JAKARTA, KOMPAS — Pemberlakuan sistem ganjil genap menjelang Asian Games berdampak pada arus lalu lintas yang semakin lancar. Hingga Rabu (1/8/2018), tingkat kemacetan lalu lintas Jakarta menurun 15,54 persen.
Penindakan terhadap para pengemudi mobil pribadi yang melanggar sistem ganjil genap mulai berlaku sejak Rabu. Sebelumnya, sosialisasi sistem ganjil genap mulai dilakukan sejak tanggal 2-31 Juli 2018.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia, tercatat ada 1.102 penilangan yang terjadi pada hari Rabu. Penilangan dilakukan di delapan ruas jalan yang menjadi lokasi berlakunya sistem ganjil genap di Jakarta.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa mengatakan, penurunan tingkat kemacetan dapat mencapai angka 18 persen dalam waktu dekat. Namun, penurunan tingkat kemacetan ditargetkan mencapai angka ideal, yaitu 20 persen.
”Kemacetan menurun 15,54 persen sejak sistem ganjil genal berlaku. Kemungkinan kita bisa menembus angka 18 persen. Namun, kita usahakan kemacetan bisa turun hingga 20 persen karena itu adalah angka idealnya,” kata Royke saat diwawancara di Menara Kompas, Kamis (2/8/2018).
Selain berpengaruh pada kelancaran lalu lintas, penggunaan transportasi umum umum pun menunjukkan tren positif. Jumlah pengguna angkutan umum meningkat sejak sistem ganjil genap berlaku. Jumlah penumpang bus transjakarta meningkat 14 persen dan jumlah penumpang KRL (kereta rel listrik) meningkat 20 persen. Di sisi lain, peningkatan jumlah penumpang bus PPD sekitar 40 persen.
Walaupun sistem ganjil genap menunjukkan tren positif, banyak pula masyarakat yang melayangkan protes. Hal ini terlihat dari sejumlah perdebatan yang terjadi antara para pengendara dan petugas Satuan Lalu Lintas yang melakukan penilangan (Kompas, 1/8/2018).
Menurut Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Benyamin, berlakunya sistem ganjil genap membutuhkan pengertian dan pengorbanan dari masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengurai kemacetan dan untuk menyukseskan perhelatan Asian Games yang semakin dekat.
”Wajar jika ada pro dan kontra. Ini memerlukan pengertian dan kesadaran masyarakat untuk mengorbankan sedikit waktunya. Namun, ada banyak pula masyarakat yang berpendapat positif sebab ada beberapa jalur yang arus lalu lintasnya kini lancar,” kata Benyamin.
Selain memberlakukan sistem ganjil genap, sistem buka tutup tol juga akan dilakukan pada tujuh gerbang tol. Sebelumnya, pernah dilakukan uji coba buka tutup gerbang tol di 19 gerbang tol.
Namun, berdasarkan hasil evaluasi uji coba, penutupan tujuh gerbang tol dirasa lebih efektif. Sistem buka tutup gerbang tol akan dilakukan selama Asian Games berlangsung, yaitu pada 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018.
Sistem itu akan dilakukan dalam dua skema waktu. Pada pukul 06.00 hingga pukul 17.00, gerbang tol yang ditutup adalah Gerbang Tol Angke 2, Tanjung Duren, Slipi 2, dan TMII. Keempat gerbang tol ini merupakan akses keberangkatan dari Wisma Atlet Kemayoran menuju ke arena pertandingan (venue) Asian Games.
Pada pukul 12.00 hingga pukul 21.00, gerbang tol yang ditutup adalah Gerbang Tol Angke 1, Slipi 1, dan TMII 2. Ketiga gerbang tol ini adalah akses bagi para atlet dan ofisial Asian Games untuk kembali ke wisma atlet. Menurut rencana, uji coba buka tutup tol akan kembali dilaksanakan pada Senin (6/8/2018). (SEKAR GANDHAWANGI)