Mengeksplorasi Mercedes-Benz GLC 200 dalam 1.400 Kilometer
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
Walau sudah diluncurkan sejak awal tahun ini, Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line masih menjadi salah satu andalan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia untuk dipajang di booth Mercedes-Benz di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018 di Hall 5 ICE BSD City, Tangerang, Banten, 2-12 Agustus 2018.
Tak heran, karena sejak diluncurkan pada 2015, Mercedes-Benz GLC menjadi primadona baru mobil berlambang bintang bersudut tiga ini di pasar Tanah Air. SUV yang berada di grade sedan-sedan C-Class ini menjadi salah satu ujung tombak penjualan merek mobil premium tersebut.
Dennis A Kadaruskan, PR Department Head PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), mengatakan, saat ini GLC menduduki peringkat ketiga sebagai mobil terlaris Mercedes-Benz setelah sedan E-Class dan C-Class. ”GLC adalah tipe SUV dengan kontribusi terbesar terhadap penjualan Mercedes-Benz di Indonesia,” paparnya di Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Beberapa varian GLC telah dilepas ke pasar untuk memberi konsumen pilihan yang lebih leluasa. Setelah varian GLC 250 dengan transmisi all wheel drive (4Matic) tak lagi dipasarkan, publik Indonesia kini bisa memilih dua varian GLC, yakni GLC 200 Exclusive dan GLC 200 AMG Line. Varian Exclusive diluncurkan sejak Oktober 2017, sementara varian AMG Line diluncurkan pada acara uji kendara buat pelanggan Mercedes-Benz, Februari 2018.
Dengan harga lebih mahal Rp 80 juta dibandingkan varian Exclusive, GLC AMG Line dibekali dengan berbagai fitur tambahan yang memaksimalkan tampilan dan kenyamanan serta keamanan penggunanya.
Sebut saja sistem audio Burmester, sistem comfort access (roda kemudi akan terangkat secara otomatis saat mesin dimatikan guna memudahkan pengemudi keluar dari mobil), dan desain interior beraksen panel kayu warna hitam dan metal-metal berwarna silver yang menonjolkan karakter sporty-elegant.
Pertengahan Juli lalu, Kompas mendapat kesempatan mengeksplorasi mobil dengan penggerak roda belakang ini menempuh jarak 1.400 kilometer dari Jakarta-Semarang-Yogyakarta kemudian kembali ke Jakarta.
Dari Jakarta ke Semarang, perjalanan melalui jalur pantura standar setelah melintasi serangkaian Jalan Tol Cikampek, Cipali, Palikanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, hingga keluar di Brebes Timur (Brexit). Kemudian, dari Semarang perjalanan dilanjutkan menuju Yogyakarta dengan melintasi Jalan Tol Semarang-Salatiga disambung ke Boyolali-Jatinom-Klaten.
Perjalanan pulang ditempuh pada malam hari dari Yogyakarta melintasi jalur lintas selatan, kemudian jalur selatan utama di Kebumen sebelum berbelok ke utara melalui jalur utama Ajibarang-Bumiayu-Pejagan, sebelum masuk kembali ke ruas tol pantura hingga Jakarta.
Di Semarang, mobil kami tantang secara khusus di kawasan wisata swafoto Brown Canyon yang lagi nge-hits. Kawasan bekas tambang pasir ini menawarkan medan semi-offroad khas pedesaan dan pemandangan langka lanskap bumi yang berubah karena kegiatan pertambangan permukaan.
Di sini berbagai fitur dan kemampuan dasar GLC 200 AMG Line diuji dengan tuntas, termasuk sistem suspensinya yang di lembar spesifikasi disebut sudah dilengkapi ”offroad suspension”. Terbukti, GLC 200 bisa mengatasi segala rintangan di medan tersebut tanpa kehilangan berbagai karakter khas Mercedes sebagai mobil mewah.
Simak laporan lengkap perjalanan uji jarak jauh Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line, beserta video perjalanannya, di rubrik Kendara Edisi Khusus GIIAS 2018 hari Minggu (5/8/2018) di harian Kompas dan Kompas.id.