KEBUMEN, KOMPAS — Gelombang tinggi yang terjadi sejak sebulan lalu mengakibatkan abrasi di sejumlah tempat di pantai selatan Jawa Tengah. Di Kebumen dan Cilacap, sejumlah bangunan warung dan tanggul beton ambrol. Wisatawan dan warga diimbau waspada jika berwisata ke pantai.
”Gelombang tinggi sudah terjadi sejak 25 Juli 2018. Ombak terus menggerus pantai dan seminggu ini sudah ada lima bangunan kios yang ambrol. Sepuluh kios lainnya terancam ambrol,” kata pengelola obyek wisata Pantai Suwuk, Kebumen, Yahyo, Rabu (15/8/2018), di Kebumen.
Dari pantauan Kompas, gelombang tinggi dan kencang masih terjadi hingga Rabu siang di Pantai Suwuk. Deburan ombak terus menerjang bibir pantai yang kini telah terkikis terjal hingga lebih dari 2 meter. Di sekitar kikisan tersebut, deretan bangunan kios berdiri menggantung dan beberapa di antaranya telah runtuh. Tidak ada aktivitas pedagang di sana.
Bibir pantai yang tergerus diberi rafia pengaman agar pengunjung tidak terperosok. ”Total di sini ada 95 pedagang. Sebanyak 15 orang sudah kehilangan tempat untuk berjualan,” kata Yahyo.
Menurut Yahyo, panjang gerusan abrasi dari ombak pantai itu terjadi sepanjang 250 meter. Abrasi terjadi dengan menggerus bibir pantai sejauh 50 meter ke arah daratan.
”Tadinya ada jalan di dekat bangunan, tetapi sekarang sudah hilang tergerus,” tuturnya. Yahyo mengatakan, pemerintah kabupaten berencana akan menata ulang kawasan tersebut dengan membangun bangunan kios baru sejauh 50 meter dari lokasi semula.
Salah satu pedagang makanan di Pantai Suwuk, Jaenal (50), mengatakan, dirinya tidak berani berjualan di bangunan kios lama karena sudah hampir ambruk. Dia pun mendirikan tenda di dekat parkiran kendaran untuk menjual dagangannya. ”Takut saat ombaknya besar karena sampai menerjang barang dagangan,” kata Jaenal.
Akibat gelombang tinggi itu, jumlah wisatawan berkurang drastis. Biasanya di akhir pekan jumlah kunjungan bisa mencapai lebih dari 200 orang. Namun, sebulan terakhir, jumlah kunjungan kurang dari 50 orang.
Kebumen memiliki garis pantai sekitar 52 kilometer. Selain di Pantai Suwuk, kerusakan bibir pantai akibat abrasi juga terjadi di Pantai Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, dengan panjang lebih dari 200 meter. Warung-warung dari bambu dan terpal sudah menggantung di bibir pantai yang tergerus ombak. Tinggi gerusan juga mencapai 2 meter.
Kabupaten Cilacap
Dari total 119 kilometer garis pantai di Kabupaten Cilacap, sekitar 1,7 kilometer di antaranya terkena abrasi akibat terjangan gelombang tinggi.
”Berdasarkan pengukuran, abrasi di Pantai Kamulyan sepanjang 1 kilometer, Pantai Bunton di Adipala 450 meter, dan di Pantai Sodong sepanjang 250 meter,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Tri Komara.
Tri menyampaikan, abrasi menggerus bibir pantai hingga 10-20 meter masuk ke daratan dan menyebabkan tanggul serta talud rusak dan ambruk. ”Abrasi tidak sampai ke jalan atau rumah. Masih aman sekitar 200 meter dari bibir pantai. Sebagai langkah darurat, kami telah memasang lebih dari 5.000 karung pasir untuk menahan gelombang tinggi,” tuturnya.
Tri mengatakan, abrasi juga mengancam bibir pantai sepanjang 1,5 kilometer di sekitar Pantai Kemiren, Cilacap. Pihaknya memasang spanduk imbauan agar warga dan wisatawan tidak mendekat apalagi berenang ke pantai karena gelombang tinggi masih cukup mengancam keselamatan.
Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Kroya BPBD Cilacap Edi Purwanto menambahkan, tanggul ambrol akibat gelombang tinggi terjadi di Pantai Cemara Sewu, Desa Bunton, Kecamatan Adipala.
”Tanggul beton memiliki panjang 250 meter, ambrol sepanjang 87 meter akibat tergerus ombak pasang. Kerugian diperkirakan Rp 700 juta,” kata Edi. BPBD UPT Kroya juga mengimbau warga untuk menjauhi tanggul dan tidak berdiri di atas tanggul karena berbahaya.