KABUL, SELASA Ketika pasukan Pemerintah Afghanistan sedang fokus pada upaya memulihkan kontrol atas kota Ghazni, milisi Taliban membuat kejutan dengan menguasai sebagian besar pangkalan angkatan darat Afghanistan di Distrik Ghormach, Provinsi Faryab, Afghanistan utara. Selain memperlihatkan unjuk kekuatan oleh Taliban, situasi di Ghazni dan Ghormach menunjukkan tantangan berat yang dihadapi pasukan Afghanistan dalam menghadapi kelompok-kelompok militan.
Ketua Dewan Provinsi Faryab Mohammad Tahir Rahmani, Selasa (14/8/2018), menyebutkan, kelompok militan itu mulai menyerang pada hari Minggu. Mereka merebut tank-tank dan amunisi di pangkalan angkatan darat di Chenayeeha, Distrik Ghormach. ”Kami tidak bisa masuk ke pangkalan. Sebagian besar pangkalan masih dikuasai Taliban,” kata Rahmani.
”Mereka sedang terlalu sibuk di Ghazni,” tambah Rahmani yang menyebut ada 10 tentara Afghanistan tewas, 15 lainnya luka-luka, dan puluhan tertangkap dalam pertempuran selama dua hari. Taliban menggempur Ghazni sejak Kamis malam pekan lalu, memaksa Pemerintah Afghanistan mengerahkan pasukan tambahan ke kota tersebut.
Anggota parlemen Provinsi Faryab, Hashim Otaq, mengatakan, korban tewas di pihak tentara Afghanistan sebanyak 14 orang, sedangkan 40 orang ditahan milisi Taliban. Juru bicara Kementerian Pertahanan di Kabul mengatakan, milisi Taliban bisa masuk ke pangkalan pada Senin malam setelah mengepung tempat itu selama tiga hari.
Juru bicara Angkatan Darat Afghanistan bagian utara, Mohammad Hanif Rezaee, menambahkan, saat serangan terjadi, terdapat 100 tentara di pangkalan. ”Ini sebuah tragedi, di mana pangkalan militer jatuh ke tangan musuh. Sejumlah tentara tewas, lainnya tertawan, dan sebagian lain melarikan diri ke bukit-bukit terdekat,” kata Rezaee.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengklaim tanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan angkatan darat di Faryab. Dia mengatakan, 57 prajurit Afghanistan menyerah dan 17 lainnya ditangkap dalam pertempuran. Ia menambahkan, pihaknya telah merampas delapan kendaraan militer Humvee dari tangan tentara pemerintah.
Pasukan Pemerintah Afghanistan kesulitan menghadapi Taliban sejak pasukan tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ditarik mundur dari Afghanistan tahun 2014.
Kota hantu
Situasi kota Ghazni—sekitar 120 kilometer di sebelah barat daya ibu kota Kabul—yang diserang sejak Kamis malam, masih belum menentu. Seorang penduduk menggambarkan suasana kota itu seperti ”kota hantu”. ”Taliban pergi dari satu rumah ke rumah lain, mencari pejabat pemerintah atau keluarga mereka untuk dibunuh,” kata Sayed Zia, warga setempat.
Warga lain mengatakan, Taliban membunuh warga yang tak bersedia membantu. Jumlah korban tewas diperkirakan cukup banyak. ”Saya melihat dua truk berisi peti jenazah menuju pemakaman di kota. Tampaknya semua warga sipil,” kata Abdullah, penduduk setempat.
Jumlah korban tewas sejauh ini masih simpang siur. Kantor PBB yang mengoordinasi urusan kemanusiaan menyebutkan, sejauh ini terdapat 110 hingga 150 warga sipil menjadi korban pertempuran di Ghazni. Menurut laporan PBB, milisi Taliban bersembunyi di rumah-rumah warga dan di pasar-pasar.
Hal ini meningkatkan risiko jatuhnya korban warga sipil jika militer melakukan serangan udara. Bom-bom diletakkan di sepanjang jalan ke arah utara dan selatan kota, mengakibatkan warga sipil sulit mengungsi.