Tantangan di Saat Terakhir
Kurang dari sepekan jelang pembukaan Asian Games 2018, persiapan fisik arena telah selesai. Namun, penyelenggara masih perlu berpacu dengan waktu untuk menyiapkan perlengkapan lomba dan sarana pendukung sesuai jadwal.
JAKARTA, KOMPAS Empat tahun setelah terpilih dalam sidang Dewan Olimpiade Asia (OCA) sebagai tuan rumah Asian Games 2018, Indonesia memasuki saat-saat menentukan. Pada Sabtu, 18 Agustus 2018, pesta olahraga Asia tersebut akan dimulai.
Hingga Minggu (12/8/2018), atau enam hari menjelang pembukaan, pembangunan fisik arena telah dinyatakan selesai. Arena utama terletak di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dan Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang. Arena juga tersebar di sejumlah lokasi di Jakarta dan Jawa Barat, yakni Bekasi, Cikarang, Bogor, Bandung, Subang, dan Majalengka.
Sedikitnya Rp 4 triliun dikeluarkan pemerintah pusat untuk merenovasi dan menata kawasan GBK, yang dibangun untuk menggelar Asian Games 1962. Ditambah dengan penataan Jakabaring, jaringan kereta ringan dari dan ke bandara Palembang, serta pembangunan arena di lokasi lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut nilainya bisa mencapai Rp 30 triliun.
Selesainya pembangunan fisik—yang sempat membuat khawatir karena tertundanya penyelesaian sejumlah arena—menimbulkan optimisme bahwa Indonesia akhirnya layak menjadi tuan rumah. Namun, tantangan menghadang Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia atau Inasgoc di saat terakhir. Inasgoc harus berpacu dengan waktu menyiapkan perlengkapan lomba dan sarana pendukung.
GOR POPKI Cibubur, yang Senin ini mulai menggelar laga penyisihan bola tangan, misalnya, kekurangan lampu dan tenda pemanasan. Lampu penguat intensitas cahaya menjadi 1.500 lux untuk kebutuhan penyiaran itu dijanjikan tiba Jumat, tetapi belum terpasang hingga Minggu malam. ”Tetapi, kami tetap akan menggelar pertandingan sesuai jadwal,” kata Manajer Arena Bola Tangan Amarta Imron.
Tenda tempat pemanasan atlet juga belum didirikan. Namun, Amarta menjanjikan, tenda akan diselesaikan Minggu malam dan bisa digunakan sebelum laga pertama India melawan Taiwan.
Selain itu, tempat latihan di Arena GBK, Senayan, belum disiapkan. Karpet dan gawang belum terpasang. Padahal, arena di Cibubur telah digunakan untuk bertanding. ”Kami harap Arena GBK bisa diselesaikan. Setelah laga dimulai, peserta harus berlatih di sana,” kata Amarta.
Masih direnovasi
Renovasi akhir juga masih dilakukan di GOR Bulungan, arena bola voli. Arena yang terakhir kali ditunjuk menggelar pertandingan ini harus mulai memasang peralatan lomba dan diuji coba penggunaannya pada Senin ini karena akan dipakai berlatih tim peserta pada 16 Agustus.
Saat dipantau Sabtu (11/8), pekerja masih sibuk bekerja. Keterbatasan kapasitas tribune penonton dan luasan arena, menurut Manajer Arena Bola Voli Akhmad Juniarto, bisa membuka peluang protes dari peserta terkait kelaikan arena tersebut.
Arena angkat besi di JIExpo Kemayoran, yang lombanya dimulai 19 Agustus, akhirnya mulai ditata, Minggu, dua hari tertunda dari jadwal. Manajer Arena Angkat Besi Sony Kasiran mengatakan, penataan arena mencapai 80 persen. Panitia telah memasang peralatan lomba, pemanasan, dan latihan. ”Pekerjaan yang masih berjalan adalah pemasangan panggung, tribune penonton, tempat istirahat atlet, dan ruang pemulihan,” kata Sony.
Di Majalengka, sarana pendukung arena lomba kano/kayak di Bendung Rentang juga belum rapi. Pelat besi yang menjadi pembatas arena sepanjang 260 meter belum seluruhnya terpasang. Ban untuk melapisi sudut rintangan juga terlepas dan bisa membahayakan perahu atlet.
Rudiadi Wahidin, Kepala Subbidang Field of Play Kano Slalom Asian Games 2018, mengatakan, persiapan arena tersisa sekitar 10 persen, seperti pemasangan tribune penonton hingga nomor gawang, dan akan diselesaikan. Juga masih ada sedimentasi pasir dan sampah di arena akibat galian pasir di daerah hulu.
Adapun di Bandung, Kepala Dinas Olahraga dan Kepemudaan Jabar Yudha M Saputra memastikan Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung siap digunakan untuk pertandingan sepak bola Grup C dan E.
Yudha juga memastikan perjalanan atlet dari lokasi penginapan tim di Kota Bandung, berjarak sekitar 20 kilometer, dapat ditempuh dalam 15 menit. ”Tim akan dikawal polisi dan menggunakan Tol Soreang-Pasirkoja yang pintu keluarnya berada di depan stadion,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Arena dan Lingkungan Hidup Deputi I Bidang Operasional Pertandingan Inasgoc Arlan Lukman mengatakan, setelah tahap pembangunan fisik selesai 100 persen, Inasgoc memastikan sarana pendukung diselesaikan sesuai jadwal. Tanpa sarana pendukung, arena itu ibarat rumah tanpa perabotan sehingga tak bisa ditempati.
Secara keseluruhan, tahap overlay, atau melengkapi sarana pendukung, mencapai rata-rata 60 persen. Namun, menurut
Arlan, hal itu tidak berarti seluruh arena belum siap.
”Sebagian besar arena justru telah siap digunakan, dan sisanya memang belum dikerjakan karena sesuai jadwal pertandingan baru akan digunakan kemudian,” ujarnya.
Arlan mengatakan, pengerjaan dilakukan bertahap untuk efisiensi, terutama untuk biaya sewa peralatan pendukung. Selain itu, ada perlengkapan umum yang jumlahnya terbatas, seperti tribune penonton portabel, sekat pembatas, sistem suara, tata cahaya, dan pendingin udara. Karena itu, peralatan akan digunakan bergantian dari satu cabang ke cabang lainnya.
Secara umum, tahap overlay di setiap arena dimulai H-10 jelang pertandingan. Pemindahan peralatan dan pemasangan diselesaikan pada H-5, diikuti uji coba oleh panitia pada dua hari berikutnya. Dengan demikian, arena dapat dipakai berlatih oleh peserta, dua hari sebelum pertandingan. ”Ini sudah menjadi prosedur operasi standar yang ditetapkan OCA,” katanya.
Bahkan, OCA meminta pemasangan teknologi seperti komputer, sensor, hingga layar besar baru dilakukan lima hari menjelang laga untuk mengantisipasi kerusakan atau kehilangan.
(DRI/DNA/IKI/TAM/KEL/KYR/E08/E10)