Jembatan Gantung Penghubung Jakarta Selatan-Depok Diresmikan
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jembatan gantung baru yang menghubungkan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, dengan Kelurahan Pasir Gunung, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, diresmikan. Jembatan baru ini menggantikan jembatan lama beralas seng yang kerap rusak dan hanyut kala Sungai Ciliwung yang melaluinya meluap.
Kamis (16/8/2018), peresmian jembatan dilakukan setelah pembangunan dilakukan empat bulan lalu, Mei 2018. PT Wiratman bertindak sebagai konstruktor dengan Tim Wirasena dari Universitas Indonesia sebagai pemenang lomba desain jembatan pada 2016.
Jembatan penyeberangan orang yang dinamakan Wirataman-Karkasa ini memiliki panjang 42 meter dan lebar 2 meter. Kapasitas jembatan mencapai 300 kilogram per meter persegi atau 50 orang dalam waktu bersamaan. Adapun rentang usia jembatan tersebut diperkirakan sampai 50 tahun.
Presiden Direktur PT Wiratman Melani Wangsadinata saat ditemui pada acara peresmian mengingatkan agar jembatan ini dapat dipelihara dengan baik. ”Yang terpenting untuk menjaga ketahanan jembatan ini adalah pemeliharaannya. Kami akan memberikan panduannya kepada masyarakat atau kepala desa terkait,” katanya.
Jembatan penghubung antara RT 012 RW 002 Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, dan RT 005 RW 005 Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Depok, sebelumnya hanya dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
Sejak puluhan tahun lalu, bahan jembatan hanya seadanya, mulai dari bambu untuk kerangka dan seng untuk lantai. Naik di atas jembatan tersebut orang akan merasakan sensasi bergoyang dan suara berdecit.
Menurut beberapa warga sekitar, jembatan tersebut beberapa kali rusak dan hanyut ketika air sungai meluap. Hal ini karena jembatan lama tergantung lebih rendah dibandingkan jembatan baru yang dibangun sekitar 2 meter dari batas ketinggian sungai.
”Seingat saya, waktu cucu saya yang sudah lulus SMA masih kelas 1 SD (12 tahun lalu) jembatan lama ini pernah hanyut,” kata Umi (58), warga RT 005 RW 005. Tidak hanya hanyut, naiknya air sungai saat musim hujan juga kerap merusak jembatan.
”Kalau jembatan rusak, saya harus jalan memutar dan itu bisa 20 menit lebih lama dibandingkan lewat jembatan,” kata Rosidin, warga RT 012 RW 002. Jembatan tersebut sering dilalui warga untuk beraktivitas, seperti pergi bekerja atau sekolah.
Dengan pembangunan jembatan baru yang permanen ini, warga mengaku menjadi lebih nyaman menyeberangi sungai.
Jembatan baru ini memiliki komponen besi dan beton sebagai fondasi dan rangkanya. Satu menara jembatan berbentuk A menopang di ujung utara. Adapun lantai jembatan menggunakan papan kayu. Pagar pembatas jembatan dengan unsur ornamen Betawi diberi warna oranye dan hijau. Konstruksi jembatan memungkinkan orang yang naik merasakan sensasi bergoyang.
Sebanyak 15 perusahaan menjadi sponsor dalam proyek ini. Pembangunan jembatan tersebut didanai dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) senilai lebih dari Rp 1 miliar. Dana tersebut melebihi perencanaan sebelumnya yang diperkirakan hanya Rp 400 juta.
Ketua RW 005 Kelurahan Pasir Gunung Selatan Erlan Sutrajat mengatakan, bantuan dari pemerintah dan swasta dibutuhkan karena biaya pembangunan jembatan penghubung itu tidak murah.
Pembangunan ini telah mendapatkan rekomendasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Perencanaan pembangunan jembatan di wilayah tersebut sudah dilakukan pada 2015 oleh Pemerintah Kota Depok, tetapi terganjal regulasi (Kompas, 25/1/2018). Pada awal 2018, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru dilakukan. (ERIKA KURNIA)