JAKARTA, KOMPAS – Menjelang Asian Games, kesiapan arena pertadingan cabang bola voli gelanggang remaja Jakarta Selatan (GOR Bulungan) di Jakarta Selatan masih dikebut. Awalnya, gelanggang tingkat kota itu hanya dijadikan tempat latihan atlet. Sebulan sebelum pelaksanaan, Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) baru memutuskan tempat itu menjadi arena utama pertandingan cabang bola voli.
Pantauan di lokasi, Selasa (7/8/2018), puluhan pekerja bangunan masih mengebut menyelesaikan baik bagian luar maupun bagian dalam gelanggang. Sejumlah pekerja bangunan masih menyelesaikan penutupan lantai di bagian kursi penonton.
Mereka juga merapikan bagian-bagian lain seperti ruang ganti atlet, toilet, ruang wartawan, international technical officer (ITO), delegasi, dan komite kontrol. Karena atap gelanggang terbuat dari bahan seng, pekerja juga akan menutup bagian tersebut dengan kain hitam. Setelah itu, bagian dalam GOR akan dipasang penyejuk udara sehingga suhu maksimal di dalam ruangan bisa disetel 25 derajat Celcius.
“Sebenarnya kami sudah melakukan perbaikan sejak tahun lalu dengan dana koefisien lantai bangunan (KLB) dari PT Sinarmas. Kami sudah memperbaiki lapangan, lampu, ruangan atlet, toilet. Karena akhirnya digunakan sebagai venue, Inasgoc akhirnya memperbaiki lagi,” ujar Kepala Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan Reinhard Pangaribuan, Selasa.
Gelanggang remaja Bulungan dibangun sejak tahun 1972. Sejak tahun itu, pertandingan skala besar yang berlangsung di sana hanya tingkat Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas). Gelanggang tidak pernah digunakan untuk pertandingan regional, tetapi sekarang harus siap untuk pertandingan internasional. Sejak 1972, GOR tidak pernah direvitalisasi. Pembenahan kecil baru dilakukan tahun 2002 lalu. Sebelum digunakan sebagai venue bola voli, gedung juga belum diuji kekuatan struktur bangunannya.
Reinhard menambahan, dari sisi kapasitas penonton, GOR Bulungan juga hanya memiliki 900 tempat duduk. Kapasitas terbatas itu pun masih harus dikurangi untuk ofisial dan pendukung. Padahal, syarat dari Konfederasi Voli Asia (AVC), pertandingan kelas Asia minimal harus berkapasitas 3.000 bangku.
“Kami hanya memiliki waktu sekitar dua minggu untuk mempersiapkan kekurangan. Bagian dalam gelanggang dikerjakan oleh Inasgoc, sedangkan kami membantu mendukung bagian luarnya seperti pembenahan taman, halaman, parkiran, dan lampu di bagian luar,” imbuh Reinhard.
Venue Manager PP Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Akhmad Juniarto menambahkan, meskipun masih banyak pekerjaan, kontraktor dituntut untuk bisa menyelesaikan venue tanggal 12 Agustus atau enam hari sebelum pembukaan Asian Games. Seluruh kekurangan akan dikebut untuk menyulap gelanggang menjadi venue berkualitas internasional. Sebanyak 31 negara Asia dijadwalkan akan berlaga selama Asian Games 2018 ini.
“Ya memang dari pengalaman kami menyelenggarakan pertandingan Pro Liga (skala nasional) pun belum pernah memakai lapangan Bulungan. Namun, tiba-tiba sekarang harus jadi lapangan internasional,” kata Juniarto.
Dihuni pengamen
Selain itu, GOR selama ini juga digunakan untuk tempat menginap pengamen dan anak jalanan. Mereka memanfaatkan ruangan kosong di GOR untuk menginap. Kesan kumuh, pesing, dan berantakan pun tak bisa dihindarkan. Setelah pendekatan dan diskusi alot, unit pengelola akhirnya bisa mengusir penghuni liar tersebut. Reinhard mengakui tak mudah mengusir para pengamen karena mereka sudah bertahun-tahun menghuni gelanggang tersebut. Demi penyelenggaraan Asian Games yang lancar, akhirnya para pengamen mau ditertibkan. Selain pengamen, juga ada sembilan pedagang kaki lima (PKL) yang menyewa lapak di luar GOR. Mereka juga harus berpindah lokasi berjualan di sisi kiri GOR. Selama pelaksanaan Asian Games, PKL tetap diperbolehkan berjualan dengan syarat kualitas produknya bersih dan higienis.
Selain itu, pengelola GOR juga masih memikirkan lokasi parkir untuk ofisial, delegasi, dan pengunjung. Pasalnya, lahan GOR sangat sempit. Bahkan, bus kontingen atlet pun tidak bisa masuk ke lokasi. Bus hanya akan mengantar atlet sampai ke pintu gerbang GOR. UP Gelanggang Remaja mengusulkan, lokasi parkir kemungkinan akan meminjam SMA 70 Jakarta, kolam renang, dan parkiran Blok M Plaza. Namun, permohonan izin parkir itu sampai sekarang belum diproses. (DEA)