JAKARTA, KOMPAS — Kedatangan api obor Asian Games 2018 di Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018), terlambat hampir satu jam. Meski demikian, semangat warga tak juga luruh walau puncak panas di tengah hari menerpa.
Kirab atau pawai api obor di Jakarta Selatan dijadwalkan mulai pukul 12.00 WIB menuju dua lokasi. Pertama, Taman Margasatwa Ragunan yang direncanakan tiba pukul 13.45 WIB. Kedua, bekas Cafe Rolling Stones di Jalan Ampera Raya No 5 yang dijadwalkan tiba pukul 15.30 WIB. Namun, api tersebut baru tiba sekitar pukul 1 siang di Jalan Rawa Bambu, Pasar Minggu.
Sementara itu, banyak warga Kelurahan Ragunan menanti pawai tersebut lebih awal. Di depan pintu masuk Taman Margasatwa Ragunan, warga lansia sampai anak-anak berbaur. Mereka tumpah ruah di sepanjang pinggir Jalan RM Harsono yang menuju lokasi wisata tersebut.
Husna (55), misalnya, datang bersama menantu dan cucunya yang baru berusia 9 bulan pukul 12.00. Ia mengatakan begitu menantikan pawai yang baru pertama kali dilihatnya seumur hidup.
”Saya penasaran lihat (pawai api obor). Kita kan enggak tahu kapan lagi bisa lihat ini,” ujarnya.
Meskipun tidak bisa menonton langsung pertandingan di Asian Games, Husna antusias dengan acara yang dituanrumahi ibu kota Jakarta itu.
Warga lain juga begitu antusias. Ini terlihat dari atribut yang mereka pakai dan bawa untuk memeriahkan sambutan api obor. Mulai dari balon sampai stiker dan bendera Merah Putih dari plastik mereka ayunkan. Atribut tersebut ada yang didapat dari pedagang musiman yang hadir di tengah kerumunan warga.
Agus (63), warga asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, khusus datang membawa 1.600 lembar stiker yang masing-masing berukuran 3 sentimeter x 2 sentimeter. Ia juga menjual bendera Merah Putih kecil dari plastik yang dipasang di stik kayu berlapis sedotan. Setiap barang tersebut dijual Rp 1.000.
”Saya membuat ini dibantu orang-orang di rumah saya. Kemarin, saya juga menjual ini saat kirab api obor Asian Games di Bogor,” ujar pria yang biasa berdagang minuman ini.
Momen menanti pawai obor tersebut juga membawa kebahagiaan bagi warga yang mendatangi kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Pasalnya, Rabu ini tiket masuk pengunjung digratiskan.
Sejumlah wisatawan yang berkunjung secara cuma-cuma pada Rabu ini merasa senang karena bisa sekaligus mendapat bonus pengalaman sekali seumur hidup. ”Tidak disangka kami bisa melihat pawai obor di sini. Kebetulan ini berharga sekali,” kata Ujang, wisatawan asal Bekasi, yang datang bersama keluarganya.
Taman Margasatwa Ragunan menjadi Pos 11 pawai api obor Asian Games di Jakarta Selatan. Di lokasi ini, panggung besar yang diisi pergelaran seni Betawi disediakan untuk menyambut pelari etape pertama. Di antara pelari yang mengawali perjalanan api obor di Jakarta Selatan itu adalah sineas Lukman Sardi dan aktor Anjasmara. Rombongan pembawa obor tiba pukul 14.47.
Kedatangan rombongan tersebut disambut sorak-sorai warga. Dengan gawai masing-masing, mereka mengabadikan momen tersebut. Artis Sandra Olga selaku pelari ke-10 menyerahkan obor kepada Wali Kota Jakarta Selatan yang kemudian memberikan sambutan.
”Ini adalah momen langka bagi kita yang bisa dilakukan kembali setelah 56 tahun,” ujarnya kepada seluruh warga.
Inisiatif
Pada etape kedua pawai obor di Jakarta Selatan, mantan atlet bulu tangkis nasional Christian Hadinata dan Ricky Subagja bergantian melanjutkan perjalanan api obor dengan berlari. Keduanya disambut meriah oleh warga yang tumpah ruah luar, mulai dari Jalan Taman Margasatwa Barat.
Rute kedua meliputi Jalan KKO Cilandak hingga Jalan Ampera sejauh 5 kilometer. Di sepanjang jalan tersebut, warga masyarakat dan sekolah di sekitar Jakarta Selatan telah menanti rombongan pembawa obor dengan berbagai atraksi.
Warga RT 012 RW 008 Kelurahan Ragunan, misalnya, mempersembahkan atraksi reog Ponorogo. Di titik tertentu juga hadir kelompok pemuda pendukung tim sepak bola Persija, Jakmania Ragunan. Mereka menanti di pinggir jalan, membawa bendera kelompok mereka sambil menyanyikan lagu mereka.
Kelompok siswa dari sejumlah sekolah turut meramaikan suasana dengan menyanyikan yel-yel hingga lagu untuk menyambut tim pembawa obor. ”Selamat datang obor Asia,” sorak mereka sambil melambaikan bendera negara-negara di Asia.
Chandra, siswa kelas VIII salah satu SMP di Cilandak, sudah bersiap sejak pukul 11.00. Ketika rombongan pembawa obor lewat di lokasi mereka menunggu sekitar pukul 15.30, ia mengatakan cukup puas dan senang.
Hingga akhirnya rombongan tiba di Pos 20, di Jalan Ampera, api obor diserahkan dari tangan pelari terakhir kepada petugas di atas mobil pikap. Ketika perjalanan obor dilanjutkan dengan konvoi kendaraan menuju Balai Kota, Jakarta Pusat, seluruh warga kembali dan menyudahi kemeriahan.
”Saya pikir kemeriahan ini tidak pernah saya temui di Jakarta sebelumnya,” ujar Lena (48), warga Pejaten Barat, Jakarta Selatan. (ERIKA KURNIA)