Kekalahan Kubu Konservatif dalam Pemilu Sela Merepotkan PM Turnbull
Oleh
Harry Bhaskara dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
Kekalahan kubu konservatif dalam pemilihan umum sela (by-election) di empat dari lima daerah pemilihan menyimpan banyak pekerjaan rumah bagi pemerintahan koalisi Perdana Menteri Malcolm Turnbull walau hasil pemilihan yang diumumkan pada Senin (30/7/2018) tidak mengubah komposisi kursi di parlemen.
Pemilihan umum berjuluk ”Super Saturday” yang digelar di Braddon (Negara Bagian Tasmania), Longman (Queensland), Mayo (Australia Selatan), Freemantle dan Perth (Australia Barat) pada Sabtu (28/7/2018) ini cukup mengejutkan kubu konservatif.
Komposisi parlemen tidak berubah karena Partai Buruh berhasil mempertahankan keunggulannya di empat daerah pemilihan dan kubu konservatif pada satu dapil, yaitu Mayo dengan penambahan 2,7 persen suara menjadi 52,7 persen. Partai Buruh menambahkan 0,2 persen suara di Braddon menjadi 52,4 persen; 3,7 persen di Longman menjadi 54,4 persen; 9,7 persen di Fremantle menjadi 67,2 persen; dan 9,9 persen di Perth menjadi 63,2 persen.
”Partai Buruh hanya menang sedikit suara di Longman dan tidak memenangi suara sama sekali di Braddon,” tutur Turnbull pada Minggu (29/7/2018) ketika berusaha mengecilkan arti kemenangan kubu oposisi.
Shorten yang sering dilihat sebagai pemimpin yang kurang populer tetap menang di dapil yang diperkirakan akan direbut kubu liberal (Liberal National Party), seperti di Mayo dan Longman.
Para analis berpendapat, hasil ini tidak otomatis berarti Turnbull akan kalah dalam Pemilu 2019 karena karakter pemilihan umum sela berbeda dengan pemilu, tetapi mereka sependapat bahwa Turnbull akan menghadapi banyak masalah.
Super Saturday akan berdampak pada kebijakan Turnbull, momentum pemilu tahun depan, dan rasa percaya diri pada pemimpin oposisi, Bill Shorten. Sebelumnya, spekulasi merebak bila kubu konservatif menang, Shorten kemungkinan harus mundur untuk digantikan oleh Anthony Albanese.
Salah satu isu yang paling banyak disorot adalah janji Turnbull untuk memotong pajak bagi perusahaan-perusahaan besar.
Pesan kampanye
Analis Michelle Grattan mengatakan, Partai Buruh unggul dalam kampanyenya yang fokus pada sektor kesehatan, pendidikan, memerangi kesenjangan sosial, dan menentang pemotongan pajak bagi perusahaan-perusahaan besar.
Turnbull perlu menemukan pesan yang tepat bagi pemilih, tulis Grattan di laman The Conversation, karena meskipun hasil jajak pendapat menunjukkan ada sedikit kemajuan, kubu koalisi masih kalah tipis dari Partai Buruh.
Turnbull berjanji akan mengkaji hasil pemilihan umum sela ketika ditanya apakah ia akan mengubah janji-janjinya. ”Kami akan mengkaji dengan serius dan rendah hati reaksi pemilih dalam pemilihan sela ini,” tuturnya.
Selain isu-isu besar, seperti potongan pajak bagi perusahaan-perusahaan besar, dalam masalah energi dan imigrasi Turnbull juga akan menghadapi tantangan dari lawan-lawan politiknya dan para pengkritiknya yang akan bertambah vokal selepas pemilihan sela ini. Selain itu, pada 30 September mendatang komisi kerajaan akan merampungkan laporan penyelidikannya tentang praktik bank-bank besar dan sektor finansial lainnya.
Di dalam tubuh koalisi sendiri yang dibayangi perpecahan, mereka yang merasa takut kehilangan jabatannya bisa mengganggu juga.
Di Australia, pemilihan umum sela diadakan bila ada anggota parlemen yang keluar atau mengundurkan diri. Super Saturday digelar menyusul banyaknya anggota parlemen yang harus keluar karena ketahuan memiliki kewarganegaraan ganda.
Isu yang merebak akhir tahun lalu ini sempat mendepak sedikitnya 10 anggota parlemen, tetapi sebagian kembali menjabat setelah lolos dari penelisikan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan memenangi pemilihan sela. Ketika itu, Turnbull dikritik karena dianggap kurang cepat menuntaskan isu ini sebelum menjadi isu nasional dan harus dibayar dengan uang rakyat sebesar 7,5 juta dollar Australia (Rp 79,8 miliar) untuk membiayai Super Saturday.