Cuaca panas di Arab Saudi yang terus menanjak di atas 40 derajat celsius berisiko menimbulkan kelelahan fisik dan memicu munculnya sejumlah penyakit.
MEKKAH, KOMPAS – Para jemaah haji yang telah tiba di Tanah Suci Mekkah, diingatkan untuk menjaga kebugaran fisik. Menanti masa wukuf yang masih 20 hari ke depan, jemaah sebaiknya tidak memporsir diri untuk kegiatan yang tidak tergolong wajib.
“Jangan sampai nanti pada masa pada puncak haji, atau wukuf, kondisi tubuh malah tidak prima. Padahal, wukuf di Arafah hingga lontar jumrah di Mina adalah kegiatan ibadah yang memerlukan kekuatan fisik di luar ruangan,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka, Selasa (31/7/2018).
Imbauan Eka tersebut relevan dengan data yang dihimpun dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah. Per Selasa kemarin tercatat, jumlah jemaah yang dirujuk untuk dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (sekitar Mekkah) mencapai 13 orang. Adapun yang tengah dirawat di KKHI Mekkah adalah 11 orang. Sementara itu, jemaah yang wafat hingga kemarin tercatat 17 orang.
“Umumnya pasien tersebut berusia lanjut dengan kondisi fisik lemah karena kelelahan, dan penyakit bawaan sejak di Tanah Air,” kata Eka.
Saat Kompas mengunjungi KKHI di kawasan Janubiyah, Mekkah, Selasa siang, dijumpai sejumlah pasien berusia di atas 70 tahun dengan indikasi gangguan jantung dan paru.
Asrar (70), jemaah asal Bekas yang ditangani spesialis jantung mulai membaik kondisinya setelah dirawat dua hari di KKHI. “Saya akan istirahat agar kondisi pulih saat wukuf,” katanya.
Eka mengingatkan, pertahanan diri terhadap gangguan penyakit setidaknya tergantung dua hal, secara internal dan secara eksternal. Secara internal dapat dilakukan dengan menjaga asupan gizi berimbang dan istirahat yang cukup. Adapun secara eksternal adalah menggunakan alat pelindung diri dari terpaan cuaca, seperti payung dan alas kaki saat berada di luar ruangan, serta selalu mengenakan masker.
“Namun sebelum perlindungan eksternal ditempuh, utamakan dulu perlindungan secara internal yang berakar dari perilaku individu,” kata Eka.
Data pada Sistem Komputerisasi Haji Terpadu menunjukkan, per Selasa sore, jumlah jemaah haji asal Indonesia yang tiba di Arab Saudi mencapai 98.063 orang (terbagi dalam 240 kelompok terbang).
Sebagian di antaranya sudah berada di Mekkah untuk menanti masa wukuf pada 20 Agustus (9 Zulhijjah). Sebagian lagi masih berada di Madinah untuk menuntaskan arbain (shalat 40 waktu di Masjid Nabawi). Dijadwalkan, . lima hari jelang wukuf, seluruh jemaah haji reguler asal Indonesia yang berjumlah 204.000 sudah berada di Kota Mekkah. Mereka akan berhimpun di kota suci ini bersama sekitar 3 juta jemaah dari berbagai negara.
Terkait dengan kelancaran ibadah umrah wajib bagi jemaah yang masuk Arab Saudi melalui Jeddah, Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi H Dasir, mengimbau agar jemaah sudah mengenakan pakaian ihram sejak di Tanah Air.
Imbauan itu didasarkan pada sejumlah kasus dua hari terakhir. Kedatangan jemaah haji di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, pada Senin dan Selasa, sempat diwarnai situasi krusial. Sejumlah jemaah baru mengenakan pakaian ihram saat tiba di bandara menjelang miqat. Selain menimbulkan keterlambatan jadwal pemberangkatan ke penginapan di Mekkah, sejumlah jemaah berusia lanjut juga tercecer dari rombongan mereka. (NAR)