YOGYAKARTA, KOMPAS -- Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menerjunkan dua tim yang terdiri dari mahasiswa dan dosen untuk membantu korban gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tim UGM itu telah tiba di lokasi yang terdampak gempa untuk melakukan assessment atau penilaian kondisi lapangan serta memberikan bantuan pada para korban gempa.
"Lokasi terdampak bencana yang sudah dilakukan assessment adalah Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia (Kabupaten Lombok Timur)," kata Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Irfan Dwidya Prijambada, melalui keterangan tertulis, Senin (30/7/2018).
Irfan menjelaskan, dua tim yang dikirim untuk membantu korban gempa bumi itu terdiri dari para mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Lombok. Masing-masing tim itu didampingi oleh satu dosen pembimbing lapangan.
Lokasi terdampak bencana yang sudah dilakukan assessment adalah Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia (Kabupaten Lombok Timur)
Tim pertama terdiri dari 30 orang mahasiswa plus satu dosen pembimbing lapangan yang sebelumnya menjalani KKN di Desa Masbagik Timur, Kabupaten Lombok Timur.
Adapun tim kedua terdiri dari 29 mahasiswa dan satu dosen pembimbing lapangan yang sebelumnya menjalani KKN di Desa Bagik Polak, Kabupaten Lombok Barat.
Irfan menyatakan, sesudah tiba di lokasi terdampak gempa bumi, tim UGM langsung melakukan penilaian kondisi lapangan serta memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada para korban bencana.
Selain itu, sejumlah mahasiswa profesi dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM juga memberikan bantuan medis kepada para korban gempa bumi.
Menurut Irfan, dalam memberikan bantuan kepada para korban gempa, tim UGM melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, misalnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), dan pihak terkait lain. Tim UGM juga berkoordinasi dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).
"Koordinasi sudah dijalankan dengan melibatkan BNPB, BPBD NTB, pemangku wilayah setempat, Kagama, serta puskesmas," ungkap Irfan.
Seperti diberitakan, pada Minggu (29/7/2018) pagi, wilayah Lombok diguncang gempa bumi dengan magnitudo 6,4. Berdasarkan data BNPB, hingga Senin pukul 11.00 Wita, gempa bumi itu menyebabkan 16 orang meninggal dunia dan 355 orang luka-luka. Selain itu, akibat gempa tersebut, ribuan warga juga terpaksa mengungsi.