PYEONGTAEK, RABU — Sebanyak 55 peti berisi sisa-sisa jasad tentara Amerika Serikat yang dikembalikan Korea Utara, pekan lalu, kemungkinan besar memang merupakan jasad tentara AS. Dengan demikian, para tentara ini akhirnya bisa kembali pulang ke ”rumah”.
Pekan lalu, Pyongyang mengembalikan 55 peti yang diduga merupakan sisa-sisa jasad tentara AS dalam Perang Korea 1950-1953. Proses untuk mengidentifikasi sisa jasad ini bisa berlangsung bertahun-tahun. Namun, menurut John Byrd, direktur analisis ilmiah di Defence POW/MIA Accounting Agency (DPAA), penemuan awal menunjukkan bahwa ”kemungkinan besar sisa-sisa jasad itu merupakan tentara AS”.
”Sisa-sisa jasad ini konsisten dengan sisa jasad yang telah kita temukan di Korea Utara di masa lampau. Sejauh ini, tak ada alasan untuk meragukan bahwa sisa-sisa jasad itu terkait dengan korban Perang Korea,” kata Byrd.
Ratusan tentara AS dan Korea Selatan berkumpul di Pangkalan Osan untuk upacara repatriasi, Selasa (31/7/2018). Ke-55 peti jenazah itu diselimuti bendera AS dan bendera PBB. Diiringi lagu kebangsaan AS dan Korsel, satu demi satu peti jenazah kemudian dimasukkan dengan hati-hati ke dalam pesawat yang kemudian terbang ke Hawaii, menandai kembalinya sisa-sisa jasad ini ke tanah AS. Sisa-sisa jasad ini akan diteliti secara menyeluruh dengan menggunakan profil mitokondria DNA di laboratorium forensik di Hawaii.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, pekan lalu, mengatakan, pengembalian 55 peti jenazah itu merupakan langkah positif, tetapi tidak ada yang bisa menjamin bahwa tulang belulang itu merupakan jasad tentara AS.
Menurut mantan pejabat DPAA Jeong Yang-seung, yang pernah ikut mengidentifikasi sisa-sisa jasad tentara AS, proses identifikasi berlangsung sangat teliti, melalui banyak prosedur dan memakan waktu lama. ”Sisa jasad yang teridentifikasi cepat itu 5-6 bulan. Yang tidak, bisa memakan waktu sampai puluhan tahun,” kata Jeong.
Kalung nama
Kepada jurnalis, John Byrd mengatakan tentang satu kalung nama (tag milik tentara AS) yang juga dikembalikan. ”Keluarga dari pemilik nama itu sudah dihubungi,” kata Byrd. Selain sebuah kalung nama, juga dikembalikan beberapa seragam militer AS, helm, tempat minum, dan sepatu bot.
”Sisa jasad yang dikembalikan Korea Utara ditangani dengan sangat hati-hati dan penuh hormat oleh para sejarawan, ilmuwan forensik dan para pejabat pemerintah. Tak pernah ada tentara yang ditinggalkan, hidup atau mati, dan misi repatriasi ini akan terus berlanjut sampai semua tentara pulang,” demikian pernyataan Komando tentara PBB.
Pengembalian sisa-sisa jasad ini merupakan bagian dari kesepakatan dalam pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un pada Juni lalu. Trump kemudian mengucapkan terima kasih kepada Kim.
Lebih dari 35.000 tentara AS tewas di Semenanjung Korea selama perang dan sekitar 7.700 di antaranya masih dinyatakan hilang. Di antara mereka, sekitar 5300 orang hilang di Korea Utara. Upaya repatriasi sisa jasad di Korut terkendala situasi politik pasca perang.
Menurut Pentagon, pada 1990-1994, Korut secara unilateral mengembalikan 208 peti kepada AS yang ternyata berisi lebih dari 208 individu. Sejauh ini spesialis forensik sudah berhasil mengidentifikasi 181 jasad. Antara 1996 dan 2005 sebanyak 229 set sisa jasad direpatriasi dari Korea Utara, di mana 153 berhasil diidentifikasi. (AP/AFP)