Terowongan Waktu
Hanya sekitar 2,5 jam berkendara dari Praha, Ceko, terletak Karlovy Vary (Carlsbad), kota di dekat perbatasan Jerman. Tidak hanya permai, kota yang sarat sejarah ini juga memiliki tradisi spa sepanjang 650 tahun.
Lepas dari kota Praha yang cantik dan sesak oleh bangunan kuno, suguhan pemandangan menuju Karlovy Vary terasa berbeda. Hamparan ladang gandum terbentang luas di kiri-kanan jalan, diselingi hutan-hutan pinus dan perbukitan.
Desa-desa yang dilewati memiliki corak mirip satu dan lainnya. Rumah-rumah bergaya sederhana dengan atap rendah, tembok plester berwarna abu-abu atau kuning lemon. Jendela-jendela kayu dihiasi tirai dari renda, di tepinya berjejer pot dengan bunga-bunga musim panas yang menjuntai indah.
Kota ini setiap tahun didatangi lebih dari 2 juta wisatawan sehingga ia menjadi satu-satunya kota kecil di Ceko yang memiliki bandara sendiri. Namun, berkendara dengan mobil lebih menyenangkan karena jaraknya lebih pendek, sekitar 146 kilometer, dibandingkan perjalanan kereta api yang mencapai 236 kilometer.
Apa yang membuat kota ini istimewa adalah karunia alam berupa mata air panas (thermal springs) yang diyakini memberi daya penyembuh. Ada 79 mata air panas yang sudah ditemukan, tetapi baru 12 mata air yang digunakan untuk terapi beragam penyakit. Daya tarik ini membuat Karlovy Vary dijuluki sebagai ”kota spa terbaik” di Eropa.
Raja Bohemia Charles IV (kadang disebut Karl atau Carl, yang memerintah pada 1346-1378) disebut sebagai penemu pertama mata air panas ini. Konon, sehabis berkuda, ia merendam kakinya yang terluka di salah satu mata air panas itu dan lukanya sembuh. Ia kemudian memerintahkan pembangunan kota Karlovy Vary (Carlsbad) di sekitar sumber-sumber air panas.
Awalnya, para ahli kesehatan menyarankan seseorang harus berendam selama beberapa jam dalam proses terapi. Namun, kini proses berendam cukup 20 menit sampai maksimum 60 menit. Sebagian besar hotel di sini menyediakan fasilitas spa dengan metode beragam, mulai dari tradisional sampai modern.
Ada juga sanatorium yang memang dirancang untuk akomodasi dan terapi, lengkap dengan restoran yang menyediakan menu sehat. Di pagi atau sore hari, kita bisa melihat rombongan ”pasien” yang berbalut kimono putih keluar dari sanatorium berjalan kaki menuju area kolonada (colonnade).
Selain untuk berendam, air termal ini juga disarankan diminum. ”Namun, jangan menggunakan botol plastik karena plastik akan melepuh dan membuat campuran toksik,” kata seorang pengunjung. Penjual botol khusus untuk menampung air panas cukup banyak di Karlovy Vary. Botol-botol seharga 5-10 euro itu sekaligus bisa menjadi cendera mata.
Kolonada
Sumber-sumber air panas purba ini berada dalam kolonada, bangunan antik yang menaungi sejumlah mata air panas. Ada tiga kolonada besar yang berjejer di sepanjang promenade, yaitu Sadova, Mlynska, dan Vridelni. Setiap bangunannya memiliki kecantikan arsitektur yang berbeda. Namun, kolonada Mlynska langsung menyedot perhatian karena kemegahannya. Bangunan yang panjangnya sekitar 130 meter ini memiliki 124 pilar berdesain corinthian.
Cuaca terik siang itu langsung teredam ketika berjalan di antara lorong-lorong kolonada dengan lantai marmernya yang menguarkan kesejukan. Mlynska juga memiliki serambi yang dihiasi 12 patung yang menyimbolkan 12 bulan dalam setahun.
Di antara pilar-pilar terdapat pancuran kecil yang warnanya kecoklatan seperti warna karat. Air yang keluar dari pancuran ini suhunya sekitar 68 derajat celsius sehingga uap putih samar-samar muncul di antara percikan air. Pengunjung mengantre dari tiga sisi, mengisi penuh botol yang dibawa. Rasanya? Agak aneh. Ada rasa asin bercampur dengan wangi belerang.
”Jika penyakit Anda tidak bisa sembuh oleh 12 mata air yang ada di sini, mata air ke-13 akan menyembuhkannya, yaitu bir,” kata Tomas, pemandu setempat, sambil menunjuk gerai bir besar yang berbentuk botol. Tomas mungkin setengah bergurau, tetapi bir merupakan ”karunia” berikutnya bagi kota ini.
Bir menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup warga Ceko. Tak ada jam khusus untuk minum bir. Pagi, siang, sore, atau malam, bir akan terus disuguhkan di kafe ataupun restoran. Karlovy Vary merupakan salah satu kota penginisiasi bir di Ceko.
Tradisi pembuatan bir di sini sudah berlangsung sejak 1339 di bawah pengawasan Raja Charles IV. Sampai sekarang, proses tradisional yang sudah berlangsung ratusan tahun itu masih dipertahankan. Spa bir, berendam di dalam bak berisi galonan bir dan campuran herbal (sambil minum bir tentunya), juga menjadi destinasi populer di kota ini.
James Bond
Sungai Tepla yang membelah Karlovy Vary menjadi tengara kota ini. Di sisinya terbentang promenade, tempat berjalan kaki nan luas, yang dipenuhi deretan hotel, restoran, kafe, serta gerai produk spa yang menghantarkan keharuman sampai ke jalan. Gedung-gedung tua dengan sentuhan arsitektur beragam, mulai dari era barok sampai art nouveau,saling berimpitan.
Restoran tempat kami makan siang itu, misalnya, sudah berusia lebih dari 300 tahun dan dikelola turun-temurun, termasuk resep masakannya. Ceko memiliki menu tradisional, seperti svickova, namun setiap restoran memiliki cita rasa sendiri. Svickova adalah irisan daging sapi (biasanya sirloin) dan potongan roti yang diguyur dengan saus yang terbuat dari wortel, seledri, dan akar parsley, ditambah topping berupa krim dan selai cranberry. Campuran bahan-bahan ini memang tidak biasa, namun setelah sampai di lidah, kelembutan daging berbaur dengan rasa segar dan fruity.
Udara pegunungan yang sejuk dan suasana yang tenang menjadi alasan kota ini menjadi destinasi liburan sejumlah tokoh ternama sejak dulu. Sebut saja Goethe, Kafka, Beethoven, Kaisar Rusia Peter Agung, dan sederet bintang film. Kota ini memiliki kedekatan dengan dunia film, yang terjalin sejak penyelenggaraan festival film internasional pada 1946. Festival Film Karlovy Vary yang berlangsung setiap Juli menjadi salah satu festival film tertua di Eropa.
Bukan hanya itu, keindahan Karlovy Vary telah banyak diabadikan dalam sejumlah film, di antaranya sekuel James Bond Casino Royale yang dibintangi Daniel Craig, juga Last Holiday yang dibintangi Gerard Depardieu dan Queen Latifah. Grandhotel Pupp, hotel megah yang dikelilingi taman luas, menjadi salah satu ikon film di kota ini.
Kristal
Sebelum berpisah dengan Karlovy Vary, sempatkan singgah di pinggiran kota, tempat pembuatan kristal dan gelas (glasswork) tertua di Ceko. Sebuah kesempatan untuk mengintip ”dapur” pembuatan glasswork yang sudah berlangsung lebih dari 150 tahun.
Suasana pengap dan panas langsung menyergap saat memasuki area produksi. Kobaran bara api terlihat di semua penjuru. Para master tiup (glass blower) dan master pencetak (molder) mempertontonkan kehebatannya dengan meniup cairan panas menjadi bola-bola kaca yang indah. Kekuatan tiup dan kecekatan jari-jari dalam ”meliukkan” kaca menjadi penentu karya-karya indah yang sudah lebih dari seabad menghiasi interior sejumlah istana di Eropa.
Seluruh proses di area produksi ini berujung di tahapan yang lebih pelik, yaitu pengukiran (engraving) dan lukisan, inci demi inci, menuju kesempurnaan.