Kairo, Kompas Kebijakan politik luar negeri Arab Saudi setelah Mohammed bin Salman menjabat putra mahkota pada Juni 2017 menunjukkan semakin keras dan konservatif. Kebijakan politik konservatif itu tidak berbanding lurus dengan gerakan reformasi di sektor sosial budaya dan ekonomi sesuai dengan visi 2030 yang digalangnya dua tahun terakhir ini.
Sikap politik konservatif itu ditunjukkan Arab Saudi hari Senin (6/8/2018) ketika memberi reaksi sangat keras terhadap Kanada yang mengkritik kondisi buruk hak asasi manusia di Arab Saudi.
Secara khusus, Kanada mengkritik langkah otoritas Arab Saudi menangkap beberapa aktivis HAM di negara itu, di antaranya Samar Badawi, Nassima al-Sada, Aziza el-Yousef, dan Ayman al-Nafjan. Menyikapi itu, Arab Saudi langsung meminta duta besar Kanada di Riyadh meninggalkan negara itu, dan Dubes Arab Saudi untuk Kanada diminta pulang ke Riyadh. Arab Saudi juga membekukan hubungan dagang dan investasi dengan Kanada.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam konferensi pers hari Rabu lalu di Riyadh menegaskan menolak mediasi terkait konflik mereka dengan Kanada.
Reaksi keras
Reaksi keras Arab Saudi terhadap Kanada mengingatkan aksi Arab Saudi terhadap Qatar pada Juni 2017. Arab Saudi saat itu memimpin aksi blokade total terhadap Qatar dengan dalih Doha mendukung dan mendanai aksi teroris di sejumlah negara. Arab Saudi juga menolak mediasi Kuwait dan negara lain dalam konfliknya dengan Qatar.
Arab Saudi juga pernah menarik duta besarnya dari Stockholm pada Maret 2015 sebagai protes atas aksi Swedia mengkritik kondisi HAM di Arab Saudi.
Arab Saudi menurunkan pula hubungan dagang dengan Jerman setelah Jerman mengkritik blokade Arab Saudi terhadap Qatar pada Juni 2017.
Arab Saudi bersikap sangat keras terhadap Kanada dan juga sebelumnya, Qatar, Swedia, dan Jerman, karena Riyadh memandang kasus negara-negara tersebut sebagai kasus politik.
Arab Saudi memiliki pandangan bahwa sikap kritis warga, lembaga, dan bahkan negara lain terhadap negara itu mengancam sistem kekuasaan monarki.
Sikap pandang itu juga melatarbelakangi tindakan Pangeran Mohammed menangkap 11 pangeran, 4 menteri, dan puluhan mantan menteri pada November tahun lalu. Aksi itu—meskipun dengan tuduhan korupsi—sulit dipisahkan dari motif politik, yakni mengamankan kekuasaan Pangeran Mohammed dari kemungkinan adanya intrik di lingkungan keluarga besar Al-Saud yang berkuasa.
Arab Saudi juga berada di balik pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri pada awal November 2017 di Riyadh. Arab Saudi saat itu menekan Al-Hariri mengumumkan pengunduran diri dalam upaya menekan pengaruh Iran dan loyalisnya, Hezbollah, di Lebanon yang semakin kuat.
Arab Saudi kini juga memandang Kanada yang mengusik isu HAM di negara itu sebagai upaya mereduksi nilai-nilai reformasi yang sedang digalang Pangeran Mohammed. Bahkan, Riyadh memandang aksi Kanada menyorot isu HAM di Arab Saudi merusak citra Pangeran Mohammed yang ingin dinobatkan sebagai tokoh reformis Arab Saudi.
Yang cukup mengejutkan, Arab Saudi memilih bersikap keras terhadap Kanada, tetapi bersikap lunak terhadap Inggris yang juga sering mengkritik kondisi HAM di Arab Saudi.
Tidak tergantung
Menurut profesor ilmu politik di Universitas Waterloo, Kanada, Bessma Momani, seperti dikutip harian berbahasa Arab, Al Quds al-Arabi, Arab Saudi memilih bersikap keras terhadap Kanada dan bersikap lunak atas Inggris disebabkan kadar hubungan Kanada-Arab Saudi selama ini.
Momani menyebut, hubungan dagang Kanada-Arab Saudi relatif kecil, hanya 4 miliar hingga 5 miliar dollar AS per tahun. Arab Saudi selama ini membeli produk militer Kanada dan sebaliknya Kanada mengimpor minyak dan petrokimia dari Arab Saudi.
Menurut Momani, Arab Saudi bisa dengan mudah mencari pengganti Kanada untuk memasok peralatan militer. Sebaliknya, Kanada bakal kesulitan mencari pengganti Arab Saudi untuk memperoleh minyak dan produk-produk petrokimia.
Momani mengatakan, keputusan Riyadh menarik pulang sekitar 15.000 mahasiswa Arab Saudi di Kanada merupakan kerugian besar bagi Kanada karena keberadaan mahasiswa Arab Saudi dalam jumlah besar di Kanada adalah sumber devisa yang cukup besar.