Pejabat AS Bertemu Taliban, Sepakati Pertemuan Bahas Perdamaian
PESHAWAR, SENIN — Pertemuan antara pejabat senior Amerika Serikat dan perwakilan Taliban di Doha, Qatar, Minggu (29/7/2018), yang mendiskusikan kemungkinan gencatan senjata menghasilkan sinyal positif. Mereka juga sepakat untuk menggelar pertemuan lanjutan.
Delegasi pejabat AS dipimpin oleh Alice Wells, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Selatan dan Asia Tengah.
Menurut salah seorang pejabat Taliban yang mengaku sebagai bagian dari empat anggota delegasi, ada sinyal sangat positif dari pertemuan tersebut. Ia mengatakan bahwa pertemuan di sebuah hotel di Doha itu berlangsung sangat bersahabat.
”Anda mungkin tak bisa menyebutnya sebagai pembicaraan damai. Ini merupakan serangkaian pertemuan untuk memulai pembicaraan formal dan terarah. Kami sepakat untuk bertemu lagi sesegera mungkin dan menyelesaikan konflik Afghanistan melalui dialog,” ujarnya.
Menurut dia, pertemuan berlangsung tanpa kehadiran Pemerintah Afganistan karena desakan kelompok Taliban.
Pertemuan berlangsung di tengah upaya Kabul dan Washington untuk menghentikan perang di Afghanistan yang telah berlangsung selama 17 tahun. Sebelum pertemuan di Doha, digelar tiga hari gencatan senjata selama liburan perayaan Idul Fitri.
Dalam gencatan senjata itu, sejumlah anggota Taliban yang tak bersenjata berbaur dengan tentara Afghanistan di jalanan kota Kabul dan kota-kota lainnya. Gencatan senjata ini menjadi wujud konkret penyelesaian damai sejak pembicaraan menemui jalan bunut pada 2015.
Meskipun Taliban menolak tawaran dari Presiden Ashraf Ghani untuk memperpanjang gencatan senjata, dikabarkan telah berlangsung kontak-kontak di antara mereka. Pemerintah Afghanistan juga mempertimbangkan untuk memberlakukan gencatan senjata kembali pada bulan depan, saat liburan perayaan Idul Adha.
Karena ada harapan terjadinya negosiasi formal, AS sepakat untuk berpartisipasi langsung dalam pembicaraan damai. Namun, mereka bersikeras proses tersebut tetap berada di bawah kepemimpinan Afghanistan.
Gerakan bebas
Pejabat Taliban mengatakan, pembicaraan damai berlangsung dengan persetujuan Dewan Pimpinan Taliban. Kedua belah pihak telah membahas usulan untuk mengizinkan gerakan bebas Taliban di dua provinsi tempat mereka tidak akan diserang. Namun, gagasan tersebut ditolak oleh Presiden Ashraf Ghani.
Mereka juga membahas partisipasi Taliban dalam pemerintahan Afghanistan. ”Satu-satunya permintaan yang mereka buat adalah mengizinkan pangkalan militer mereka di Afghanistan,” jelas pejabat Taliban.
Pertemuan di Doha berlangsung menyusul dua pertemuan sebelumnya antara pejabat AS dan perwakilan Taliban dalam beberapa bulan terakhir. ”Kami telah mengadakan tiga pertemuan dengan AS. Kami mencapai kesimpulan untuk melanjutkan pembicaraan guna memperoleh negosiasi yang bermakna,” ujar pejabat Taliban lainnya.
Dia mengatakan, mereka akan terlebih dahulu bertukar tahanan dan kemudian membahas masalah lain yang dapat memulihkan perdamaian di Afghanistan. ”Namun, delegasi kami menjelaskan kepada mereka bahwa perdamaian hanya dapat dipulihkan di Afghanistan ketika semua pasukan asing ditarik,” ujarnya.
Pejabat lainnya yang mengetahui tentang pembicaraan damai tersebut mengungkapkan, AS telah menekan pihak Taliban untuk menerima tawaran gencatan senjata selama liburan Idul Adha, yang di Afghanistan dimulai pada 22 Agustus 2018.
Delegasi kami menjelaskan kepada mereka bahwa perdamaian hanya dapat dipulihkan di Afghanistan ketika semua pasukan asing ditarik.
”Jadi, gencatan senjata jangka panjang diharapkan terjadi pada saat Idul Adha,” kata pejabat tersebut. ”Kedua pihak menyetujui kelanjutan dari pertemuan dan pembicaraan damai, serta diharapkan akan ada pertemuan lainnya sebelum Idul Adha, tetapi waktu dan tempat yang tepat belum jelas.”
Departemen Luar Negeri AS menyampaikan, Wells mengunjungi Doha tetapi hanya menyatakan bahwa ia bertemu dengan pejabat Pemerintah Uni Emirat Arab, termasuk wakil perdana menteri, untuk membicarakan kontribusi mereka terhadap situasi di Afghanistan.
Ketika ditanya tentang pembicaraan dengan Taliban, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengacu pada pernyataan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada 9 Juli 2018 bahwa AS akan mendukung, memfasilitasi, dan berpartisipasi dalam diskusi perdamaian. Namun, diingatkan perdamaian harus diputuskan oleh rakyat Afghanistan sendiri.
Juru bicara Presiden Ghani, Haroon Chakansuri, pada pekan lalu, mengatakan, pembicaraan damai akan dipimpin Afghanistan. (REUTERS/AFP)