Petani Brebes Ekspor Perdana Bawang Merah ke Thailand
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
BREBES, KOMPAS – Petani bawang merah di Indonesia tidak boleh kalah dengan petani bawang luar negeri. Jika tempo hari, bawang merah menyerbu pasar dalam negeri, kini saatnya petani melakukan serangan balik dengan ekspor bawang merah ke mancanegara. Pemerintah menargetkan ekspor bawang merah dengan tujuan Thailand sebanyak 5.600 ton.
“Petani-petani Indonesia tidak boleh dianggap enteng. Mereka menjadi tulang punggung ketahanan pangan. Jadi, kalau sekarang petani Brebes mampu melakukan ekspor bawang ke Thailand, itu artinya mereka mulai melakukan serangan balik,” tegas Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, Selasa (1/8/2018) sebelum melepas ekspor perdana bawang merah dari para petani di Klampok, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Dengan ekspor bawang merah, petani juga dituntut menjaga kualitas hasil panen. Untuk mendukung bawang merah hasil panen petani tetap awet, Perum Bulog membantu membangun sarana penyimpanan bawang merah dengan sistem pengaturan udara (controlled atmosphere storage/CAS) di kompleks pergudangan Klampok, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Tenpat penyimpanan tersebut dioperasikan dengan kontrol asmosfer, berbeda dengan penyimpanan berpendingin (cold storage). Penyimpanan dengan kontrol asmosfer, menggunakan kontainer agar udara yang diatur dapat stabil.
"Tugas Perum Bulog dalam membantu petani yakni memastikan stok petani terjaga, supaya harga di pasaran menjadi stabil," jelas Budi.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengemukakan, sejak 2016 petani sebenarnya sudah tidak lagi mengimpor bawang merah. Pada 2016, Indonesia tidak lagi impor bawang tetapi malah mengekspor bawang merah sebesar 735 ton.
Tokoh petani bawang merah di Brebes, H Khaerudin mengemukakan, eskpor bawang merah memang mensyaratkan umbi bawang hasil panen petani minimal berdiameter 2,5 sentimeter (cm) hingga 3 cm. Khaerudin termasuk salah satu petani yang menyediakan bawang merah untuk eskpor ke Thailand awal Agustus ini.
Petani, lanjut Khaerudin, sangat berharap, pemerintah membentuk badan usaha milik daerah atau badan usaha milik desa yang mampu menyediakan benih bawang merah lokal dengan hasil unggul. Bila pemuliaan benih dapat dilakukan, petani tentu akan memperoleh benih unggul dengan harga murah. Saat ini harga benih bawang unggul di atas Rp 35.000 per kilogram.
“Benih bawang yang bagus justru berasal dari Philipina. Begitu juga hasil panen bawang merah yang unggul, siap ekspor dari Nusa Tenggara Barat juga berasal dari benih bawang asal Philipina," keluh Khaerudin.
Dia optimistis, jika pemerintah bisa mengupayakan pengembangbiakan benih asal Philipina itu dalam jumlah besar, tentu kontinuitas ekspor bawang merah ke Thailand, Taiwan, dan Malaysia bisa dikuasai petani Brebes.