Perputaran Uang E-sports di Indonesia 1,3 Miliar Dollar AS
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Akhir tahun 2018, perputaran uang industri olahraga elektronik (e-sport) di Indonesia diperkirakan mencapai 1,3 miliar dollar AS. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi perusahaan e-sports asal Inggris, Ultimo Hombre, berekspansi ke Indonesia.
”Industri e-sports di Indonesia sangat menjanjikan dan memiliki potensi untuk terus berkembang,” kata Public Relations Principal Representative Lead Risty Brophy, Jumat (10/8/2018).
”Indonesia sekarang berada di peringkat 20 besar dunia dari segi pemasukan di bidang gaming. Selain itu, populasi gamer di Indonesia saat ini sekitar 80 juta orang,” ucapnya.
Ultimo Hombre menggelar seri kompetisi Ultimo Hombre Pyramid League. Kompetisi ini bertujuan memberi kesempatan kepada casualgamer untuk berkembang menjadi gamer profesional.
Akhir tahun 2018, perputaran uang industri e-sports di Indonesia diperkirakan mencapai 1,3 miliar dollar AS. Hal itu menjadi salah satu alasan Ultimo Hombre melakukan ekspansi ke Indonesia.
Kompetisi yang diselenggarakan pada tanggal 10-11 Agustus 2018 di Hall Senayan City, Jakarta Pusat, ini mengusung slogan ”Everyone Can Play, Anyone Can Win”.Kompetisi ini diikuti 700 gamer dari berbagai kalangan usia di seluruh Indonesia. Adapun games yang dipertandingkan adalah CSGO, Dota 2, Player Unknown Battleground, dan Mobile Legend.
”Selama ini kompetisi e-sports yang ada bersistem turnamen sehingga sulit bagi casualgamer untuk menembus kompetisi seperti itu,” ucapnya.
Padahal, kata Risty, e-sports saat ini menjadi cabang olahraga ekshibisi yang dipertandingkan pada Asian Games 2018. Namun, pembinaan usia dini untuk atlet e-sports di Indonesia belum berjalan dengan baik seperti cabang olahraga lain.
Pendiri Ultimo Hombre, Mark Adams, mengatakan, lanskap dunia e-sports saat ini lebih berpihak kepada para gamer profesional. Namun, gamer profesional hanya mewakili kurang dari 1 persen demografi dunia gaming di dunia.
E-sports saat ini menjadi cabang olahraga ekshibisi yang dipertandingkan pada Asian Games 2018.
”Di setiap negara ada gamer kasual yang ingin merasakan pengalaman yang sama dengan para gamer profesional, tetapi tidak selalu mendapat kesempatan,” ujarnya.
Industri e-sports di Indonesia sangat menjanjikan dan memiliki potensi untuk terus berkembang.
Mark menambahkan, berbagai acara yang diadakan di Inggris membuktikan, ada pangsa pasar besar bagi mereka yang ingin sukses lewat dunia gaming. Ada pula yang menjadikan gaming untuk refreshing atau bergabung dalam komunitas gaming.
Okky Ozora (24), salah satu peserta, tertarik untuk mengikuti kompetisi ini karena memiliki hobi bermain game. ”Asyik aja, bisa berkenalan dengan banyak komunitas gaming,” ucap lelaki asal Surabaya, Jawa Timur, ini.
Fransiska (20), peserta lain, tertarik mengikuti kompetisi ini karena ingin menjadi gamer profesional. ”Ada juga dukungan dari orangtua dan hadiahnya juga menarik,” kata perempuan asal Jakarta ini. (STEFANUS ATO)