Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, dan rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, menjadi bagian penting dari lobi-lobi dan diambilnya keputusan sejumlah tokoh elite negeri ini, yang menentukan nasib bangsa ini lima tahun ke depan.
Di Restoran Plataran, Kamis (9/8/2018), Presiden Joko Widodo mengumumkan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya pada Pemilu 2019. Keputusan itu diambil di saat akhir, setelah sebelumnya sempat muncul mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebagai bakal cawapres.
Berdasarkan informasi yang tertera di situsnya, Restoran Plataran berkapasitas 250 pengunjung yang menyajikan varian menu Indonesia-Asia. Sebelum bertransformasi menjadi restoran kelas menengah-atas, gedung tersebut sebelumnya pernah didiami oleh seorang dokter kandungan terkenal yang membantu proses kelahiran anak tokoh-tokoh ternama, termasuk bayi dari keluarga presiden kedua RI, Soeharto.
Bangunan dengan dekorasi mewah itu memiliki banyak ruangan privat yang kerap disewa untuk tempat pertemuan bisnis atau perhelatan acara pernikahan. Namun, sebelum ini, gedung tersebut jarang dipakai sebagai lokasi pertemuan elite politik.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny Plate mengatakan, tempat itu dipilih sebagai lokasi pengumuman Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai capres-cawapres karena punya banyak ruang khusus yang privat dan cukup besar. ”Apalagi, disediakan juga ruangan untuk tempat konferensi pers, tempatnya juga dekat dan mudah dijangkau,” katanya.
Kemarin, sebelum mengumumkan cawapresnya, Jokowi menggelar pertemuan dengan sembilan ketua umum dan sekretaris jenderal dari partai pengusungnya, di salah satu ruangan di lantai empat restoran.
Di saat yang sama dengan pertemuan Jokowi dan elite partai pendukungnya, Mahfud MD menunggu di restoran lain di seberang Plataran. Namun, Mahfud yang sudah menunggu di restoran tersebut sejak sore hari, tiba-tiba meninggalkan restoran tersebut di saat yang sama dengan penandatanganan dukungan Jokowi-Ma’ruf.
Secara terpisah, Mahfud membenarkan bahwa ia memang sudah diminta untuk mempersiapkan diri sebagai cawapres Jokowi. ”Saya tidak kecewa, hanya kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail,” katanya tentang batalnya dirinya menjadi cawapres Jokowi.
Kertanegara
Sesaat setelah Jokowi mengumumkan cawapresnya, aktivitas tampak meningkat di kediaman Prabowo di Kertanegara.
Rumah Kertanegara, bangunan rumah putih bertingkat dua itu, sekilas tampak serupa dengan bangunan rumah lain di wilayah tersebut. Namun, sejak 2014, rumah yang dihiasi pohon beringin di halamannya itu menjadi magnet kontestasi politik Tanah Air.
Prabowo memegang estafet kepemilikan rumah itu setelah sang ayah, Soemitro Djojohadikoesoemo, wafat pada 9 Maret 2001. Soemitro menjadikan rumah Kertanegara sebagai kediaman untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya, termasuk Prabowo.
Kini, rumah Kertanegara menjadi episentrum politik bagi Prabowo. Hal ini dimulai dengan kedatangan Joko Widodo pada peringatan hari ulang tahun ke-63 Prabowo, 17 Oktober 2014. Kala itu, Jokowi telah ditetapkan sebagai presiden terpilih hasil Pemilu Presiden 2014.
Rumah Kertanegara juga dijadikan lokasi pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh politik, di antaranya Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Di rumah itu pula Prabowo beserta pimpinan parpol lain mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Lalu, melalui sejumlah pertemuan di rumah Kertanegara juga, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera mengumumkan pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada 2018.
Di rumah itu pula Prabowo juga mengumumkan keputusannya untuk maju pada Pilpres 2019, didampingi Sandiaga Uno.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade menuturkan, rumah itu memang dijadikan Prabowo untuk membahas persoalan bangsa dengan berbagai tokoh politik. Upaya itu, lanjutnya, dilakukan untuk melanjutkan warisan sang ayah dan sang kakek, Margono Djojohadikoesoemo, yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara pertama bentukan dwitunggal Soekarno-Mohammad Hatta.
”Rumah itu adalah rumah keluarga yang digunakan Pak Prabowo untuk melanjutkan perjuangan bangsa,” ujarnya.
Dinamika politik belakangan ini menunjukkan rumah Kertanegara menjadi salah satu pusat episentrum politik nasional, selain istana kepresidenan; rumah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta; serta rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, dan Kuningan, Jakarta.
Dari pusat-pusat episentrum itu, secara sederhana akan terlihat siapa yang menjadi sosok-sosok penting penentu perjalanan republik ini....