Pemerintah Jepang Diminta Lebih Gigih Perjuangkan Dunia Bebas Senjata Nuklir
Oleh
Retno Bintarti
·3 menit baca
HIROSHIMA, SENIN – Peringatan 73 tahun meletusnya bom atom di Hiroshima, Senin (6/8/2018), dilakukan dengan sebuah upacara sederhana. Wali kota Kazumi Matsui meminta agar upaya pemerintah menghilangkan senjata nuklir terus dilanjutkan.
Sekitar 50.000 orang yang mewakili 58 negara diundang menghadiri upacara, termasuk Duta Besar AS William Hagerty. Tepat pada pukul 8.15, para penyintas, sanak saudara mereka, serta pengunjung lain mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang peristiwa peledakan yang mematikan tersebut.
Matsui membuka pidato dengan menggambarkan suasana seperti neraka yang terjadi pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945 ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom. Matsui meminta pengunjung untuk mendengarkan dan membayangkan seandainya mereka atau orang-orang yang dicintai berada di tempat itu.
Wali kota Hiroshima kemudian mengangkat kekhawatiran atas meningkatnya egosentrisme global dan ketegangan yang terjadi saat ini. Dia mendesak pemerintah Jepang agar lebih mengambil prakarsa untuk mencapai dunia yang benar-benar bebas nuklir. Secara lebih konkret dia mengatakan pemerintah bisa membantu dengan memberlakukan Perjanjian Larangan Senjata Nuklir.
“Negara-negara tertentu terang-terangan menyatakan semangat nasionalisme dan memodernisasi senjata nuklir mereka, menghidupkan kembali ketegangan yang sudah mereda dengan berakhirnya Perang Dingin,” kata Matsui tanpa menyebut negara-negara yang dimaksud.
Perdana Menteri Shinzo Abe yang hadir dalam peringatan tersebut mengatakan, perbedaan antara negara-negara pemilik nuklir dan yang tak memiliki nuklir, semakin lebar. Dia berjanji untuk melakukan lebih banyak lagi guna menjembatani kesenjangan.
Dia mendesak pemerintah Jepang agar lebih mengambil prakarsa untuk mencapai dunia yang benar-benar bebas nuklir.
Menurut Abe, agar bisa meraih kerja sama dari kedua pihak, sangat penting bagi semua untuk memahami realitas tragedi dari serangan nuklir. Dia kembali menyatakan janjinya bahwa Jepang mempertahankan prinsip perdamaian dan non nuklir.
Sebanyak 140.000 orang tewas dalam sekejap akibat bom atom yang dijatuhkan oleh pesawat Amerika B29 di kota Hiroshima, 6 Agustus 1945. Hanya tiga hari setelah itu, Amerika kembali menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki. Sebanyak 70.000 orang tewas dan banyak lagi yang menderita luka.
Peringatan jatuhnya bom atom kali ini dilakukan di tengah tekanan dunia terhadap perlucutan nuklir Korea Utara. Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un melakukan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Juni lalu.
Jepang tetap pada sikapnya yang keras terhadap Pyongyang terutama menyangkut penculikan yang dilakukan atas warganya. Sebuah laporan mengungkapkan pemerintah Tokyo tengah mempertimbangkan pertemuan antara Kim Jong Un dengan Abe, sementara media lokal mengembangkan kemungkinan pertemuan dilakukan di sela forum internasional di Vladivostok, Rusia, bulan depan.
“Pada saatnya saya akan harus bertatap muka dengan pemimpin Kim Jong Un dan terlibat dialog serta pemecahan nuklir, rudal, dan di atas itu semua paling penting isu penculikan, lalu membangun hubungan baru Jepang-Korut,” kata Abe, Senin, di Hiroshima. (AFP/AP/REUTERS)