac, merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Menu ini disebut fenomenal bukan karena mulut harus menganga selebar-lebarnya untuk menggigitnya. Tetapi Big Mac selalu mempunyai cerita menarik mengenainya.
Big Mac ditemukan di Uniontown, Pennsylvania pada tahun 1967 oleh Jim Delligatti, salah satu pemilik waralaba McDonald’s. Big Mac mulai diperkenalkan pada menu nasional di Amerika Serikat pada tahun 1968. Sejak itu, Big Mac dijual di lebih dari 100 negara.
Karena banyaknya negara yang menjual menu tersebut, Majalah The Economist pada tahun 1986 menerbitkan Big Mac Index setiap tahun. Indeks itu menjadi panduan ringan untuk membandingkan nilai mata uang asing terhadap dolar AS. Harga Big Mac di sebuah negara, dibandingkan dengan harga Big Mac di Amerika, maka akan terlihat, apakah mata uang negara tersebut berada di level yang benar.
Di perayaannya yang ke-50 kali ini, Big Mac akan menggelar kampanye MacCoin. Kampanye yang masih berbau \'ekonomi\' ini menarik karena jumlahnya yang terbatas, dan hanya ada dalam waktu enam hari, yakni 2-7 Agustus 2018. Menyambut kampanye soal MacCoin ini, Kompas dan Tempo mendapat kesempatan untuk mewawancara lebih jauh dengan Michael Hartono, Marketing Director of MarComm & CBI Rekso Nasional Food, pemegang lisensi McDonald\'s di Indonesia.
Seperti apa MacCoin itu?
MacCoin adalah mata uang pertama yang diciptakan untuk merayakan ulang tahun Big Mac ke-50. MacCoin tidak memiliki nilai moneter, namun konsumen bisa menukar MacCoin dengan 1 Big Mac gratis di semua restoran McDonald’s di negara-negara yang berpartisipasi hingga akhir tahun 2018.
Ada lima desain koin yang merepresentasikan lima dekade Big Mac. Koin ini terbuat dari kuningan yang diproduksi di Amerika. Jumlahnya terbatas, yakni hanya 6,2 juta dan dibagikan ke 50 negara yang berpartisipasi. Indonesia hanya mendapatkan 65.800 koin saja. Menariknya koin ini menggunakan tujuh bahasa, dan salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Bahasa lainnya, Arab, Inggris, Mandarin, Portugis, Quebec dan Spanyol.
Karena jumlahnya terbatas, koin ini hanya bisa didapatkan pada tanggal 2-7 Agustus 2018 dengan cara membeli paket Big Mac Large di toko, bukan melalui layanan delivery atau drive thru. Oleh karena itu, koin ini bisa menjadi barang koleksi karena tidak diproduksi lagi.
Apa makna dari setiap desain MacCoin?
MacCoin dekade 1968-1978 fokus pada “flower power” untuk menekankan pada era dimulainya perkenalan kepada Big Mac selama musim panas. Bunga dan sinar matahari merupakan tema visual yang umum pada saat itu, membantu membingkai Big Mac dengan energi yang baik.
MacCoin dekade 1978-1988 mewakili era awal komputer ketika lanskap 3D ada di mana-mana. Big Mac berada di masa ‘80-an yang penuh dengan kiasan grafis yang menyenangkan dari era itu.
Pada awal 90-an, desain dan mode dipenuhi dengan tema retro dan bentuk abstrak. Kami menggunakan beberapa elemen ini sebagai latar belakang untuk MacCoin dekade 1988-1998.
Pada pertengahan tahun 2000-an, ilustrasi yang digambar dengan tangan menjadi tema umum dalam musik dan film. Untuk MacCoin dekade 1998-2008, kami memanfaatkan gaya ini sebagai latar belakang dengan referensi ke era awal internet awal dan ledakan teknologi yang menyusul kemudian.
Untuk MacCoin 2008-2018 saat ini, kami memanfaatkan bentuk-bentuk abstrak yang lucu yang ditemukan di media sosial, emoji dan budaya internet. Big Mac telah menjadi viral.
Bagaimana posisi Big Mac di resto McDonald\'s Indonesia?
Big Mac memang terus dicari konsumen di Indonesia. Dia menjadi salah satu favorit burger, walaupun bukan yang terbesar. Mungkin karena harganya yang lebih mahal dari burger yang lain. Namun pasar Indonesia bukanlah pasar burger, tetapi pasar ayam. Jadi tetap penjualan ayam masih mendominasi penjualan kami.
Bagaimana pertumbuhan restoran McDonald\'s di Indonesia?
Rekso mengambil alih McDonald\'s sejak tahun 2009. Dan sejak itu pertumbuhan kami sangat baik. Bahkan kami terus membuka resto baru di beberapa kota. Kami juga sudah membuka di toko di Jembsr, Samarinda, Balikpapan, dan Manado. Semuanya berkembang bagus. Saat ini jumlah toko ada 185 toko, dan akan memjadi 196 toko hingga akhir tahun.
Bagaimana McDonald\'s bisa terus bertahan, di tengah banyaknya resto siap saji yang juga berkembang?
Kami terus memperhatikan permintaan konsumen, disamping mempertahankan apa yang sudah menjadi keunggulan kami. Kemudian kami juga terus berupaya agar pengalaman konsumen menyenangkan. Konsumen bisa memesan lewat digital, non tunai, lalu tinggal datang dan menyantap di restoran tanpa antre.
Ada juga layanan di meja, dimana makanan diantar ke meja.
Kami juga mengembangkan aplikasi yang akan memberikan promosi beragam yang sangat menarik bagi pemakainya.
Aplikasi ini akan kami kembangkan karena dari layanan itu kami bisa mengumpulkan banyak data mengenai kegemaran dan pilihan konsumen.
Saat ini banyak resto McDonald\'s berdiri sendiri. Kenapa?
Resto yang berdiri sendiri lebih menguntungkan dari pada gabung di mall. Memang kami harus mempunyai lahan sendiri. Namun kami tidak terikat jam, kami bisa buka 24 jam. Dengan begitu lebih banyak menu yang bisa kami jual. Akses bagi konsumen juga lebih mudah.
Mengenai komponen bahan baku?
Hampir semua bahan baku berasal dari lokal. Sekitar 80 persen. Hanya saja, walau produk lokal, kenaikan kurs dollar juga berpengaruh karena pakan ternak untuk ayam berasal dari impor.