Perlu Kesadaran Bersama untuk Membuat Jakarta Bersih
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesadaran bersama dibutuhkan untuk membuat Jakarta menjadi kota yang bersih dan siap menyambut Asian Games. Jakarta dipandang belum bebas dari sampah.
Salah satu cara untuk memupuk rasa keinginan agar Jakarta menjadi kota yang bersih, yaitu kegiatan Kolaborasi Industri untuk Indonesia Bersih, yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian di sekitar area Stadion Gelora Bung Karno (SGBK), Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan, kegiatan ini diadakan secara sukarela agar membuat kondisi sekitar Senayan bersih.
”Asian Games sebentar lagi akan mulai. Sebagai tuan rumah kita harus menjaga kebersihan Senayan,” kata Airlangga. Ia menambahkan, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 1.400 masyarakat industri dari sejumlah perusahaan, instansi, dan komunitas.
Salah satu perusahaan yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, yaitu PT Coca-Cola Amatil Indonesia. Mereka mengerahkan puluhan karyawan untuk memungut sampah di sekitar GBK. Secara khusus, mereka juga memunguti sampah-sampah kecil yang menyelip di taman.
Glen (25), karyawan PT Coca-Cola Amatil Indonesia, mengatakan tertarik ikut kegiatan ini karena melihat kesadaran masyarakat Jakarta untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang.
”Masyarakat masih sering membuang sampah, khususnya bekas kemasan makanan dan minuman, sembarangan,” ujar warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, tersebut.
Sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan yang memproduksi tutup botol minuman, Glen tergerak untuk membantu mengurangi sampah anorganik di Jakarta. Ia menyayangkan sikap masyarakat yang masih tidak acuh terhadap kebersihan lingkungan. Selain tidak dapat teruraikan, sampah anorganik seperti kaca dan plastik dapat membahayakan orang lain, khususnya pejalan kaki.
Ia mengatakan, pihak perusahaannya sering mengadakan kampanye untuk menjaga kebersihan lingkungan. Menurut Glen, kampanye tentang kebersihan lingkungan perlu digaungkan secara terus-menerus, tidak hanya saat jelang Asian Games. Kampanye tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di Jakarta untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sampah Jakarta
Kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah pemulung yang tergabung dalam Ikatan Pemulung Indonesia (IPI). Ketua Umum IPI Prispoli Lengkong mengatakan, IPI merupakan komunitas binaan dari Kementerian Perindustrian. Oleh karena itu, mereka ingin ambil bagian dalam kegiatan Kolaborasi Industri untuk Indonesia Bersih.
Menurut Prispoli, seperti data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, ada 7.000 ton sampah yang dihasilkan di Jakarta. Jumlah tersebut merupakan sampah yang terhitung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. ”Kalau yang tidak terhitung, diperkirakan mencapai 9.000 ton,” ujarnya.
Sebanyak 2.000 ton sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jakarta menjadi lahan untuk para pemulung mencari barang yang dapat diolah kembali. Ia mengatakan, ada 11 jenis sampah yang dapat diambil pemulung untuk dijual ke tempat daur ulang.
Jenis sampah yang dapat dijual tergolong dalam jenis sampah anorganik, seperti plastik dan kaca. Dalam sehari, mereka dapat mengumpulkan sampah anorganik hingga 1.990 ton yang laku di tempat daur ulang.
Selain di TPST dan TPA, sampah-sampah tersebut dikumpulkan di sekitar sungai di Jakarta, seperti di Manggarai, Banjir Kanal Timur, dan Kali Ciliwung. Selain untuk mencari sampah yang dapat dijual ke pemborong, mereka juga sering mengadakan gerakan bersih sampah di sungai untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
”Kami lakukan gerakan bersih lingkungan tersebut atas inisiatif pribadi agar sampah di Jakarta tidak mencemari lingkungan,” kata Prispoli. Saat ini, sekitar 25.000 pemulung telah tergabung dalam IPI. Sebanyak 6.000 orang merupakan pemulung yang beroperasi di Bantargebang.