MATARAM, KOMPAS - Pariwisata di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, lumpuh seusai gempa bumi bermagnitudo 7,0. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga satu bulan ke depan hingga perbaikan sarana dan prasarana selesai dilakukan.
Pantauan di Gili Trawangan, Sabtu (11/8/2018), sebagian besar bangunan penginapan dan restoran rusak akibat gempa. Ratusan sepeda yang biasa digunakan oleh wisatawan berkeliling Gili Trawangan dibiarkan tergeletak di jalan. Pantai-pantai sepi dari wisatawan, hanya ada kuda yang berkeliaran tanpa pengawasan pemiliknya.
Menurut General Manager Hotel Vila Ombak Mada I Made Cha, selama sepekan ini tidak ada lagi wisatawan yang datang berkunjung. Semua wisatawan memutuskan meninggalkan Gili Trawangan, padahal saat itu 95 persen kapasitas hotel terisi. ”Juli-Agustus adalah puncak kedatangan wisatawan,” katanya.
Saat ini, pihaknya mulai membersihkan puing-puing akibat gempa. Proses perbaikan masih belum bisa dilakukan karena menunggu perhitungan kerusakan dari pihak asuransi. Setelah proses itu selesai, perbaikan segera dilakukan. Mereka menargetkan pertengahan September hotel kembali dibuka secara bertahap untuk wisatawan.
”Dari 149 kamar yang ada, 80 kamar akan kembali dibuka bulan depan karena kerusakannya tidak terlalu parah,” ucapnya.
Calvin Leonsius, penaksir kerugian independen dari PT Atlas Adjusting Indonesia, mengatakan, survei kerusakan mulai dilakukan Minggu ini. Ada sekitar 60 bangunan rumah, hotel, dan bungalo yang akan ditaksir kerugian akibat gempa. Setelah proses itu selesai, pemilik bisa segera melakukan perbaikan. ”Kami akan mempercepat proses penaksiran agar wisata di Gili segera pulih,” kata Calvin yang menaksir kerugian untuk PT Asuransi Allianz Utama Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengemukakan, pariwisata di Gili diperkirakan secara bertahap bisa kembali dibuka pada pertengahan September. Masih ada sekitar 40 persen fasilitas wisata, seperti hotel, restoran, dan jasa wisata lain, yang bisa segera beroperasi karena kerusakannya tidak parah dan bisa diperbaiki dalam jangka waktu yang tidak lama.
Untuk kembali meyakinkan wisatawan kembali berkunjung di salah satu destinasi wisata unggulan di NTB tersebut, pihaknya akan melakukan promosi ke dalam dan luar negeri. Wisatawan perlu diinformasikan mengenai kondisi Gili yang segera bisa kembali menyambut kedatangan wisatawan. ”Pembersihan puing-puing akibat gempa akan segera dilakukan agar perbaikan sarana dan prasarana bisa dipercepat,” ucap Faozal.
Kepala Polda NTB Brigjen (Pol) Achmad Juri menjelaskan keamanan di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air kondusif. Ada 150 personel Polri disiagakan selama 24 jam. Mereka melakukan patroli dan mendata semua warga yang keluar-masuk Gili.
Akses penyeberangan ke Gili dibatasi hanya untuk warga yang berkepentingan. Mereka yang akan menyeberang diperbolehkan melalui satu pintu di Dermaga Teluk Nara. Semua yang akan menyeberang harus mendaftar di pos penjagaan untuk mengantisipasi adanya orang yang berniat melakukan tindakan kriminal. ”Ada empat pos di tiap pulau yang akan mendata semua orang yang masuk dan meninggalkan Gili,” ujarnya. (SYA/ILO/RUL)