Vienna, Kota Paling Nyaman dan Paling Layak Huni di Dunia
Oleh
Myrna Ratna
·3 menit baca
Kota Vienna di Austria ditetapkan sebagai kota paling layak huni oleh Economist Intelligence Unit, Selasa (14/8/2018), menumbangkan kejayaan Melbourne (Australia) yang selama tujuh tahun menempati posisi ini, dan kini terlempar ke posisi kedua.
Vienna setiap tahun juga selalu masuk 10 besar sebagai kota yang paling layak huni. Bahkan, lembaga pemeringkat Mercer yang setiap tahun mengeluarkan hasil survei kualitas hidup menempatkan Vienna sebagai kota dengan kualitas hidup tertinggi selama sembilan tahun berturut-turut.
Setiap tahun, Economist Intelligence Unit memilih 140 kota yang memenuhi sejumlah faktor standar kualitas hidup, di antaranya infrastruktur, transportasi, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, tingkat kriminalitas, serta stabilitas ekonomi dan politik. Vienna memperoleh skor yang hampir sempurna, yaitu 99,1 dari skor maksimum 100, disusul Melbourne (98,4), Osaka (Jepang), Calgary (Kanada), dan Sydney (Australia).
Di antara kota-kota di Eropa, Vienna memiliki standar kehidupan yang tinggi dan memiliki pesona wisata yang tak kalah dibandingkan kota-kota di negara besar, seperti Perancis, Inggris, ataupun Italia.
Vienna dan Melbourne setiap tahun selalu bersaing ketat untuk meraih peringkat puncak. ”Tahun ini skor kedua kota juga meningkat. Namun, perkembangan Vienna sedikit di atas Melbourne sehingga bisa menduduki tempat teratas,” kata Simon Baptist kepada ABC Radio di Melbourne.
Skor untuk Melbourne meningkat karena perhatian kota itu terhadap musik modern, sedangkan skor Vienna meningkat karena tingkat kriminalitas turun rendah.
Menurut laporan para peneliti, kota-kota yang memiliki skor tinggi itu umumnya kota berukuran menengah dan berada di negara-negara yang tergolong kaya. Sebagian besar memiliki populasi yang rendah sehingga memiliki tempat rekreasi yang maksimal, rendah tingkat kriminalitasnya, dan pembangunan infrastrukturnya tidak masif.
Australia dan Kanada, menurut para peneliti, memiliki densitas populasi 3,2-4 yang berarti empat orang per 1 kilometer persegi. Bandingkan dengan rata-rata negara di dunia yang sekitar 58 orang.
Meski demikian, aturan itu tidak berlaku di Jepang. Kota Osaka dan Tokyo termasuk dalam kategori 10 besar, padahal tingkat densitas populasinya adalah 347. Namun, kota-kota ini dinilai memiliki transportasi publik yang sangat efisien dan standar kehidupan yang tinggi.
Adapun sejumlah ibu kota, seperti Paris (19), London (48), dan New York (57), dinilai menjadi ”korban kesuksesannya” karena tingkat kriminalitas di kota-kota itu relatif tinggi dan infrastruktur yang masif mengurangi kenyamanan kota itu sebagai tempat tinggal.
Di spektrum yang berbeda, lima kota terburuk sebagai tempat tinggal adalah Damaskus (Suriah) sebagai kota yang terburuk, disusul dengan Dhaka (Bangladesh), Lagos (Nigeria), Karachi (Pakistan), dan Port Moresby (Papua Niugini).
Pesona Vienna
Di antara kota-kota di Eropa, Vienna memiliki standar kehidupan yang tinggi. Bahkan, dalam turisme pesona Vienna tak kalah dibandingkan kota-kota di negara-negara besar, seperti Perancis, Inggris, dan Italia.
Harian Inggris, The Telegraph, menuliskan bahwa untuk memasuki museum nasional Kunsthistorisches, misalnya, wisatawan tidak perlu harus mengantre. Bandingkan, misalnya, dengan museum Louvre di Paris yang antrean untuk masuk akan sangat panjang.
Padahal, museum di Vienna memiliki koleksi para master pelukis Eropa masa lalu yang luar biasa. Sebut saja Rubens, Titian, Velasquez, Vermeer, Raphael, dan masih banyak lagi. Di museum lain, kita juga bisa menyaksikan koleksi yang spektakuler dari pelukis Gustav Klimt. (AFP)