Generasi Muda Diharapkan Dukung Pembangunan Maritim
Oleh
Dahlia Irawati
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kejayaan maritim Nusantara tidak hanya tergantung pada bidang keilmuan perikanan dan kelautan. Seluruh ilmu pengetahuan harus tercurah untuk mengembalikan sejarah kejayaan maritim Nusantara. Di sanalah, peran generasi muda bangsa diharapkan berbicara.
Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat memberikan kuliah umum kepada 11.033 mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB), Selasa (14/8/2018) di Malang. ”Semua bidang ilmu diperlukan untuk pembangunan kemaritiman Indonesia. Tidak hanya pada bidang Ilmu Perikanan dan Kelautan saja, tetapi kita juga membutuhkan ahli hukum, insinyur, ekonom, bahkan sosial politik tentang kemaritiman,” kata Susi.
Untuk itu, kepada seluruh mahasiswa baru UB, Susi berpesan agar mengawal tiga pilar kelautan dan perikanan yang diusung Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tiga pilar itu adalah kedaulatan, keberlanjutan, dan integritas.
”Dengan menjaga tiga pilar tersebut, saya yakin Indonesia akan menjadi negara besar yang disegani. Di sini kalian akan belajar dan menjadi sarjana. Akan ada banyak orang pintar, kaya, dan hebat, tetapi tetaplah jaga integritas dan kejujuran. Integritas dan kejujuran akan membuat kalian berbeda,” katanya.
Kemaritiman, menurut Susi, menjanjikan masa depan baik bagi generasi penerus bangsa. Apalagi, generasi muda yang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi.
”Era globalisasi membawa arus teknologi yang luar biasa canggih. Banyak pekerjaan konvensional tergerus karena semua dapat dilakukan melalui gawai. Contohnya pengurangan jumlah pegawai di sektor perbankan. Untuk itu universitas harus mempersiapkan akan ke mana para mahasiswa setelah lulus kuliah. Saya apresiasi visi UB menjadi world class entrepreneur university. Jika lulusan UB akan menjadi pebisnis, akan membuka banyak lapangan kerja. Maka, teruslah bekerja. Pertahankan semangat dan kebahagiaan kalian menjadi mahasiswa baru sampai masa depan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Susi mengimbau agar mahasiswa baru UB cerdas dan bijaksana menggunakan teknologi, terutama gawai. ”Perubahan teknologi seperti saat ini perlu disikapi secara hati-hati dan bijaksana jika tidak mau tergerus dengan arus teknologi. Gunakan smartphone dengan sebaik-baiknya, jangan gunakan untuk hal hal yang tidak berguna,” kata Susi.
Kecerdasan teknologi saat ini mulai digunakan beberapa perusahaan untuk memangkas tenaga kerja.
Adapun Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani mengatakan bahwa selama menempuh perkuliahan di UB, mahasiswa akan dibimbing dalam aspek kognitif (pikir), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) oleh para dosen terdidik di bidang ilmunya. ”Saya beserta seluruh unsur pimpinan UB dengan bangga menyambut kehadiran saudara sebagai bagian penting dari komunitas UB, dalam kerangka membangun karakter anak bangsa yang kuat sekaligus meraih masa depan yang cerah sesuai yang saudara cita-citakan,” katanya.
Wakil Rektor III UB Arief Prajitno mengatakan bahwa penerimaan mahasiswa baru kali ini berbeda dibandingkan tahun lalu. Sebab, saat ini mahasiswa baru akan diberi pembinaan antiradikalisme dan wawasan kebangsaan. ”Materi ini harus ada pada kegiatan penerimaan mahasiswa baru guna memberikan wawasan dan menanamkan nilai moral Pancasila dalam diri mereka,” katanya.