Pulang Kampung, Arcandra Ajak Mahasiswa Padang Ikuti Jejak Bill Gates dan Steve Jobs
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar memberi kuliah umum di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat (3/8/2018). Dalam kesempatan itu, Arcandra yang juga putra asli Sumatera Barat mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan peluang dan berinovasi seiring perkembangan teknologi dan informasi.
Kuliah umum berlangsung di Gedung Auditorium UNP. Turut hadir dalam acara itu Rektor UNP Ganefri, dosen, dan ribuan mahasiswa baru dari seluruh fakultas di UNP.
Menurut Arcandra, industri yang berkembang saat ini dan ke depan adalah industri berbasis otak. Maka, inovasi-inovasi terbaru akan mengakibatkan banyak pekerjaan yang berbasis human resources (sumber daya manusia) hilang. Indonesia, kata Arcandra, saat ini masih berorientasi pada human resources yang membuat manusia menjadi pasif, menunggu diperintah, serta bergantung pada banyak hal.
Kondisi itu berbeda dengan di negara luar yang telah mengubah orientasi mereka ke human capital atau pengembangan modal manusia. Artinya, mereka tidak lagi melihat manusia sebagai sumber daya saja, tetapi aset yang berfungsi bagi institusi sehingga manusia lebih aktif.
Arcandra menambahkan, pada umumnya di Indonesia masyarakat juga bekerja sebagai penyelesai masalah atau problem solver. Jika berbicara tentang pengembangan human capital, menurut Arcandra, penyelesaian masalah (problem solving) tidak menghasilkan, tetapi hanya mencegah kerusakan yang lebih lanjut.
”Industri yang berkembang saat ini dan ke depan adalah industri yang berbasis otak. Maka, inovasi-inovasi terbaru akan mengakibatkan banyak pekerjaan yang berbasis human resources hilang. Oleh karena itu, saya mengajak mahasiswa untuk menggunakan otak, bukan lagi otot karena dunia berubah,” kata Arcandra.
Menurut Arcandra, yang bisa menghasilkan adalah mengeksplorasi ide atau kesempatan baru. ”Untuk menghasilkan sesuatu, kita harus mengeksplor kesempatan. Bukan sebagai penyelesai masalah. Banyak dari kita saking banyaknya masalah, dari hari ke hari hanya menyelesaikan masalah. Banyak juga yang mampu menyampaikan masalah, tetapi tidak semua mampu menjadikan masalah itu peluang,” kata Arcandra.
Alih-alih menghabiskan waktu untuk protes dan berdebat, misalnya di grup Whatsapp, Arcandra meminta mahasiswa untuk menghasilkan sesuatu yang produktif serta tidak menjadikan keterbatasan sebagai alasan untuk berinovasi.
Tidak tanggung-tanggung, Arcandra mengajak mahasiswa untuk belajar dari wirausahawan (entrepreneur) bidang teknologi, seperti pendiri Apple mendiang Steve Jobs, pendiri Microsoft Bill Gates, pendiri mesin pencari Google Larry Page, dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg.
”Apa persamaan Steve Jobs, Bill Gates, dan Larry Page? Mereka sama-sama memulai dari garasi. Adapun Mark Zuckerberg mulai dari asrama mahasiswanya di Harvard. Jadi, kalau kita menjadikan keterbatasan sebagai alasan untuk tidak berinovasi, berarti kita bukan human capital,” kata Arcandra.
Di akhir kuliah umumnya, Arcandra meminta seluruh mahasiswa baru yang hadir untuk menyelesaikan kuliah hingga tamat atau tidak drop out. ”Orang-orang itu (Steve Jobs, Bill Gates, Larry Page, dan Mark Zuckerberg) memang DO. Tapi bukan berarti saya menyarankan untuk DO. Tamatlah tepat waktu, eksplorasi kesempatan baru. Jangan berpikir hidup hanya di Sumbar karena bumi Tuhan itu luas,” kata Arcandra.
Kuliah umum mantan konsultan perusahaan migas internasional ini berjalan lancar, apalagi Arcandra mampu menyampaikan materi kuliah dengan sangat menarik. Sesekali dia melempar lelucon yang membuat suasana lebih cair. Hal itu membuat peserta begitu antusias. Pada sesi tanya jawab, banyak yang mengacungkan tangan, tetapi karena dibatasi waktu, hanya beberapa orang yang diberi kesempatan.
Rektor UNP Ganefri menyampaikan apresiasi karena Arcandra berkesempatan hadir. Seperti Arcandra dalam kuliah umumnya, Ganefri juga berharap agar mahasiswa baru bisa belajar secara maksimal dan bisa lulus tepat waktu.
Menurut Ganefri, setiap kuliah perdana UNP memang selalu mengundang tokoh dan praktisi. Tahun ini, UNP menerima sekitar 9.000 mahasiswa dari tiga jalur, yakni jalur undangan 2.400 orang yang terseleksi dari 23.000 pendaftar, jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebanyak 3.800 orang dari 52.000 pelamar, dan sisanya reguler mandiri.