logo Kompas.id
UtamaMencegah Agar Sejarah Tak...
Iklan

Mencegah Agar Sejarah Tak Dilupakan di Myanmar

Oleh
Elok Dyah Messwati
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HsQ32YBvyZTsx0d6Zz5dos0pD7M=/1024x690/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2FFILES-MYANMAR-POLITICS-PRISONERS_68804582.jpg
AFP PHOTO / TOMMASO VILLANI

Foto yang diambil pada 26 Agustus 1988 ini menunjukkan pasukan Myanmar memerintahkan kerumunan untuk membubarkan diri di depan Pagoda Sule yang ditutup dengan kawat berduri di pusat kota Yangon. Rezim militer di Myanmar memenjarakan hampir 10.000 orang sejak militer pertama kali merebut kekuasaan pada tahun 1962.

Gigi Ko Shell (49) rontok ketika ia ditangkap dan disiksa dalam penjara selama 14 tahun. Selama itu pula ia dipindah ke enam sel tahanan. Namun, saat peringatan 30 tahun gerakan pro demokrasi Myanmar, Ko Shell justru merasa khawatir gerakan perjuangan mereka tersebut dilupakan.

Sembari duduk di sebuah warung teh di pusat kota Yangon, Myanmar, Ko Shell khawatir sejarah gerakan pro demokrasi itu tak diajarkan pada generasi muda. Frustasi yang mencerminkan kekecewaan lebih luas terhadap pemerintah dirasakan oleh banyak aktivis demokrasi yang dipenjara karena melawan junta militer Myanmar yang telah berkuasa selama empat dekade ini.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000