JAYAPURA, KOMPAS - Tim SAR Jayapura, Minggu (12/8/2018), memberangkatkan dua helikopter dan satu pesawat jenis karavan guna mencari lokasi jatuhnya pesawat Dimonim Air dan mengevakuasi sembilan penumpangnya. Pesawat itu diduga jatuh di Gunung Menuk, Kampung Okatem, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sabtu (11/8) sore.
Dua heli dan pesawat tersebut mengangkut 20 petugas untuk membantu mengevakuasi korban dari Gunung Menuk. ”Kalau menggunakan jalur darat, butuh waktu sembilan jam baru bisa tiba di kawasan Gunung Menuk. Itu sebabnya kami memilih lewat jalur udara,” kata Kepala Kantor SAR Jayapura Putu Arga Sujarwadi saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu malam.
Pesawat perintis dari maskapai Dimonim Air dengan rute Tanah Merah, Boven Digoel, ke Oksibil hilang kontak pada pukul 14.50 WIT. Pesawat jenis PAC 750 dengan nomor registrasi PK-HVQ itu mengangkut dua awak pesawat dan tujuh penumpang. Kesembilan orang itu adalah pilot Leslie Sevuve, kopilot Wayan Sugapa, serta penumpang, yakni Sudir Zakana, Martina Uropmabin, Hendrikus Kamiw, Lidia Kamiw, Jamaluddin, Naimus, dan Jumaidi.
Putu mengungkapkan, cuaca buruk diperkirakan menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat Dimonim Air. Alasannya, informasi petugas SAR di kawasan Pegunungan Bintang menyebutkan, cuaca buruk melanda wilayah itu selama beberapa hari terakhir. ”Pada Sabtu malam, masih terjadi hujan deras di sana,” ujar Putu.
Bunyi ledakan
Kapolres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Michael Mumbunan mengatakan, sejumlah warga mengaku mendengar bunyi ledakan besar di sekitar Gunung Menuk sekitar pukul 15.00 WIT. Akan tetapi, mereka tidak melihat api dan asap. Kondisi cuaca di Oksibil sangat buruk dan berkabut sejak pagi.
”Kami akan menerjunkan 100 personel Polres Pegunungan Bintang untuk mencari lokasi jatuhnya pesawat dan mengevakuasi para penumpang Dimonim Air,” kata Michael.
Menurut anggota staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi Perwakilan Papua, Norbert Tunjanan, pesawat itu terbang dari Tanah Merah ke Oksibil pukul 13.42 WIT. Penerbangan pesawat perintis dari Tanah Merah ke Bandar Udara Oksibil hanya sekitar 40 menit. ”Seharusnya pesawat Dimonim mendarat di Oksibil pada pukul 14.22 WIT,” ujarnya.
Pegunungan Bintang termasuk salah satu daerah yang rawan kecelakaan pesawat. Sebelumnya, pesawat Trigana Air yang mengangkut 54 orang jatuh di Distrik Okbape pada 16 Agustus 2015. Semua penumpang tewas dalam insiden ini. Pada 12 April 2017, pesawat PK-FSO tipe C208 Caravan yang dipiloti Komisaris Rio Pasaribu dari Tanah Merah, menuju Oksibil, yang membawa barang kebutuhan pokok, jatuh di Bukit Anem, Pegunungan Bintang. Rio Pasaribu ditemukan tewas. (FLO)