SEOUL, SELASA — Gempa yang mengguncang Lombok menggetarkan rasa kemanusiaan negara-negara di kawasan, salah satunya masyarakat Korea Selatan. Sejumlah komunitas warga menyampaikan langsung ungkapan belasungkawa kepada Perwakilan RI di Seoul atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana itu, salah satunya Kookmin Bank.
Presiden dan CEO Kookmin Bank, salah satu bank terbesar Korsel, Hur Yin, juga menyampaikan keprihatinan itu dihadapan Duta Besar RI untuk Korsel Umar Hadi dan Wakil Presiden Palang Merah Korea Selatan, Kim Yoon Heeuga.
”Saya menyampaikan dukacita yang mendalam seraya berharap dampak yang ditimbulkan bencana ini dapat ditekan seminimum mungkin,” kata Hur, Selasa (7/8/2018) di Seoul, Korsel.
Sebagai wujud keprihatinan itu, mewakili Kookmin Bank, Hur menyerahkan bantuan sebesar 30 juta won atau setara dengan Rp 385 juta untuk korban gempa di Lombok. Dalam pernyataan pers KBRI Seoul, disebutkan bantuan itu diserahkan kepada Palang Merah Korsel untuk disalurkan melalui Palang Merah Indonesia.
Sebagaimana Hur, Kim Yoon Heeuga juga menyampaikan keprihatinan. ”Saya sangat sedih dengan terjadinya bencana ini, terutama dengan jatuhnya korban jiwa,” kata Kim.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Dubes Umar menyampaikan apresiasi atas perhatian warga Korsel.
”Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas keprihatinan dan kepedulian yang besar dari masyarakat Korea Selatan akan musibah yang menimpa masyarakat Lombok. Saat ini, Pemerintah RI secara cepat dan terkoordinasi telah melakukan berbagai langkah penanggulangan bencana, termasuk mengoordinasikan seluruh jajaran terkait agar penanganan pascagempa dilakukan secara cepat, baik evakuasi maupun penanganan logistik, untuk memitigasi dan mencegah bertambahnya korban,” tutur Dubes Umar.
Terkait dengan bantuan yang diterima, Dubes Umar menggarisbawahi, hal tersebut merupakan kepedulian nyata masyarakat Korsel terhadap masyarakat Indonesia dan menunjukkan kedekatan di antara masyarakat kedua negara.
Dalam catatan KBRI Seoul, Lombok bagi masyarakat Korsel merupakan salah satu destinasi wisata utama setelah Bali dan Jakarta. Saat ini, setidaknya ada 700 pekerja migran asal Lombok bekerja di Korsel.
Mereka aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam paguyuban bernama Gabungan Anak Lombok (Galok), mereka melakukan kegiatan keagamaan setiap bulan, membentuk kelompok musik, serta mendirikan klub sepak bola.
Terkait dengan penanganan wisatawan internasional, terutama wisatawan asal Korsel yang turut terdampak gempa, Dubes RI menggarisbawahi, hal tersebut juga telah ditangani Pemerintah RI dengan baik.