JAKARTA, KOMPAS — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak akan maju sebagai pendamping dari calon presiden yang diusung Gerindra, Prabowo Subianto, pada Pemilu Presiden 2019. Ini karena Anies memilih fokus pada tugasnya sebagai gubernur.
”Anies akan konsentrasi dengan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta,” ujar Fadli, di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Hal itu, menurut dia, disampaikan Anies langsung kepada Prabowo. ”Baru-baru saja itu disampaikan langsung kepada Pak Prabowo. Belum sampai satu minggu ini,” katanya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu, lanjut Fadli, pun menerima keputusan Anies tersebut. ”Pak Prabowo menghormati dan menghargai sikap Pak Anies,” ucapnya.
Ketika nama Anies tertutup untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo, kini justru muncul nama Sandiaga Uno, wakil dari Anies di DKI Jakarta, menjadi salah satu kandidat cawapres bagi Prabowo. Sandiaga juga menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.
Fadli tidak menampik munculnya nama Sandiaga. Nama Sandiaga disebutnya muncul beberapa hari terakhir ini. ”Ya itu, kan, (Sandiaga Uno) masih wacana,” katanya.
Munculnya nama tersebut bukan dari pihak internal Gerindra. ”Saya kira dari luar. Tidak tahu itu usulan dari partai calon mitra koalisi, bisa juga usulan dari kelompok,” lanjutnya.
Sekalipun nama Sandiaga muncul, Fadli memastikan Gerindra tetap memprioritaskan figur-figur yang diusulkan oleh partai calon mitra koalisi Gerindra di Pilpres 2019. Figur-figur itu adalah putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono; Ketua Dewan Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al’Jufrie; dan pemuka agama Islam, Abdul Somad, yang diajukan Partai Amanat Nasional (PAN).
Mengenai siapa yang akan dipilih, Fadli mengatakan, hal tersebut masih terus dibahas dengan tiga partai calon mitra koalisi di 2019, yaitu Demokrat, PKS, dan PAN.
Sementara Wakil Sekjen PAN Yandri Susanto mengatakan, munculnya nama Sandiaga merupakan usulan dari Gerindra. Terhadap usulan nama itu, PAN belum pernah membahasnya.
”Namanya tidak masuk di radar PAN. Belum pernah juga kami bahas sehingga kami belum tahu apakah PAN menerimanya atau tidak,” ujarnya.