BEIJING, RABU — Sektor manufaktur China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada Juli 2018 akibat penurunan ekspor. Kondisi ini turut menambah tekanan atas prospek perekonomian negeri itu di tengah intensifnya perang dagang China-Amerika Serikat.
Data Indeks Pembelian Manajer Pembelian (Caixin) sepanjang Juli yang dirilis Rabu (1/8/2018) turun menjadi 50,8 dari capaian Juni 51,0. Penurunan itu sesuai dengan perkiraan para ekonom.
Angka capaian Juli sama dengan capaian pada November 2017. Meski demikian, indeks yang tetap di atas tanda 50 poin itu patut dicermati karena memisahkan pertumbuhan dari kontraksi 14 bulan berturut-turut. Walaupun demikian, secara sub-indeks, untuk hasil dan pesanan baru, terlihat pertumbuhan yang lebih lambat pada bulan lalu.
Kondisi ini dinilai bukan sebagai hal yang positif. Perusahaan terus mengurangi tingkat staf meskipun penurunan itu cukup positif dari sisi persediaan.
Hal yang lebih mengkhawatirkan bagi produsen adalah membaca pesanan ekspor baru, dengan angkanya menunjukkan kontraksi yang ditandai di 48,4, sebuah penurunan bulanan yang terjadi dalam empat bulan beruntun. Hal itu menjadi sebuah kemerosotan terburuk sejak Juni 2016.
Tren yang lemah untuk pesanan ekspor terjadi karena perang dagang antara China-AS. Sebagaimana diwartakan, pada 6 Juli lalu, kedua negara berbalas penerapan tarif atas produk impor masing-masing senilai 34 miliar dollar AS.
Washington bahkan merencanakan menambah jumlah barang yang dikenai impor itu menjadi 200 miliar dollar AS. Para investor dan pembuat kebijakan khawatir hal itu dapat membahayakan investasi dan bisnis yang akhirnya berimbas langsung atau tidak langsung terhadap pertumbuhan global.
”Secara umum, survei itu mengisyaratkan tren manufaktur yang melemah karena pasar ekspor yang suram menyeret kinerja sektoral. Penggerak positif adalah peningkatan stok pembelian sehingga mengurangi tekanan pada perputaran modal,” kata Zhengsheng Zhong, Direktur Analisis Makroekonomi di CEBM Group, dalam catatan yang menyertai survei.
Hasil survei Caixin secara luas sejalan dengan rilis resmi PMI pada Selasa yang menunjukkan pertumbuhan pabrik lebih lambat pada Juli, dengan indeks manufaktur tergelincir ke 51,2, dari 51,5 pada Juni. Pertumbuhan ekspor Juni China hanya turun sedikit dari bulan sebelumnya, dan sejauh ini ada beberapa tanda dampak luas dari penerapan tarif di pabrik-pabrik. Namun, perusahaan mengatakan, melemahnya yuan membantu meredam dampak secara langsung.
Risiko terhadap pandangan dari gesekan perdagangan yang meningkat telah mendorong Beijing untuk beralih ke kebijakan fiskal yang lebih akomodatif untuk meningkatkan pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini. Di sisi biaya, tekanan harga memudar pada bulan Juli.
Beberapa perusahaan menilai permintaan yang relatif lemah membatasi daya harga. Margin beberapa perusahaan hilir dikhawatirkan dapat semakin tertekan. (REUTERS)