Haifaa al-Mansour, Kembalinya Perempuan Sutradara Arab Saudi
Oleh
MYRNA RATNA
·3 menit baca
Sungguh hebat perempuan ini. Jauh sebelum Pemerintah Arab Saudi mencabut larangan menonton bioskop pada Desember 2017, Haifaa al-Mansour (43) sudah berhasil membuat sejumlah film dengan diam-diam. Ia menjadi satu-satunya sutradara Arab Saudi yang berhasil membuat sejarah dengan menjadi nomine penghargaan Oscar kategori film asing terbaik.
Haifaa al-Mansour saat ini tinggal di Los Angeles, AS, bersama suaminya yang berkebangsaan AS dan anak-anak mereka. Namun, September depan Haifaa berencana pulang ke kampung halaman untuk membuat film.
Rencana ini membuka kembali ingatan Haifaa tentang perjalanannya yang penuh perjuangan untuk menjadi perempuan sutradara. Ia memulai membuat film pada 2005 ketika berusia 30 tahun. Saat itu film masih dianggap barang tabu di tengah masyarakat Saudi.
Saat melakukan pengambilan gambar, kadang Haifaa harus bersembunyi di dalam mobil van dan memberikan instruksi melalui walkie talkie. Ia tidak boleh terlihat oleh publik berada di antara para aktor dan kru film laki-laki.
Film yang disutradarainya pada 2012, Wadjda, bukan saja berhasil masuk sebagai nomine di Festival Film Cannes, tetapi juga nomine di Penghargaan Oscar pada 2013. Wadjda bercerita tentang seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang bermimpi bisa memiliki sepeda mini seperti anak-anak laki-laki lain di lingkungan perumahan yang konservatif.
”Arab Saudi kini telah berubah. Saya rasa saya tidak akan sembunyi di dalam mobil van lagi,” kata Haifaa.
Proyek film yang akan ditanganinya di Arab Saudi berjudul The Perfect Candidate, yang akan bercerita tentang perempuan dokter Saudi yang memutuskan untuk menjadi kandidat dalam pemilihan dewan kota.
”Sungguh hebat menjadi bagian dari evolusi film di negeri ini. Sungguh indah memiliki Arab Saudi yang menjadi normal kembali,” kata Haifaa.
Frankenstein
Film terbaru Haifaa, Mary Shelley, yang dibintangi oleh Elle Fanning saat ini masih diputar di berbagai bioskop di dunia. Haifaa mengaku, dirinya sangat terkejut ketika ditawari untuk menyutradarai film itu karena sebelumnya ia hanya menyutradarai film-film dalam bahasa Arab.
Namun, latar belakang pendidikan Haifaa di mana ia mempelajari sastra di American University di Kairo dan belajar film di University of Sydney membuatnya yakin untuk membuat film dalam bahasa Inggris.
Film ini berkisah tentang Mary Wollstonecraft Shelley yang berusia 18 tahun dan bepergian ke Lake Geneva pada 1816 bersama calon suaminya, penyair Percy Shelley, dan teman-temannya termasuk Lord Byron.
Karena cuaca buruk, kelompok ini harus berdiam di dalam rumah selama berhari-hari, sampai akhirnya mereka bertaruh untuk menulis cerita horor. Mary Shelley kemudian menulis buku Frankenstein yang dipublikasikan pada 1818 dan populer sampai sekarang.
Namun, nama Mary Shelley tak tercantum di sampul muka novel karena dia perempuan. ”Bagi dia (Shelley), menulis sesuatu yang begitu orisinal tapi namanya tak bisa dicantumkan, saya langsung merasa ini benar-benar filmnya Haifaa,” kata Haifaa.
Kembali ke kampung halaman dan membuat film di sana menjadi sebuah kehormatan bagi Haifaa. ”Membuat film di Arab Saudi sangatlah penting, khususnya ketika negeri ini kembali membuka diri terhadap film dan mengizinkan kembali kehadiran bioskop dan teater,” kata Haifaa.
”Sungguh indah menjadi bagian dari proses ini. Saya yakin hal ini akan berpengaruh pada para perempuan profesional muda.” (AFP)