JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat belum menentukan arah dukungan setelah Prabowo Subianto mendeklarasikan pencalonan dirinya bersama Sandiaga Uno sebagai cawapres hanya dengan dukungan Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, arah dukungan partainya ditentukan melalui rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat yang digelar pada Jumat (10/8/2018) pukul 08.00 di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
”Kita lihat besok. Semua akan diputuskan oleh majelis tinggi,” kata Syarief saat meninggalkan kediaman Yudhoyono pada Jumat (10/8/2018) pukul 00.07.
Kita lihat besok. Semua akan diputuskan oleh majelis tinggi.
Syarief mengungkapkan tidak ada pilihan selain memilih salah satu dari dua pasangan yang telah dideklarasikan. ”Kalau melihat peta koalisi, ya, hanya dua pilihan itu,” katanya.
Belakangan beredar surat dengan tulisan tangan mengatasnamakan Yudhoyono yang menyatakan Partai Demokrat mendukung koalisi Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. Syarief menyatakan surat tersebut hoaks (kabar bohong). ”Itu hoaks. Tidak benar,” ujarnya singkat.
Dalam kesempatan yang sama, Syarief mengucapkan selamat kepada Prabowo-Sandiaga atas deklarasi pencalonan pasangan calon.
Kesepakatannya adalah umtuk duduk bersama mencari figur yang paling besar elektabilitasnya untuk menang.
Beberapa menit setelah Syarief meninggalkan lokasi, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief keluar dari kediaman Yudhoyono. Andi menambahkan, apabila Majelis Tinggi Partai Demokrat telah menentukan sikap partai akan pergi ke KPU pada pukul 09.00 untuk ikut mendaftarkan pasangan yang didukung.
Andi menyayangkan sikap Prabowo yang memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai pendampingnya. Menurut dia, Prabowo tidak menepati kesepakatan untuk memilih cawapres yang memiliki kemungkinan menang atau elektabilitas tertinggi.
Ia tidak membantah ketika ditanya bahwa tidak dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi penyebab Partai Demokrat tidak mendukung Prabowo-Sandiaga.
”Kesepakatannya adalah untuk duduk bersama mencari figur yang paling besar elektabilitasnya untuk menang,” kata Andi.
Sejauh ini sudah ada dua pasangan yang telah dideklarasikan oleh masing-masing koalisi partai politik, yakni Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (MELATI MEWANGI)