Banyak Dicari Peselancar yang Pernah ke Indonesia, Bir Bintang Diekspor ke AS
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri minuman beralkohol memperluas pasar dengan merambah Amerika Serikat. Selama ini minuman beralkohol Indonesia hanya diekspor ke negara Asia Tenggara.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk, Senin (13/8/2018), menjadi produsen minuman beralkohol asal Indonesia yang menembus pasar ekspor ke AS. Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia Tbk Michael Chin menyampaikan, perusahaannya sedang agresif dalam mengeksplorasi pasar baru untuk ekspor seperti ke AS.
”Kami sebelumnya ekspor ke Korea Selatan pada Mei 2018. Ini berarti Bir Bintang akan tersedia di empat benua di dunia, yakni Asia, Eropa, Australia, dan yang terbaru adalah AS,” ujarnya.
Menurut Michael, ekspor Bir Bintang ke AS karena ada permintaan yang tinggi dari kalangan peselancar AS setelah mereka melakukan perjalanan wisata ke Indonesia. Selain itu, permintaan akan Bir Bintang didorong dengan menjamurnya restoran Asia Tenggara di AS.
”Di sana cukup banyak konsumen yang mencari produk bir kita,” ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri minuman beralkohol berperan dalam menambah kas negara dari nilai cukai. Pada 2017, kontribusi industri minuman beralkohol tercatat sebesar Rp 5,27 triliun. Jumlah itu naik 2,63 persen dibandingkan penerimaan cukai 2016 yang mencapai Rp 5,14 triliun.
Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan nilai ekspor bir tercatat hingga 12 persen per tahun. Selama ini, tujuan ekspor bir hanya terbatas ke negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, Singapura, dan Timor Leste, dengan nilai 7,6 juta dollar AS pada 2017.
”Dengan adanya penerimaan devisa dari ekspor ini tentu dapat mengurangi defisit neraca perdagangan kita,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono.
Sigit memandang, ekspor perdana Bir Bintang oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk menjadi capaian tersendiri. Hal itu karena persaingan masuk pasar minuman beralkohol di AS sangat ketat.
Menurut Sigit, produsen minuman beralkohol dalam negeri mampu memproduksi produk-produk jenis premium yang kualitasnya bisa bersaing dengan produk luar negeri. Dengan demikian, hal itu juga dapat menjadi substitusi produk impor.
Meningkatnya jumlah wisatawan lokal dan mancanegara akan turut memengaruhi peningkatan produktivitas industri minuman beralkohol di dalam negeri.