Presiden Ingatkan Tiga Tantangan Besar Industri Otomotif
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan pelaku industri otomotif dalam negeri tentang tantangan besar yang akan mereka hadapi. Kendati di tengah ketidakpastian global, kalangan pelaku industri otomotif optimistis penjualan kendaraan bisa terus bertumbuh.
Pemerintah memandang industri otomotif termasuk salah satu industri yang sudah berskala internasional. Baik rantai produksi, skala ekonomi, maupun branding, industri otomotif sudah mengglobal. Sejalan dengan itu, menurut Presiden, saat ini industri otomotif bakal menghadapi tiga tantangan besar.
Pertama, terkait dengan semakin meluasnya fenomena mobil listrik. Presiden mengatakan, dunia semakin beralih ke mobil listrik. Bahkan, kata Presiden, mulai 2040, mobil nonlistrik dilarang dijual di Perancis dan Inggris.
”China juga sudah mengumumkan akan menjadi terdepan di dunia dalam mengembangkan industri mobil listrik,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (2/8/2018).
Tantangan kedua, adanya disrupsi teknologi. Seiring kehadiran kendaraan otonom (swakemudi) dan aplikasi transportasi dalam jaringan (daring). Perilaku masyarakat menjadi berubah. Aplikasi transportasi daring membuat mobil yang tadinya merupakan produk berubah jadi sebuah jasa.
Presiden mengatakan, perihal kebiasaan generasi muda kini yang semakin terbiasa memesan layanan transportasi daring. Hal itu, katanya, akan menyurutkan niat masyarakat untuk belajar mengemudi dan membuat surat izin mengemudi (SIM). Pun demikian dengan permintaan terhadap kendaraan bermotor.
”Nanti anak-anak kita makin banyak yang bilang, buat apa belajar nyetir dan beli mobil kalau saat perlu transportasi tinggal panggil pakai aplikasi,” kata Presiden Jokowi yang disambut gelak tawa hadirin.
Nanti anak-anak kita makin banyak yang bilang, buat apa belajar nyetir dan beli mobil kalau saat perlu transportasi tinggal panggil pakai aplikasi.
Terakhir, Presiden mengingatkan tentang risiko jangka pendek. Jokowi meminta kalangan pelaku industri otomotif mewaspadai siklus otomotif yang sangat peka terhadap siklus ekonomi yang ada.
Presiden mengatakan, banyak peneliti yang meramalkan jumlah penjualan mobil di Amerika Serikat sudah mencapai titik tertinggi. Dengan demikian, jumlah penjualan sulit untuk naik lagi.
”Justru beberapa tahun ke depan (penjualan) mulai menurun,” ujar Presiden.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mewanti-wanti kalangan pelaku industri otomotif untuk senantiasa siap menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Namun, Presiden masih menyisipkan optimis terkait potensi besar pasar otomotif Indonesia.
”Pemerintah akan terus all out untuk membantu dan mendukung industri otomotif,” kata Presiden.
Dukungan yang dimaksud adalah dalam bentuk pemberian sejumlah insentif bagi kalangan pelaku usaha industri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan berbagai insentif ke industri otomotif. Insentif itu mencakup tax holiday, tax allowance, dan deductable tax yang sedang dikaji. Hasil kalkulasi insentif itu direncanakan akan rampung pada akhir September 2018.
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi optimistis industri otomotif tetap bisa bertumbuh di tengah ketidakpastian global dan depresiasi rupiah.
Optimisme Yohannes berpijak pada capaian penjualan mobil pada semester I-2018 yang mencapai 553.779 unit. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017, yakni 533.858 unit.
Gaikindo menargetkan dapat mencapai penjualan mobil sekitar 1,1 juta unit hingga akhir tahun 2018. Sementara proyeksi produksi mobil pada akhir tahun 2018 ditargetkan dapat mencapai 1,2 juta unit.
”Target masih aman,” kata Yohannes ketika disinggung mengenai dampak depresiasi rupiah terhadap industri otomotif.