Bangun Hunian Sementara
MATARAM, KOMPAS -Mulai pekan depan pemerintah akan membangun 400 unit hunian sementara untuk warga korban gempa berkekuatan Magnitudo 7,0 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pembangunan hunian sementara itu merupakan realisasi instruksi Presiden Joko Widodo pada Jumat lalu. Sekitar 500 prajurit TNI telah disiapkan untuk mengerjakan rumah-rumah itu.
Hal ini mengemuka dalam rapat evaluasi penanganan gempa Lombok di halaman Kantor Bupati Lombok Utara, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Sabtu (11/8/2018). ”Hunian sementara itu untuk tahap recovery (pemulihan) dan berlaku selama 6-7 bulan sebelum fase rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi NTB Khaerul Mahsul seusai rapat.
Selain Khaerul, rapat evaluasi juga dihadiri Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Lombok Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdani, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara Suardi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB Mohammad Rum, Kepala Bidang Hukum Kepolisian Daerah NTB Ajun Komisaris Besar Abdul Azas Siagian, dan instansi terkait.
Menurut Khaerul, pembangunan hunian sementara sesuai instruksi Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dalam rapat terbatas terkait penanganan gempa Lombok di Jakarta, Jumat lalu.
Lima kecamatan di Lombok Utara menjadi prioritas pembangunan hunian sementara, yakni Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Pemenang, dan Tanjung. Lombok Utara adalah wilayah terparah yang terkena dampak gempa.
Pekan depan
Khaerul menjelaskan, 400 unit hunian sementara itu mulai dibangun awal pekan depan. Lama pembangunan diperkirakan selama seminggu. ”Pembangunan 400 unit hunian sementara itu dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Nantinya hunian sementara dibangun untuk semua pengungsi yang didata berdasarkan jumlah keluarga,” tuturnya menjelaskan.
Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdani selaku Komandan Satuan Tugas Penanganan Darurat Bencana Gempa Lombok memastikan hunian sementara itu berbahan tripleks dan dikerjakan 500 personel TNI dalam waktu sepekan. ”Hampir 90 persen rumah hancur akibat gempa. Jadi, pasti akan lama proses pembangunan rumah tersebut. Maka, disarankan ada hunian sementara,” kata Rizal.
Sekda Lombok Utara Suardi mengungkapkan, hunian sementara dapat menggunakan lahan milik pemerintah daerah. Pihaknya sedang menginventarisasi lahan sehingga pembangunan segera berjalan, antara lain menggunakan lapangan sepak bola yang ada di setiap kecamatan.
Di Yogyakarta, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berjanji akan membantu membangun rumah tahan gempa bagi warga korban gempa bumi di Lombok. Korban tidak dibuatkan rumah baru, tetapi diberikan bantuan dan pendampingan saat membangun rumah. ”Konsepnya pemerintah itu membantu, bukan membuatkan baru,” kata Basuki.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan kerusakan fisik akibat gempa di Lombok, yakni rumah 67.875 unit, 468 sekolah, 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 unit mushala, dan 20 unit perkantoran. Petugas masih mendata dan memverifikasi kerusakan rumah agar bisa diajukan bantuan stimulus perbaikan rumah.
Korban tewas bertambah
Korban tewas akibat gempa Lombok terus bertambah. Berdasarkan data posko terpadu penanganan darurat bencana Gempa Lombok hingga Sabtu sore, korban tewas sebanyak 390 orang; meliputi 339 orang di Lombok Utara, 30 orang di Lombok Barat, 10 orang di Lombok Timur, 9 orang di Kota Mataram, dan 2 orang di Lombok Tengah.
Selain itu, 570 orang mengalami luka berat dan 352.793 orang mengungsi. Dari korban tewas, hanya 257 jiwa terverifikasi oleh dinas kependudukan dan catatan sipil setempat.
Adapun merujuk pada data BNPB, jumlah korban tewas mencapai 387 jiwa dengan rincian 385 korban di Lombok dan 2 orang di Denpasar, Bali. Selain itu, 13.688 orang terluka dan 387.067 orang mengungsi yang tersebar di ribuan titik.
Dari Gili
Beberapa korban yang baru dievakuasi antara lain di Desa Rempek, Kecamatan Gangga dan di Pulau Gili Trawangan, Lombok Utara. Di Desa Rempek, seorang korban tewas tertimbun longsor dievakuasi, yakni Zadik (40). Adapun di Gili Trawangan, korban dievakuasi dari reruntuhan bangunan pada Jumat (10/8) malam.
Korban tewas di Gili Trawangan adalah Herianto (25), warga Kelurahan Labuhan Kertasari, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat, NTB, yang bekerja sebagai anggota staf perusahaan jasa wisata di Gili Trawangan. ”Korban ditemukan di dekat dermaga,” ujar Koordinator Misi Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Gempa Lombok I Nyoman Sidakarya.
Hingga kini, tim SAR terus melakukan evakuasi korban di sejumlah lokasi di Lombok Utara. Nyoman mengungkapkan, proses evakuasi korban masih berlangsung di Dusun Dompu, Desa Selengan, Kecamatan Kayangan, dan di Desa Rempek, Kecamatan Gangga. Diduga empat warga masih tertimbun tanah longsor. Adapun di Desa Rempek terdapat dua warga yang diduga tertimpa banguan runtuh. Seluruh korban masih dalam proses pencarian.
(ILO/SYA/RUL/NCA)