LAMONGAN, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, hingga Jumat (10/8/2018) telah mendistribusikan 69 tangki ke 12 dari 19 desa di sembilan kecamatan yang kesulitan air bersih.
Kesulitan air akibat kekeringan melanda desa-desa yang tersebar di Kecamatan Sugio, Tikung, Kembangbahu, Sukodadi, Mantup, Modo, Sarirejo, Bluluk, dan Lamongan Kota. Dua kecamatan lain, Ngimbang dan Kedungpring, juga berpotensi kekeringan, tetapi belum ada laporan.
Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin, Jumat, pasokan air bersih telah dikirim ke Desa Pangkatrejo dan Bakalanrejo, Kecamatan Sugio, masing-masing 16 tangki, sedangkan di Desa Bedingin 6 tangki dan Desa Kedungbanjar 5 tangki. Air bersih juga dikirimkan ke Desa Bakalan Pule (Tikung) 6 tangki.
Desa Gedungmegareh (Kembangbahu) dan Banjarejo (Sukodadi) masing-masing 4 tangki. Desa Mantup (Mantup), Sumberagung (Modo), dan Kedungkumpul (Sarirejo) masing-masing 3 tangki. Air bersih juga dikirimkan ke Talunrejo dan Bluluk, Kecamatan Bluluk.
Menurut Muslimin, di Kecamatan Modo sebenarnya sudah ada lima desa yang mengajukan permintaan kiriman air, yakni Sumberagung, Kedungrejo, Medalem, Jatipayak, Kedungwaras, dan Kedunglerep. Di Kecamatan Lamongan Kota, Desa Kepet juga mengajukan bantuan air bersih.
Setiap hari BPBD mengirim air bersih dua kali dengan dua mobil tangki kapasitas 6.000 liter dan satu tangki 5.000 liter. Setiap hari ada enam hingga sembilan tangki air yang dikirimkan.
Wilayah terdampak kekeringan yang kesulitan air bisa saja bertambah. Pasokan air dilakukan sejak Juli hingga menjelang musim hujan. Tahun ini total disiapkan 270 tangki.
”Kami segera mengirim bantuan air bersih jika ada permintaan dari desa disertai keterangan dari desa dan camat setempat,” kata Muslimin.
Menurut Kepala Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sarirejo, Sunarti, desanya sudah dua bulan ini kekurangan air bersih. Warga mengandalkan telaga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. ”Kami minta pasokan air bersih karena telaga sudah kering,” katanya.
Di Gresik, kekeringan terjadi di 21 desa di Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, Cerne, Menganti, Kedamean, Wringinanom, dan Manyar. Kepala BPBD Gresik Tarso Sugito menyebut ada sekitar 61.000 jiwa di 19.700 keluarga terdampak kekeringan.
Waduk dan telaga yang jadi andalan warga juga mengering dan menyusut. Sebagian warga di perkotaan juga harus membeli air Rp 45.000 per kubik karena aliran air PDAM mampat.