PONTIANAK, KOMPAS – Pembakaran lahan oleh ayah dan dua anaknya di Desa Nanga Tikan, Dusun Duan, Kabupaten Malawi, Kalimantan Barat, membawa petaka bagi mereka sendiri. Seorang anak di antaranya meninggal, sedangkan ayah dan seorang anaknya lagi menderita luka bakar.
Korban meninggal adalah Pito, bocah berusia delapan tahun. Ia meninggal di tempat kejadian di lahan mereka di Desa Nanga Tikam. Adong (50) dan Rio (11) menderita luka bakar serius. Api berasal dari lahan yang mereka bakar untuk areal pertanian.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Sintang Kadarwanto, Senin (13/8/2018), mengatakan, pihaknya telah mengecek ke lapangan. Peristiwa itu terjadi di Desa Nanga Tikan, pada Minggu (12/8/2018) sekitar pukul 10.00.
“Ketiganya membakar lahan untuk ladang, tanpa ada bantuan dari warga lain. Akibat cuaca panas dan angin cukup kencang, arah api berbalik ke arah mereka dan membakar ketiganya," kata Kadarwanto.
Ia mengatakan, dua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Husada dalam kondisi kritis. "Kondisi Adong luka bakar 76 persen dan Rio luka bakar 80 persen. Sementara Pito korban meninggal ditempat kejadian,” kata Kadarwanto.
Dua korban kritis disarankan segera di rujuk ke Pontianak untuk penanganan yang lebih serius. Jarak dari Melawi ke Pontianak jika ditempuh dengan jalan darat sekitar 300 kilometer. Bisa ditempuh dalam satu hari.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar TTA Nyarong, mengatakan, Melawi sudah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Di sana memang termasuk daerah yang rawan kebakaran lahan.
“Kami di tingkat provinsi sudah melakukan sejumlah kebijakan dengan pemadaman api dari udara. Harusnya di tingkat kabupaten menindaklanjutinya dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan,” kata Nyarong.
Berdasarkan pantauan melalui citra satelit, kebakaran lahan terus terjadi di sejumlah wilayah di Kalbar. Jumlah titik panas di Kalbar sejak Minggu (12/8/2018) pukul 07.00 hingga Senin (13/8/2018) pukul 07.00 terdapat 450 titik, tersebar di semua 14 kabupaten/kota di Kalbar.
Titik panas terbanyak di Kapuas Hulu, yakni mencapai 111 titik. Lahan gambut di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya juga terus terbakar. Kebakaran menimbulkan kabut asap pekat pada pagi dan malam serta mengeluarkan bau asap yang sangat menyengat. Bau asap bahkan sudah masuk ke dalam rumah.