Balapan anjing yang biasa digelar di pusat kota Makau, China, selama setengah abad akhirnya harus berakhir. Balapan anjing—berlangsung lima malam dalam seminggu—di bekas koloni Portugis ini terbilang populer dan digemari banyak orang. Bahkan, ketika kasino dan tempat konser kelas atas bermunculan serta menawarkan pilihan hiburan yang lebih baru dan lebih mewah, balapan anjing tetap memiliki penggemar.
Pesatnya pembangunan dan perubahan selera akhirnya menyentuh Yat Yuen Canidrome Club, tempat balapan anjing digelar selama ini. Penutupan Canidrom yang dilakukan pada Juli berarti berakhirnya pertandingan balap anjing kontroversial di Makau.
Ketika kasino dan tempat konser kelas atas bermunculan serta menawarkan pilihan hiburan yang lebih baru dan lebih mewah, balapan anjing tetap memiliki penggemar.
Pihak berwenang setempat, bersama dengan kelompok-kelompok hak asasi hewan, sedang dalam proses mencarikan rumah bagi 533 anjing bulldog yang ditinggalkan di kandang di Canidrome tersebut. Selama berbulan-bulan, para aktivis dan pejabat setempat meminta sukarelawan agar bersedia merawat anjing yang tersisa atau mengadopsi mereka.
Seekor anjing pacuan jenis greyhound yang telah pensiun dari balapan dan sudah menemukan orang yang bersedia merawatnya adalah anjing yang bernama Garlic. Ia suka berjalan-jalan di pantai ”Pasir Hitam” di wilayah Hac Sa.
”Anjing ini berjalan lambat dan suka menarik saya ke pantai untuk berjalan-jalan setiap malam,” kata pemilik baru Garlic, Edith Lam. ”Saya menderita depresi sebelumnya. Saya tidak yakin apakah anjing itu menyelamatkan hidup saya atau saya menyelamatkan dia.”
72 anjing
Terselip di samping benteng Portugis tua, Canidrome selama bertahun-tahun merupakan satu-satunya jalur pacuan atau balap anjing ras greyhound di Asia. Penggemarnya ramai bertaruh. Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, total 72 anjing ikut serta dalam 12 balapan. Mereka berlari mengejar umpan kelinci palsu.
Untuk tetap bisa ikut balapan, anjing-anjing pacuan tersebut harus mengikuti latihan singkat berjalan kaki dan berenang serta melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter hewan.
Perusahaan yang menyelenggarakan balap anjing mengatakan bahwa banyak anjing greyhound yang pensiun setelah terjun di pacuan selama tiga atau empat tahun. Namun, kelompok-kelompok hak asasi hewan telah lama menuduh klub tersebut memperlakukan anjing-anjing dengan tidak baik dan menyuntik mati/euthanasia anjing-anjing tua yang tak bisa ikut pacuan.
Maka, kelompok hak asasi hewan mendesak agar klub ditutup.
Angela Leong, miliarder pemilik klub balap anjing dan legislator lokal Makau, serta kelompok hak asasi hewan Anima yang telah lama berseteru justru mengumumkan rencana bersama pada pekan lalu untuk membangun fasilitas penampungan anjing-anjing.
Pemerintah Makau memerintahkan agar Canidrome dipindahkan keluar dari pusat kota dua tahun lalu di tengah desakan untuk pembangunan kota kembali. (AP)