Indonesia Adopsi Teknologi Inggris untuk Tingkatkan Keamanan Siber
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia meningkatkan keamanan siber melalui kerja sama dengan Pemerintah Inggris. Indonesia akan mengadopsi sejumlah teknologi yang dimiliki Inggris dan pelatihan bagi tenaga di bidang keamanan siber Indonesia.
Perjanjian kerja sama tersebut telah disepakati di kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa (14/8/2018). Indonesia diwakili Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi. Inggris diwakili Menteri Muda Urusan Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Mark Field.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir menyaksikan kesepakatan kerja sama tersebut. Fachir mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia.
”Kerja sama ini ada kemajuan dibandingkan dengan negara lain karena menuju ke arah konkret,” ujarnya.
Menurut Fachir, Indonesia-Inggris telah membicarakan terkait keamanan siber. Inggris menawarkan adanya pelatihan keamanan siber.
Djoko menambahkan, dengan kerja sama tersebut, Indonesia diharapkan dapat aman dari gangguan pihak luar. Ia mengatakan, saat ini, serangan siber menjadi ancaman bagi seluruh bangsa di dunia.
Sebelum bekerja sama dengan Inggris, Indonesia bekerja sama dengan Belanda dan Australia. Indonesia sengaja bekerja sama dengan negara maju agar dapat mengadopsi teknologi yang dapat digunakan untuk menjaga keamanan siber di Indonesia. Namun, ia enggan menjelaskan jenis teknologi tersebut untuk menjaga keamanan negara.
Djoko menuturkan, teknologi akan terus berkembang. Negara maju seperti Singapura pun rentan serangan siber. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan terus mengantisipasi berbagai jenis serangan siber. Selain menyiapkan teknologi, pemerintah juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat menjaga keamanan siber di Tanah Air.
Dalam nota kesepahaman tersebut disepakati beberapa hal, yaitu pertukaran informasi terkait penyusunan dan penerapan kebijakan keamanan siber di kedua negara. Mereka juga bertukar titik kontak untuk menginisiasi sistem koordinasi penanganan insiden siber yang melibatkan kedua negara dan yang bersifat global.
Mereka juga akan melakukan latihan bersama untuk penguatan kapasitas forensik siber dan kemampuan investigasi serta penanganan bukti digital. Mereka juga sepakat bertukar informasi dan pengalaman dalam kampanye edukasi kesadaran keamanan informasi untuk masyarakat.
Selain peningkatan SDM, kedua negara juga sepakat untuk pengembangan industri pendukung keamanan siber dan pertukaran informasi hasil penelitian ranah keamanan siber.
Melalui nota kesepahaman ini, Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam menyusun tata kerja dan kode etik bidang keamanan siber internasional. Indonesia akan berkontribusi secara aktif di dalam forum keamanan siber internasional.
Kerja sama lain
Fachir menjelaskan, kerja sama ini direncanakan sejak beberapa bulan lalu. Selain membahas keamanan siber, kedua belah pihak juga membicarakan kepentingan bersama terkait isu bilateral dan multilateral.
Secara khusus, dibicarakan kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan. ”Inggris merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia. Nilai investasi mereka (Inggris) mencapai 2,4 miliar dollar AS,” kata Fachir.
Kedua negara sedang mencari cara kreatif dalam peningkatan kerja sama perdagangan. Mereka sepakat untuk menghidupkan kembali forum yang dapat meningkatkan persahabatan kedua negara. Sejumlah menteri akan bertemu untuk bekerja sama di berbagai bidang.
Mereka juga membicarakan terkait isu maritim. ”Inggris merupakan negara yang punya perhatian pada sektor maritim,” lanjut Fachir.
Pasca-Brexit atau pencabutan keanggotaan Britania Raya dari Uni Eropa, Indonesia dan Inggris mengadopsi legalisasi pemerintahan Indonesia dan Uni Eropa dengan mengupayakan norma internasional.
Mark Field mengapresiasi kerja sama dari kedua negara. Ia mengatakan, kedua negara telah sepakat untuk menjalin kerja sama keamanan siber. Selanjutnya, ia berharap kedua negara dapat kooperatif dan dapat menjalin kerja sama lain secara berkelanjutan.
Ia berharap, Inggris dapat selalu menjalin persaudaraan dengan negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Sebelumnya, Inggris bekerja sama dengan Thailand di berbagai bidang. Dalam kunjungannya di Indonesia, Mark mengunjungi Bali untuk membuka konsulat Inggris yang baru.