JAKARTA, KOMPAS -- Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8/2018). Pertemuan membahas hubungan kedua negara sebagai mitra strategis dan hubungan dagang kedua negara.
Pertemuan berlangsung setengah jam, mulai jam 09.00 sampai jam 09.30. Menteri Pompeo langsung meninggalkan istana tanpa memberikan keterangan pers.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu Muhammad Anshor, dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Budi Bowoleksono.
Menurut Menlu yang menyampaikan keterangan kepada wartawan didampingi Enggartiasto dan Budi, terdapat beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan. Pertama, komitmen AS dan Indonesia untuk melanjutkan kemitraan strategis (strategic partnership) yang sudah ada sejak 2015.
“Jadi hubungan bilateral kita dibangun berdasarkan strategic partnership dan Presiden juga mengatakan bahwa strategic partnership yang kita bangun hendaknya tak hanya bermanfaat bagi kedua negara tapi juga dunia,” tutur Menlu.
Issu lainnya berkaitan dengan kerja sama ekonomi. Kedua negara komit untuk meningkatkan kerja sama ekonomi terutama di bidang perdagangan.
“Presiden menyampaikan bahwa harapan Indonesia tentunya fasilitas GSP (generalized system preferences) tetap akan diberikan kepada Indonesia karena kalau kita lihat dari barang-barang yang ada di dalam GSP, maka 53 persen dari barang-barang tersebut terkait dengan produk yg diekspor oleh Amerika Serikat. Capital goods, 53 persen di antaranya terkait dengan proses produksi yang diperlukan Amerika Serikat,” tambah Retno.
Enggartiasto mengatakan, dari kunjungannya ke Washington DC dua pekan lalu, dia telah menyampaikan bahwa Indonesia memahami defisit yang dihadapi Pemerintah Amerika Serikat. Karenanya, Pemerintah Indonesia mendorong supaya total perdagangan Indonesia-Amerika Serikat tak hanya 28 juta dollar AS, melainkan bisa mencapai 50 juta dollar.
Untuk mencapai itu, kata Enggar, akan disusun peta jalan dan penyusunan daftar komoditas yang bisa diperdagangkan kedua negara. Harapannya, target tersebut bisa dicapai dalam satu dua tahun ini. Namun, diakui peta jalan ini harus disusun hati-hati. “Setidaknya, kami menyepakati bahwa (total perdagangan) 28 juta dollar AS terlalu kecil,” tutur Enggar.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8/2018).