Rumah dan Ternak Warga di Padang Pariaman Hanyut Terbawa Banjir Bandang
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
PADANG PARIAMAN, KOMPAS — Banjir bandang melanda Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa (7/8/2018). Tidak ada korban jiwa, tetapi bencana alam itu mengakibatkan rumah dan ternak milik warga yang berada di pinggir sungai hanyut. Banjir juga mengakibatkan sejumlah rumah dan belasan hektar sawah rusak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, banjir mengkibatkan tujuh bangunan hanyut terdiri dari enam rumah dan satu mushala (surau).
Selain itu, banjir juga mengkibatkan tujuh rumah tidak layak huni dan satu mushalla tidak layak pakai. Hal itu karena bagian belakang dan bawah bangunan itu sudah tersapu banjir.
BPBD juga mencatat sejumlah bangunan, seperti empat rumah, dua surau, dan satu bangunan pendidikan anak usia dini (PAUD) juga terancam jika banjir bandang kembali terjadi.
Yuson Landri (62), salah satu warga yang rumahnya hanyut, mengatakan, banjir bandang yang berasal dari luapan Sungai Batang Anai itu mulai terjadi Selasa pukul 02.15. Sebelumnya sejak Senin hujan melanda kawasan tersebut.
”Kami sedang beristirahat ketika banjir datang. Begitu mengetahui ada banjir, kami langsung bangun dan bergegas menyelamatkan barang-barang. Rumah warga yang berada di pinggir sungai memang tidak serta-merta hanyut ketika banjir datang, tetapi secara bertahap hingga banjir surut pukul 04.00,” kata Yuson.
Pantauan Kompas pada Selasa petang, banjir sudah surut. Air sungai yang semula mencapai ketinggian hingga beberapa meter sekarang kurang dari 1 meter. Meski demikian, di beberapa titik masih terdapat genangan yang menutup ruas jalan dan sawah milik warga.
”Berapa luas sawah saya yang tersapu banjir tidak bisa saya pastikan, tetapi yang jelas padi yang baru ditanam lima hari lalu tidak bisa diselamatkan. Sekarang sawah saya hanya terisi air dan rata karena pematang-pematangnya ikut rusak,” kata Yeni Fitri (43), warga pemilik sawah.
Dahsyatnya banjir membuat lebar sungai yang semula hanya 30 meter menjadi 130 meter di beberapa titik. Terlihat batang-batang pohon kering ataupun masih berbentuk pohon utuh di tengah-tengah sungai atau sawah. Adapun sawah rusak mencapai 60 hektar dan sebagian besar baru mulai tanam. Sementara ternak, berdasarkan informasi warga, ada 11 ekor yang hanyut dan empat yang berhasil ditemukan dalam kondisi hidup.
Hingga sore, warga yang rumahnya terancam terlihat mengosongkan rumah dan mengeluarkan pakaian dan perabotan-perabotan rumah, seperti tempat tidur dan lemari. Beberapa warga bahkan melepas atap hingga jendela rumah kemudian dibawa ke rumah keluarga tempat mereka mengungsi.
Bantuan
Sekretaris BPBD Padang Pariaman Yasrum Ajis mengatakan, mereka bersama personel dari TNI, kepolisian, Palang Merah Indonesia, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah mengevakuasi warga dan mendirikan tenda-tenda untuk tempat penampungan sementara. Batuan bersifat logistik berupa makanan siap saji dari dinas sosial juga sudah datang dan diberikan kepada korban.
Pada Selasa sore, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit juga berkunjung ke Nagari Anduriang. Dalam kunjungan itu, Nasrul didampingi Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menyerahkan bantuan berupa makanan siap saji, lauk pauk, paket tambahan gizi, terpal, dan peralatan dapur keluarga ke warga.
Menurut Nasrul, selain bantuan, pihaknya juga mengambil sejumlah langkah, yakni meminta Dinas Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Barat untuk segera membawa alat meluruskan sungai.
”Selain itu, dari pihak kabupaten tadi juga sudah menjanjikan semua rumah yang hanyut akan diganti. Nanti akan kami laporkan juga ke Gubernur Sumbar agar ada bantuan juga dari provinsi,” kata Nasrul.