Ada Pengendara Mobil Beralih Naik Bus Transjakarta
JAKARTA, KOMPAS -- Sejak diberlakukannya sistem ganjil-genap, sebagian pengendara mobil di Jakarta beralih ke bus Transjakarta. Namun mereka berharap setelah Asian Games usai, penggunaan jalan kembali normal.
Salah satunya adalah Hendro Sutresno (39). Hendro mengatakan, ia sudah dua hari menggunakan Bus Transjakarta, yakni sejak Senin (31/7/2018). "Kebetulan plat mobil saya akhirannya genap. Saya tidak pakai jalur alternatif karena takut merepotkan," katanya, Rabu (1/8/2018) malam ketika ditemui di Halte Jamsostek Jalan Gatot Subroto.
Hendro mengatakan, dia mendukung kebijakan ganjil-genap ini selama gelaran Asian Games yang dilaksanakan mulai 18 Agustus 2018 mendatang. Hendro berharap, kebijakan ini tidak diberlakukan terus menerus. Setelah gelaran Asian Games, ia berharap peraturan penggunaan jalan di Jakarta kembali ke peraturan sebelumnya.
"Setelah Asian Games saya harap kembali ke peraturan awal. Sebagai warga negara, saya juga ingin menikmati jalan ibu kota," katanya.
Setelah Asian Games saya harap kembali ke peraturan awal. Sebagai warga negara, saya juga ingin menikmati jalan ibu kota
Petugas Pelayanan Halte Jamsostek, Anna M, mengatakan, ia melayani sekitar 20 orang yang terlihat bingung ketika masuk halte Bus Transjakarta. Sebagian di antaranya menanyakan penggunaan emoney untuk naik Bus Transjakarta.
"Ada yang bingung cara masuk ke halte. Ada yang bertanya bagaimana cara pembayarannya. Kalau orang yang sudah biasa, mereka langsung masuk," katanya.
Namun, data rekapitulasi penumpang di Halte Jamsostek belum menunjukkan perubahan signifikan. Data di petugas layanan halte Jamsostek menunjukkan 2.121 penumpang yang naik Bus Transjakarta di Halte Jamsostek pada Senin (31/7/2018).
Data tersebut merupakan rekapitulasi sampai pukul 22.00. Sedangkan, sampai pukul 20.00, jumlah penumpang yang naik di halte itu sebanyak 1810 orang. "Rata-rata penumpang di sini 2.100 orang per hari," kata Anna.
Transjakarta dipadati penumpang
Polisi mulai menilang pelanggar aturan ganjil-genap pukul 6.00-21.00 WIB, Rabu. Ketegasan polisi menyebabkan sebagian bwarga beralih menggunakan angkutan umum, seperti bus Transjakarta. Dampaknya, Transjakarta dipadati penumpang pada jam-jam sibuk.
Transjakarta dari Halte Cawang UKI, Jakarta Timur menuju Halte Slipi Petamburan, Jakarta Barat misalnya, dipadati penumpang pukul 17.00 WIB. Setiap halte dipenuhi penumpang yang ingin naik. Tetapi bus telah penuh, sehingga penumpang yang bisa diangkut dari setiap halte tidak sampai sepuluh orang. Penumpang harus diperingati untuk tidak memaksakan diri untuk masuk karena bus selanjutnya akan segera tiba.
Halte terpadat yaitu Halte Gatot Subroto Lipi dan Halte Kuningan Barat, Jakarta Selatan. Antrean mencapai tangga turun menuju halte.
"Kehabisan tenaga naik Transjakarta hari ini, menunggu sampai bisa masuk busnya lama, pas masuk harus berdesak-desakan," kata Triana (26), karyawan swasta.
Halte Kebayoran Lama dan Cipulir
Sementara itu halte bus Transjakarta Pasar Kebayoran lama ramai seperti biasanya. Halte ini merupakan tempat transit Transjakarta ke Tanah Abang, Grogol dan Joglo.
Asep Ruswanda (30), pengguna Transjakarta yang hendak pulang ke Permata Hijau mengatakan, suasana halte memang ramai seperti biasanya. "Jam segini seperti biasa aja (ramai)," ujar Asep, Rabu.
Hal yang sama diungkapkan Ahmad Sanusi (50) yang hendak berangkat kerja ke Tarakan. Ia mengatakan, saat waktu pulang kerja seperti biasanya halte ini dipadati penumpang.
Petugas layanan bus transjakarta Abieyanto (35) mengatakan, sejak pukul 16.00, halte ini sudah dipadati penumpang yang hendak berangkat ke halte tujuan masing-masing.
"Tidak ada perbedaan penumpang, ketika belum ada aturan ganjil genap dan sudah ada aturan," ujar Abieyanto.
Sementara itu jumlah penumpang transjakarta di Halte Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tidak menunjukkan adanya perubahan setelah penindakan terhadap pelanggaran sistem ganjil genap resmi berlaku, Rabu. Hal ini diungkapkan oleh petugas Halte Cipulir, Abdul Khodir.
"Tidak terasa ada perubahan. Sama saja kepadatan penumpangnya. Dari pukul 05.30 sampai pukul 10.00 biasanya ramai. Lalu nanti saat jam pulang kerja dan pulang kantor, baru halte ini ramai lagi," kata Abdul.
Pada pukul 21.00, tidak ada banyak penumpang transjakarta di Halte Cipulir. Hanya ada segelintir orang yang naik dan turun dari transjakarta di halte ini.
Menurut Abdul, setiap hari selalu ada penumpang yang baru pertama kali menggunakan transjakarta sebagai moda transportasi. Hal ini bisa dilihat dari gerak-gerik penumpang, seperti penumpang yang tidak fasih menggunakan palang otomatis.
Namun, tidak dapat dipastikan apakah penumpang itu menggunakan transjakarta sebagai transportasi alternatif dari pemberlakuan sistem ganjil genap atau tidak.
KRL sebagai alat transportasi
Suasana stasiun Palmerah Rabu sekitar pukul 20.00 terlihat cukup ramai. Ada yang berjalan santai dan ada beberapa yang setengah berlari untuk tidak ketinggalan Commuterline (KRL). Beberapa saat penumpang terlihat berjubel untuk mengantri di bagian electronic gate.
Menurut pantauan Kompas, mayoritas penumpang menggunakan KRL sebagai alat transportasi utama untuk pergi ke tempat kerja. Rata-rata penumpang membawa tas ransel besar yang dipakai di pundak atau menentengnya dengan tangan.
Beberapa muka terlihat lelah dengan berjalan gontai menuju lantai bawah Stasiun Palmerah, tempat menunggu KRL. Ada yang sibuk melihat gawai, ada yang melamun, dan ada yang mengobrol.
(SUCIPTO/SITA NURAZMI MAKHRUFAH/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY/SEKAR GANDHAWANGI/FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)