JAKARTA, KOMPAS — Mengawali pekan ini, Senin (13/8/2018), rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan melemah bersamaan. Pelemahan ini akibat sentimen negatif dari internal berupa defisit transaksi berjalan dan eksternal berupa gejolak perekonomian Turki.
Kemarin, IHSG anjlok 3,553 persen meninggalkan level 6.000-an, menjadi 5.861,246. Pelemahan ini terdalam sejak 11 November 2016, yang saat itu merosot 4,01 persen.
Pelemahan IHSG kemarin merupakan kedua terdalam setelah indeks Turki, yang anjlok 4,34 persen. Nyaris semua bursa saham dunia merah kecuali Vietnam dan Afrika Selatan.
Investor asing membukukan jual bersih Rp 646,88 miliar di Bursa Efek Indonesia, kemarin. Dengan demikian, sejak awal tahun, investor asing mencatatkan jual bersih di Rp 49,407 triliun.
Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Senin, sebesar Rp 14.583 per dollar AS. Posisi ini merupakan yang terlemah pada tahun ini.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyampaikan, keluarnya investor dari pasar modal Indonesia merupakan antisipasi terhadap risiko sistemik pelemahan lira Turki terhadap mata uang negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi (emerging market).
”Terkoreksinya IHSG disebabkan reaksi antisipasi dari pelaku pasar dan investor pasar modal Indonesia yang beralih ke safe haven atau aset dengan tingkat risiko rendah,” ujarnya.
Krisis Turki membuat dollar AS dan yen diburu investor sehingga menguat.
Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah Redjalam, menilai, pelaku pasar khawatir krisis ekonomi di Turki merambat menjadi krisis global. Kekhawatiran itu ditambah sentimen negatif dari domestik berupa defisit transaksi berjalan yang semakin dalam.
Defisit transaksi berjalan 5,717 miliar dollar AS pada triwulan I-2018 menjadi 8,028 miliar dollar atau 3 persen produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II-2018. Transaksi finansial triwulan II-2018 yang surplus 4,015 miliar dollar AS tidak bisa menutup defisit transaksi berjalan sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) defisit 4,3 miliar dollar AS.
”Bank Indonesia dan pemerintah harus segera bertindak untuk mengembalikan kepercayaan pelaku pasar dan investor agar rupiah tidak melemah lebih dalam,” kata Piter.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies Yose Rizal Damuri berharap pemerintah fokus menarik investasi langsung untuk memitigasi risiko ketidakpastian global.
Berdasarkan data NPI yang dirilis Bank Indonesia, investasi langsung pada triwulan II-2018 surplus 2,487 miliar dollar AS. Adapun investasi portofolio surplus 53 juta dollar AS.
Berhati-hati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pemerintah mewaspadai defisit transaksi berjalan. Defisit paling dalam pernah terjadi pada 2015, yakni 4 persen PDB.
”Kami perlu berhati-hati karena situasi yang dihadapi sangat berbeda dengan 2015,” katanya.
Menurut Sri Mulyani, pada 2015 masih ada pelonggaran likuiditas dan suku bunga belum naik. Saat ini, strategi jangka pendek memperbaiki defisit transaksi berjalan melalui penerapan biodiesel 20 persen (B20) dan tingkat komponen dalam negeri.
Ia mencontohkan, impor sejumlah infrastruktur kelistrikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan dikurangi dan diganti komponen dalam negeri secara bertahap. Hal serupa berlaku bagi BUMN lain.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meyakini, pelemahan rupiah yang dipicu gejolak ekonomi di Turki hanya bersifat sementara.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsyah menyampaikan, penjualan surat berharga negara dan saham oleh investor asing, Senin, memicu pelemahan rupiah. (KRN/DIM)