LOMBOK UTARA, KOMPAS – Warga negara asing dan lokal yang masih bertahan di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mulai membersihkan sampah dan puing-puing runtuhan bangunan akibat gempa bumi. Mereka ingin perbaikan sarana dan prasarana segera dilakukan agar pariwisata di Gili cepat kembali normal.
Pantauan di Gili Trawangan, Minggu (12/8/2018), sebagian warga mulai beraktivitas membersihkan puing-puing bangunan yang ambruk. Sebagian ada yang membersihkan perabot toko yang rusak akibat gempa. Karang taruna setempat juga memunguti sampah yang berserakan di jalan agar tidak mengganggu aktivitas.
Pada bagian lain, hotel, restoran, dan toko-toko masih tutup. Bau tidak sedap akibat sampah daging yang membusuk mulai menyengat. Kondisi itu terjadi lantaran pemilik restoran dan rumah makan meninggalkan tempat usahanya usai gempa. Debu juga mulai terlihat di sebagian besar bangunan karena pintu dan jendela rusak akibat gempa.
Benjamin, pemilik Hotel Tropika di Gili Trawangan, mengatakan, dia mulai membersihkan puing-puing tembok yang runtuh akibat gempa. Pembersihan itu dilakukan sebab tembok tersebut runtuh di jalan yang mengakibatkan akses menuju hotelnya terputus. Dia hanya menggunakan palu untuk memecah puing-puing tembok.
“Pemerintah seharusnya membantu melakukan pembersihan akibat gempa karena saya sudah bayar pajak sesuai aturan,” ucap Benjamin yang sudah menggeluti usaha perhotelan sejak tiga tahun lalu.
Di hotel yang memiliki tujuh kamar tersebut, kondisinya saat ini sebagian retak. Hanya bagian tembok yang berada di depan hotel yang roboh. Diperkirakan perbaikan memakan waktu sekitar dua bulan hingga tempat usahanya bisa kembali dibuka.
General Manajer Hotel Vila Ombak Mada I Made Cha mengatakan, tidak semua fasilitas di Gili Trawangan rusak berat. Sebagian perlu perbaikan ringan yang membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Namun pihaknya saat ini baru bisa melakukan pembersihan dan belum bisa melakukan perbaikan, sebab perbaikan itu baru bisa dilakukan setelah ada perhitungan dari pihak asuransi.
“Dari 149 kamar yang di Hotel Vila Ombak, 80 kamar akan kembali dibuka bulan depan karena kerusakannya tidak terlalu parah,” ucapnya.
Pemilik Bungalow You dan Me, Oka Montana (51) menuturkan, warga membutuhkan bantuan alat berat untuk membersihkan runtuhan-runtuhan bangunan akibat gempa. “Kami juga perlu pasokan material dan tukang bangunan agar perekonomian warga yang mengandalkan sektor pariwisata cepat pulih,” ucapnya.