Warga Ibu Kota menyambut baik Asian Games XVIII yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang sepekan lagi. Warga mengapresiasi berbagai upaya pemerintah dalam menata Jakarta guna mendukung pelaksanaan pesta olahraga tersebut.
Indonesia untuk kedua kali kembali menjadi tuan rumah Asian Games setelah Asian Games IV pada 1962. Pesta olahraga multicabang itu akan berlangsung pada 18 Agustus-2 September. Jumlah atlet dan ofisial peserta Asian Games diperkirakan 16.000 orang. Sebanyak 45 negara akan tampil dan 40 cabang olahraga akan dipertandingkan di Asian Games 2018.
Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk 26 cabang olahraga. Pertandingan itu berlangsung di sejumlah tempat, yaitu Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta International Equestrian Park, Pulomas International BMX Center, Pulomas, pantai Marina Ancol, Padepokan Silat TMII, Jakarta International Expo Kemayoran, GOR Bulungan, serta GOR Pertamina Simprug.
Pemprov DKI juga menata kawasan di sekitar tempat pertandingan dan Wisma Atlet Kemayoran. Penataan dilakukan mulai dari Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin hingga kampung-kampung warga di seberang Wisma Atlet.
Tak hanya persiapan fisik sarana dan prasarana, pemerintah juga mengeluarkan sejumlah kebijakan dan upaya demi kelancaran pelaksanaan Asian Games. Hal itu di antaranya pemantauan kualitas udara sebulan terakhir, menjaga keamanan dengan menangkap 1.953 penjahat jalanan di wilayah Polda Metro Jaya, meliburkan sejumlah sekolah, serta kebijakan transportasi ganjil genap.
Berbagai upaya penataan menjelang Asian Games itu mendapat apresiasi positif warga. Hal tersebut terangkum dalam survei jajak pendapat Kompas awal Juli lalu. Hampir enam dari sepuluh responden menilai persiapan Pemda DKI dan pemerintah pusat menyambut Asian Games dilakukan dengan baik dan serius.
Keseriusan pemerintah dalam menata kembali kota tersebut berdampak positif pada wilayah Jabodetabek. Hal tersebut diakui sekitar dua pertiga responden yang melihat wajah Jakarta mulai berubah menjelang Asian Games.
Perubahan tersebut salah satunya tampak di jalur pejalan kaki di kawasan Sudirman-Thamrin dan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Selain dilebarkan hingga 6 meter serta diberi hiasan bunga dan pohon, trotoar juga menyediakan jalur kuning bagi penyandang disabilitas. Bendera peserta Asian Games berkibar di sejumlah tempat keramaian. Tembok di sejumlah lokasi Jakarta juga dipercantik dengan mural bertema Asian Games.
Meski demikian, masih ada sekitar seperempat responden yang berpendapat, persiapan yang dilakukan pemerintah belum sepenuhnya berjalan baik. Sejumlah pekerjaan fisik terkesan kurang terencana baik, misalnya dalam hal penanganan polusi udara Kali Item, pengecatan trotoar yang berubah dari warna-warni menjadi hitam putih, dan revitalisasi trotoar di sepanjang Sudirman yang mengakibatkan posisi halte jauh dari badan jalan.
Dukungan warga
Proses persiapan Asian Games tidak sekadar mengubah penampilan Jakarta. Namun juga mengubah pola dan perilaku warga dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hal bertransportasi dan jadwal ke sekolah/kantor.
Meski demikian, tiga perempat responden tidak merasa terganggu dengan perubahan tersebut. Sikap tersebut secara tidak langsung menunjukkan warga mendukung pelaksanaan acara besar olahraga tersebut. Warga menyadari segala perubahan yang terjadi di Jakarta penting dilakukan demi suksesnya perhelatan Asian Games.
Hal tersebut juga tertuang dalam Seruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2018 tentang Partisipasi untuk Menyukseskan dan Memeriahkan Asian Games 2018. Pemprov DKI meminta partisipasi warga untuk menyemarakkan Asian Games.
Bentuk lain dari dukungan warga adalah pernyataan hampir dua pertiga responden yang setuju dengan penerapan kebijakan ganjil genap. Kebijakan pembatasan kendaraan menggunakan pelat nomor ganjil genap tersebut setiap Senin-Minggu mulai pukul 06.00 hingga 21.00. Perubahan ini diperlukan untuk memperlancar jalannya Asian Games dan memudahkan akses para atlet yang akan bertanding.
Sebanyak 57 persen responden juga menerima kebijakan jam masuk dan pulang sekolah yang akan dimajukan untuk mengantisipasi kemacetan sepanjang kegiatan Asian Games. Kendati demikian, 37 persen responden lainnya merasa keberatan dengan kebijakan tersebut. Pemerintah pun kemudian merevisi kebijakan jam masuk sekolah itu dengan meliburkan siswa selama 9 hari. Diperkirakan 17.000 siswa libur sekolah saat pelaksanaan Asian Games.
Kesadaran warga dan kepekaan pemerintah tentu tak lepas dari pemahaman bahwa Asian Games bukanlah ajang olahraga semata. Pesta olahraga se-Asia itu juga menunjukkan citra Jakarta dan Indonesia di mata masyarakat internasional. Perhelatan ini pun bisa menjadi momentum penataan kembali wajah Jakarta ke depan.