Baru Dua Destinasi Prioritas Terhubung Bandara Internasional
Oleh
Maria Clara Wresti
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Meski sudah dicanangkan sejak tahun 2015, baru dua dari 10 destinasi wisata prioritas yang memiliki akses langsung ke bandara internasional. Akibatnya, wisatawan mancanegara masih sulit menjangkau, pertumbuhan kunjungan pun mengandalkan wisatawan nusantara.
Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur Menteri Bidang Infrastruktur Pariwisata Kementerian Pariwisata, Judi Rifajantoro pada pembukaan rute AirAsia Kuala Lumpur-Silangit di Jakarta, Kamis (2/8/2018) menyebutkan, baru Silangit (Sumatera Utara) dan Belitung (Kepulauan Bangka Belitung) yang memiliki bandara internasional. Padahal, cara tercepat mendongkrak wisatawan mancanegara adalah membuka rute-rute internasional.
Delapan destinasi lain yang ditetapkan sebagai prioritas adalah Tanjung Lesung (Banten), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Bromo Tengger (Jawa Timur), Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Mandalika (Nusa Tenggara Barat) dan Morotai (Maluku Utara).
Rencananya rute Kuala Lumpur-Silangit akan dioperasikan pada Oktober 2018 dengan frekuensi empat kali dalam seminggu. Pada bulan itu, maskapai Citilink Indonesia juga berencana membuka rute Kuala Lumpur-Banyuwangi. Dengan pembukaan rute itu diharapkan semakin banyak rute penerbangan internasional dibuka dan semakin banyak wisatawan mancanegra (wisman) datang ke Indonesia.
Menurut Judi, selama ini AirAsia jadi pemasok wisman terbesar ke Indonesia. Jumlahnya mencapai 25 persen dari seluruh wisman yang datang. Untuk menyukseskan pembukaan rute ini, Judi mengatakan Kementerian Pariwisata akan membantu mempromosikan rute Kuala Lumpur-Silangit. Kementerian Pariwisata optimis karena Kuala Lumpur merupakan hub bagi banyak penerbangan internasional sehingga memudahkan turis dari berbagai negara datang ke Silangit.
Menteri Koordinator bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan menambahkan, pembukaan rute ini juga akan mendorong tumbuhnya investasi di Silangit. “Ada banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di Silangit. Ada tujuh kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba dan semuanya mempunyai potensi yang besar,” ujar Luhut.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyiapkan perpanjangan landasan di Silangit dari 2.650 meter menjadi 3.000 meter. “Kami juga memperluas apron dan bangunan terminal untuk mengakomodasi lebih banyak pesawat dan penumpang. Siapa tahu di kemudian hari AirAsia juga tertarik untuk berinvestasi mengembangkan Bandara Silangit. Kami harap rute baru ini menjadi awal dari pertumbuhan yang bermanfaat bagi ekonomi dan komunitas lokal,” kata Luhut.
CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, pembukaan rute Silangit diharapkan bisa mengulang kesuksesan saat AirAsia membuka rute Kuala Lumpur-Bandung beberapa tahun lalu. Ketika itu banyak yang mempertanyakan potensi Bandung. Ternyata pertumbuhannya sangat signifikan, bahkan AirAsia telah mendatangkan 500.000 penumpang ke Bandung setiap tahunnya. “Kini yang terbang ke Bandung tidak hanya AirAsia, tetapi banyak sekali maskapai yang ikut melayani rute itu,” kata Tony.
Di kesempatan terpisah, Direktur Niaga PT Citilink Indonesia, Andy Adrian Febriyanto mengatakan, maskapai berbiaya hemat (LCC) Citilink Indonesia berencana membuka rute internasional dari dan menuju Bandara Belimbingsari, Banyuwangi dengan membuka penerbangan langsung (direct flight) dari Kuala Lumpur, Malaysia.
“Banyuwangi tepat untuk dipasarkan karena karakteristik pariwisatanya diminati wisatawan asal negeri jiran. Dari mulai kultur, destinasi wisata alam, karakter warganya, hingga kulinernya tidak berbeda jauh. Saat ini tren wisatawan Malaysia mencari adventure tourism, seperti mendaki gunung dan menyusuri taman nasional, dan itu dimiliki Banyuwangi dengan Kawah Ijen, Taman Nasional Meru Betiri, maupun Taman Nasional Alas Purwo," jelas Andy.
Kedekatan dengan Bali juga menjadi poin tersendiri, karena seusai berwisata di Banyuwangi, turis bisa melancong ke Bali. “Rute internasional ini diharapkan bisa terealisasi pada triwulan IV 2018 seiring penyelesaian peningkatan kualitas infrastruktur Bandara Banyuwangi. Rencananya kita pakai Airbus A-320,” kata Andy.
Dia mengatakan, saat ini Citilink Indonesia telah melayani rute langsung Jakarta-Banyuwangi selama dua kali dalam sehari. "Perkembangan rute Jakarta-Banyuwangi sangat bagus, tingkat keterisiannya mencapai 80 persen. Maka kami sangat optimistis dengan rute internasional ini,” ujarnya.
Executive General Manager Bandara Banyuwangi Anton Marthalius mengatakan, perkembangan Bandara Banyuwangi terus positif. Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak lebih dari 2.300 persen menjadi 188.949 orang pada 2017.
“Tahun ini, perkembangan juga positif. Rata-rata kami melayani 1.000 penumpang per hari. Tidak hanya saat akhir pekan, di hari kerja pun load factor atau tingkat keterisian penumpang juga tinggi,” jelas Anton.