Pemerintah Klaim Hanya 258 Hektar Sawah Puso di Indramayu
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kementerian Pertanian mengklaim, lahan yang gagal panen akibat kekeringan di sentra padi Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, hanya seluas 258 hektar. Padahal, dari data yang dihimpun petani di lapangan, areal yang gagal panen atau puso lebih dari 2.000 hektar.
Penanggung jawab Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai Provinsi Jabar Banun Harpini mengatakan, berdasarkan pantauan lapangan di daerah rawan kekeringan di Indramayu, sawah puso tercatat 258 hektar. Sawah tersebut tersebar di tiga kecamatan, yakni Kandanghaur 100 hektar dan Gabuswetan 147 hektar, serta Cikedung 11 hektar.
”Meski demikian, masih ada 6.528 hektar sawah yang terancam puso di Losarang, Kandanghaur, dan Gabuswetan. Kami terus memantau perkembangannya setiap hari,” ujar Banun, Selasa (31/7/2018), saat rapat koordinasi lintas sektoral terkait pengairan sawah di Pendopo Indramayu. Turut hadir antara lain Wakil Bupati Indramayu Supendi, Sekretaris Dinas Pertanian Indramayu Takmid, serta Komandan Kodim 0616/Indramayu Letnan Kolonel (Kav) Agung Nur Cahyono.
Menruut Banun, lahan yang terancam puso terbagi dalam tiga kategori, yakni ringan (3.107 hektar), sedang (1.095 hektar), dan berat (1.195 hektar). Tanaman padi yang kekeringan umumnya berusia lebih dari dua bulan. Tanah di sawah retak bahkan terbelah.
Tiga kecamatan yang terancam puso itu merupakan ujung dari Saluran Induk Cipelang. Adapun sumber air berasal dari Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka, Jabar. Selain Bendung Rentang, pasokan air juga berasal dari Waduk Jatiluhur.
Namun, karena kemarau, air yang masuk berkurang dari biasanya 25 meter kubik per detik menjadi 10 meter kubik per detik. Pada saat yang sama, Bendung Rentang menjadi arena pelaksanaan Asian Games untuk cabang olahraga dayung disiplin kano slalom.
”Kami sudah mengantisipasi kekeringan ini sejak Mei, bahkan jauh sebelum itu. Selain rapat koordinasi, kami juga menyepakati penggiliran air di musim kemarau. Namun, di lapangan kesepakatan ini tidak berjalan baik,” ujarnya.
Puso 2.000 hektar
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Pengadaan Sarana dan Prasarana Kontak Tani Nelayan Andalan Indramayu Waryono mengatakan, sedikitnya 2.000 hektar sawah di tiga kecamatan itu mengalami puso. ”Bahkan, di Kandanghaur masih ada 1.000 hektar yang terancam puso,” ujar Waryono yang juga bertani di Desa Karangmulya, Kandanghaur.
Menurut dia, data tersebut berdasarkan laporan petani yang mengalami gagal panen. Petani bahkan memilih menganggurkan lahannya. ”Kalaupun panen, satu hektar sawah paling hanya dapat 5 kuintal gabah kering giling (GKG), padahal kalau normal bisa 6 ton GKG,” ujar Waryono.
Dia menilai, pemerintah pusat dan daerah terlambat dalam mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian di Indramayu. ”Kondisi kekeringan ini sudah terjadi setiap tahun,” ucapnya.
Dengan lahan 114.000 hektar, Indramayu mampu memproduksi hingga 1,7 juta ton gabah kering panen. Bahkan, Indramayu menjadi daerah setingkat kabupaten dengan luas sawah baku terbanyak di Indonesia.