Kegiatan belajar-mengajar yang diliburkan selama sembilan hari saat Asian Games diyakini tidak mengganggu penyampaian materi ajar. Sejumlah 70 sekolah terdampak sudah menyiapkan strategi menggantikan kegiatan di kelas selama libur.
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 70 sekolah yang berada di jalur dari Wisma Atlet menuju arena pertandingan akan diliburkan saat penyelenggaraan Asian Games. Pihak sekolah menyiapkan aneka cara untuk tetap memberikan materi ajar kepada siswa selama libur.
Koordinator Sekolah di Asian Games Waluyo Hadi mengatakan, 31.526 siswa di 70 sekolah, baik TK, SD, SMP, maupun SMA dan sederajat, akan diliburkan selama Asian Games. Total hari libur selama 9 hari, yaitu 17-31 Agustus.
”Sekolah-sekolah itu terdiri dari 36 sekolah yang berada di jalur Wisma Atlet ke GOR Bulungan. Sementara 34 sekolah lain di jalur Wisma Atlet ke Gelora Bung Karno, velodrom, dan arena-arena lain,” ujar Waluyo, Kamis (9/8/2018).
Menurut Waluyo, 70 kepala sekolah terdampak telah dikumpulkan. Mereka diinstruksikan tetap melangsungkan kegiatan belajar-mengajar dan mencapai target standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) melalui penugasan kepada murid.
Guru diminta untuk inovatif dan kreatif dalam memberikan tugas, termasuk tugas-tugas bernuansa Asian Games. Salah satunya, dengan mengunggah materi dan penugasan melalui media internet. Saat ini, setiap SMP dan SMA di Jakarta sudah ditugasi mempunyai situs masing-masing.
”Itu bisa dimanfaatkan untuk meng-upload materi dan penugasan,” kata Waluyo.
Bagi siswa SMA dan SMK, lanjutnya, terdapat tugas untuk membuat laporan atau peliputan ringan terkait Asian Games. Laporan itu bisa mengenai pertandingan atau hal-hal di luar pertandingan sehingga siswa tak perlu masuk ke pertandingan yang perlu membeli tiket.
Andalkan sistem daring
Kepala SMAN 30 Dwi Arsono mengatakan, kebijakan libur selama Asian Games tidak mengurangi efektivitas waktu belajar karena batas minimal waktu belajar di kelas adalah 14 minggu dalam satu semester.
”Kami sudah merancang sistem belajar (selama libur), yaitu penugasan, baik individual maupun kelompok. Tugas itu mengacu pada materi dan kompetensi dasar yang digunakan pada saat libur nanti,” ujar Dwi, Kamis.
Jenis penugasan berupa pengerjaan lembar kerja siswa (LKS), resensi, dan pengerjaan soal-soal dari guru. Media untuk mendukung proses belajar-mengajar menggunakan sistem daring seperti e-mail dan media belajar berbasis digital, Quipper. Ini adalah program teknologi yang dikembangkan pertama kali di Inggris dan sudah dipakai di Indonesia, khususnya SMAN 30.
Dwi mengatakan, penggunaan aplikasi belajar itu bisa membuat guru dan murid berinteraksi di luar kelas. ”Jadi, tidak ada jam kosong. Murid tetap belajar di rumah dengan tugas-tugas yang kami berikan,” lanjutnya.
Selama libur Asian Games, sejumlah sekolah terdampak mengandalkan sistem daring untuk mengganti tatap muka dengan siswa di kelas.
Aplikasi yang sama digunakan di SMAN 24 Jakarta. Sejumlah tugas diberikan kepada siswa melalui media pembelajaran daring.
”Untuk mata pelajaran Ekonomi, siswa sudah disiapkan sejumlah tugas dari media pembelajaran daring yang nantinya berujung pada ujian berdasarkan tugas tersebut,” kata Wakil Kepala SMAN 24 Bidang Kurikulum Dwiyani Ganewati.
SMAN 6 yang berada di sebelah Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan, juga bakal meliburkan siswanya selama Asian Games. Wakil Kepala SMAN 6 Siti Muklisoh menuturkan, tugas untuk siswa diberikan sebelum 17 Agustus 2018. Tugas itu antara lain membuat makalah, artikel, dan foto dengan tema Asian Games. Tugas dikerjakan perorangan ataupun kelompok dan dikirim melalui media sosial. ”Diharapkan murid bisa mengerjakan tugas yang kreatif,” ucapnya.
Kepala SMP Tarakanita 5 Emanuel Kristiyanto meminta guru mengaktifkan laman pribadi guna memberikan materi atau tugas kepada murid setiap hari. Guru juga diminta menghubungkan tugas dan materi dengan penyelenggaraan Asian Games 2018. ”Pola pengumpulan tugas dapat melalui daring,” ujarnya.
Kepala SMA Don Bosco 2 Pulomas Asri Indah Nursanti mengatakan, murid diberi tugas terkait dengan Asian Games untuk empat mata pelajaran, yakni Fotografi, Ilustrasi, Seni Rupa, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
”Anak-anak akan meliput kemeriahan Asian Games, seperti sejarah Asian Games, sejarah Stadion Gelora Bung Karno, dan semua yang terkait dengan Asian Games. Jadi, anak juga diarahkan untuk studi pustaka. Proses belajar kami elaborasi, jadi anak-anak akan ikut berpartisipasi tanpa kehilangan hak waktu dan belajarnya,” tuturnya.
Kepala SMAN 70 Jakarta Rita Nurmastuti mengatakan, sejak Selasa lalu, guru memberikan tugas kepada siswa selama penyelenggaraan Asian Games.
Tugas guru itu harus relevan antara Asian Games dan mata pelajaran. Rita mencontohkan, dalam pelajaran Bahasa Inggris, siswa bertugas mewawancarai atlet dengan bahasa Inggris, kemudian mengumpulkan foto, rekaman, dan artikel terkait atlet itu.
Usaha lain untuk mengatasi ketinggalan materi adalah mengadakan pelajaran tambahan pada Jumat siang setelah libur Asian Games. Namun, hal itu masih dikaji kembali pada rapat guru pekan ini.
Jadi suporter
Dukungan SMAN 70 juga dibuktikan dengan mengirimkan 350 siswa sebagai penari dalam pembukaan Asian Games 2018.
”Ini momen yang sangat langka. Pasti kami akan mendukung 100 persen penyelenggaraan Asian Games. Tentu, kami akan memberikan yang terbaik dalam rangka acara akbar ini walau kegiatan sekolah ditiadakan,” ucap Rita.
Secara keseluruhan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengerahkan 25.300 pelajar SMP dan SMA/sederajat untuk memeriahkan Asian Games.
Tiket gratis sudah disiapkan. Jadwal dan cabang olahraga sudah diatur, sekaligus koordinasi penjemputan dengan Dinas Perhubungan DKI. Sebanyak 121 bus sekolah disiapkan untuk antar-jemput siswa ini. (JOHANNES DE DEO/ADITYA DIVERANTA/AGUIDO ADRI)